"Kalau orang Batam ke Singapura, sih sudah biasa tidak ada yang istimewa, beda halnya orang Batam ke Bali, istimewa banget," Kata Rieki, seorang teman yang menemani saya dan teman-teman dari Jakarta selama di Batam, beberapa hari yang lalu.
---
Hari Selasa sampai Kamis (7-9 Oktober 2014) lalu, kebetulan saya mengunjungi Kota Batam dalam rangka acara Kompasiana Nangkring bersama BKKBN di Arianis Cafe, Batam. Tiba di Batam sehari sebelum pelaksanaan acara, saya manfaatkan untuk kordinasi dan menemani seorang teman dari Marcomm Kompas.com menyelesaikan urusan persiapan acara.
Selama tiga hari di Batam, selain menunaikan tugas dari kantor untuk memandu jalannya diskusi dengan pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan praktisi kependudukan, saya manfaatkan juga untuk bertemu Kompasianer Batam dan tentunya menyusuri Kota Batam yang katanya sebagai kota pekerja.
Kota Batam merupakan salah satu pulau yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera dan lokasinya berada dekat dengan negara Singapura dan Malaysia. Keuntungan geografis itupun saya manfaatkan untuk berkunjung ke Singapura yang hanya memakan waktu 45-60 menit perjalanan menggunakan ferry.
[caption id="attachment_365918" align="aligncenter" width="637" caption="Merlion Park dan Marina Bay Sands, Singapore/RUL"][/caption]
Karena di hari pertama dan kedua tidak memungkinkan untuk menyeberang ke Singapura, kesempatan untuk "memenuhi cap paspor" saya lakoni di hari ketiga. Ya, saya dan seorang teman memutuskan untuk pergi ke Singapura di hari ketiga. Saya berangkat dari Pelabuhan Batam Center yang berada di Jalan Engku Putri (Batam Center), Kel. Teluk Tering, Kec. Batam Kota untuk menyeberang ke Singapura.
Pagi-pagi sekali saya sudah harus berada di Pelabuhan karena mengejar keberangkatan pagi, pukul 07.00 wib. Saya benar-benar memanfaatkan waktu di hari ketiga ini karena pada sore harinya saya harus bertolak ke Jakarta.
Sesampainya di pelabuhan Batam Center, saya bergegas menuju loket pembelian tiket. Saya harus mengeluarkan kocek Rp 450.000 untuk perjalanan pergi dan pulang (pp). Menurut Rieki yang menemani kami di Batam, harga tiket di pelabuhan memang cenderung lebih mahal dibanding membelinya di loket money changer atau di lokasi pembelian tiket di luar pelabuhan, harganya hanya pada kisaran 30 dolar Singapura atau lebih kurang Rp 300.000 - Rp 350.000.
Ditambah lagi, saat itu saya belum menukarkan rupiah ke dolar Singapura. Alhasil, harga tiket menjadi sedikit lebih mahal. Setelah membeli tiket, karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, saya bergegas ke loket imigrasi dan langsung naik ke ferry.
[caption id="attachment_365902" align="aligncenter" width="614" caption="Batam Fast Ferry di Pelabuhan Batam Center/RUL"]