Pengantar : Tulisan ini disusun oleh Nurul Khoirunnisa, seorang mahasiswi Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Semester 1 Kelas E di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tulisan ini disarikan dari Modul Ajar Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Part 9 yang diberikan oleh Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs, M.M., sebagai dosen pengampu.
Salah satu keharusan saat ini adalah pendidikan dan pelatihan. Mendesak dari segi keharusan regulasi dan tuntutan kebutuhan masyarakat yang dilakukan oleh suatu organisasi dan tidak dapat diabaikan, tidak terkecuali organisasi/lembaga pendidikan, dan halaman modal (investasi) bagi organisasi/lembaga. Memandang Pendidikan dan pelatihan yang teratur dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja yang berdampak pada peningkatan produktivitas kerja. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan seseorang meningkat sebanding dengan tingkat pendidikan dan pelatihannya. Oleh karena itu, sangat penting agar pendidikan dan pelatihan dilakukan secara serius dengan menggunakan prinsip-prinsip yang tepat.
Pendidik mempunyai peranan besar dalam keberhasilan proses pendidikan. Sebagai agen perubahan, pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi saat ini, menghadapi tantangan baru, dan memberikan kesempatan belajar yang relevan serta menyenangkan bagi peserta didik. Dalam hal ini, peningkatan kualitas peserta didik merupakan salah satu faktor penting yang sebagian besar dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan berdasarkan evaluasi yang berkelanjutan.
Pendidikan dan pelatihan berbasis evaluasi berkelanjutan merupakan salah satu komponen pengembangan profesi pendidik. Tujuan evaluasi dalam proses ini tidak hanya untuk mengetahui hasil pelatihan tetapi juga sebagai alat untuk memahami kebutuhan, kelebihan, dan potensi peserta didik. Evaluasi yang sistematis memungkinkan pengajaran yang lebih efektif berdasarkan keterampilan yang perlu ditingkatkan. Model pendidikan dan pelatihan ini mencakup serangkaian langkah yang mendukung pembelajaran, pelaksanaan, penilaian, dan perbaikan. Langkah pertama dalam proses ini adalah mengidentifikasi kebutuhan peserta didik berdasarkan evaluasi kinerja mereka. Terakhir, pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode yang relevan, seperti pembelajaran aktif, studi kasus, atau simulasi. Setelah pelatihan selesai dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dan dampaknya terhadap pengembangan keterampilan peserta didik.
Salah satu kelebihan pendekatan ini adalah kemampuannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan unik setiap anak. Melalui evaluasi, kelebihan dan kekurangan masing-masing siswa dapat diketahui sehingga program pelatihan dapat disesuaikan dengan mereka. Namun, keberhasilan pelatihan berbasis evaluasi berkelanjutan memerlukan kerja sama berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, pemerintah, dan individu peserta didik. Perlu adanya optimalisasi lingkungan dari segi kebijakan, anggaran, dan fasilitas pembelajaran. Dengan pendekatan ini, diharapkan pendidik mampu menjadi fasilitator pembelajaran yang unggul, menginspirasi, dan berkontribusi pada sistem pendidikan nasional.
Contoh: Setiap guru diharapkan menerapkan strategi yang diajarkan sepanjang pembelajaran di kelas. Proses ini dilakukan melalui observasi kelas oleh tim pengawas internal dan rekan sejawat. Evaluasi berkelanjutan memungkinkan guru untuk terus mengembangkan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga terjadi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah secara bertahap.
Natizah: Pengembangan kompetensi secara sistematis dijamin dengan peningkatan kualitas peserta didik melalui pendidikan dan pelatihan berdasarkan evaluasi. Evaluasi integral membantu mengidentifikasi kebutuhan, meningkatkan efektivitas pelatihan, dan mendorong siswa untuk terus meningkatkan diri sesuai dengan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H