Mohon tunggu...
Nurull Fitriyah
Nurull Fitriyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya Nurul fitriyah usia 21 tahun, senang menulis artikel dan membaca jurnal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Problematika Penerapan kurikulum Merdeka Belajar yang Dihadapi oleh Guru Sekolah Dasar

15 Juli 2024   23:36 Diperbarui: 16 Juli 2024   00:02 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan merupakan suatu proses yang penting dan tidak  lepas dari  kehidupan  manusia,  proses ini berfungi untuk mengembangkan potensi pikiran, minat dan bakat seseorang. Seiring    perkembangan zaman terdapat banyak perubahan terjadi dalam system pendidikan di Indonesia.   Perkembangan tersebut dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan dan pembaharuan standar Pendidikan yang berlaku seperti pergantian kurikulum. Oleh karena itu adanya perubahan dan peyempurnaan kurikulum dilakukan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan yang akan diberikan khususnya pada peserta didik untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berkulitas.

Saat ini kurikulum 2013 dirancang untuk menyempurnakan kurikulum baru yaitu    kurukulum merdeka. Sebagai upaya untuk memajukan generasi bangsa Indonesia maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menciptakan sebuah kurikulum baru. Munculnya program ini, merupakan salah satu bentuk reformasi Pendidikan yang berfokus pada transformasi budaya.  Menurut Nadiem dalam (Sunarni dan Karyono, 2023) budaya  sekolah  tidak  seharusnya  hanya  berfokus pada  pendekatan  administratif  saja,  juga  harus  mampu  berorientasi  pada  inovasi  dan  pembelajaran yang  berfokus  kepada  peserta  didik,  dengan  harapan  lulusan  yang  dihasilkan  sesuai  dengan  profil pelajar Pancasila. Pelaksanaan kurikulum merdeka tentunya tidak berjalan mulus seperti yang direncakan, terdapat hambatan dan tantangannya.

Dalam pelaksanaannya, kurikulum merdeka memiliki 3 komponen yaitu kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan intrakurikuler, dan projek yang berdasar pada PPP atau Profil Pelajar Pancasila. Untuk sekolah dasar, PPP ini akan dilaksanakan diluar jam pelajaran dan akan mengambil waktu sebanyak 20-30% dari keseluruhan pembelajaran pada satuan pendidikan. Tema-tema yang bisa dipilih dalam projek PPP ini diantaranya kearifan lokal, gaya hidup.

Berbagai penelitian mengkaji tentang implementasi kurikulum merdeka diantaranya penelitian Dewi dalam (Sucipto et'al,2024) yang mengatakan bahwa terdapat kesulitan yang sering dialami para guru ialah seperti perencanaan awal proses pembelajaran yang kurang dipersiapkan seperti dengan melakukan pengisian platfrom yang telah disediakan tanpa bimbingan. Seperti Penelitian  Alimuddin  dalam (Marlia et'al,2024) menemukan  hambatan  yang dialami yaitu baru ada kepala sekolah definitif pada bulan oktober 2022 dan kurangnya pemahaman guru tentang kurikulum merdeka karena kurangnya pelatihan secara luring. Berbagai penelitian elah mengungkapkan tentang implementasi kurikulum merdeka, namun belum ada penelitian yang mengkaji secara detail tentang tantangan implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar.

Pelaksanaan Kurikulum seringkali dihadapkan   pada   tantangan   yang   berkaitan dengan  keterbatasan  sarana  dan  prasarana  di lingkungan     pendidikan. Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh guru dalam implementasi kurikulum merdeka yaitu :

  • kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru mengenai konsep dan prinsip, kurangnya pelatihan dan pendampingan yang memadai bagi guru dan terbatasnya akses terhadap teknologi dan kurangnya dukungan dari pihak terkait.
  • kurangnya pemahaman cara menurunkan/menerjemahkan CP menjadi tujuan pembelajan, kurangnya referensi model pembelajaran berdeferensiasi dan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
  • guru memiliki kesulitan dalam melakukan asesmen, perencanaan pembelajaran dan evaluasi.
  • Guru masih kurang pemahaman terkait struktural kurikulum merdeka dan masih perlu pelatihan terkait penyusunan modul ajar, penilaian pembelajaran serta masih memerlukan kesiapan sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan.

Dari berbagi masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka perlu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu:

  • Penting untuk mendorong kolaborasi antara guru dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka.
  • Diperlukan pelatihan, kolaborasi, dan berbagi praktik baik pembelajaran antar guru.
  • Diperlukan pelatihan--pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru.
  • Proses persiapan yang masih menjadi masalah paling sering dihadapi oleh guru. Oleh karena butuh banyak workshop secara masif untuk ini.

Implementasi kurikulum merdeka dalam pelaksanaannya cukup baru dan masih dalam masa adaptasi, tidak terlepas dari tantangan yaitu diantaranya: 

(1) kesulitan dalam menyusun modul ajar; (2) sarana prasarana yang belum menunjang; (3) SDM guru yang perlu ditingkatkan dalam penggunaan teknologi; (4) masih kesulitan dalam melakukan evaluasi pembelajaran; serta (5) ketimpangan kebijakan pemerintah. Simpulan penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi kurikulum merdeka dihadapkan pada berbagai tantangan pendidikan. Solusi dalam menghadapi tantangan tersebut diantaranya; (1) kesulitan dalam menyusun modul ajar dapat di atasi dengan mengikuti berbagai seminar,bimtek, pelatihan penyusunan modul ajar; (2) pada aspek fasilitas dan sarana, dapat diatasi dengan penggunaan bantuan dana dari pemerintah dan bekerja sama dengan orang tua; (3) SDM guru yang perlu ditingkatkan dalam penggunaan teknologi melalui kegiatan berbagi dan berkolaborasi dalam komunitas belajar; (4) masih kesulitan dalam melakukan evaluasi pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan oleh kepala sekolah; dan (5) hambatan terkait kebijakan pemerintah dapat diatasi dengan pembuatan kebijakan sendiri di satuan pendidikannya.

Referensi: 

https://jurnal.uns.ac.id/jkc/article/download/84353/44548

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun