BOGOR -- Jum'at (19/4/2019), Hari Libur dan akhir pekan merupakan saat -- saat yang ditunggu oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang menghabiskan waktu untuk bekerja. Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk sekadar menikmati indahnya alam. Kota Bogor menjadi salah satu destinasi wisata bagi kebanyakan masyarakat, baik lokal maupun non lokal. Udaranya yang masih sejuk menjadikan Kota Bogor selalu padat di akhir pekan dan di hari libur. Banyak tempat wisata yang menjadi tujuan wisatawan, salah satunya adalah Kebun Raya Bogor. Hanya dengan membayar tiket seharga Rp. 15.000,00/orang, kita sudah dapat memanjakan mata dengan melihatnya hijaunya pepohonan.
Tentu saya masyarakat sudah tidak asing dengan Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor sendiri merupakan sebuah kebun botani besar yang memiliki luas sekitar 87 hektar dan 15.000 ribu jenis pohon dan tumbuhan. Kebun raya ini merupakan bagian dari samida yang merupakan hutan buatan atau taman buatan yang telah dibangun pada saat pemerintahan Sri Baduga Maharaja dari Kerajaan Sunda. Awalnya hutan buatan ini digunakan untuk keperluan pelestarian benih kayu langka.
Setelahnya, pada masa kolonial Belanda, tempat wisata ini pun kemudian dijadikan tempat peristirahatan oleh Gubernur Jendral van der Capellen. Pada tahun 1800an pun Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles yang tertarik dengan bidang botani pun mengembangkan halaman Istana Bogor yang ia tinggali menjadi sebuah kebun yang cantik. Dalam membangun kebun ini, Thomas Raffles tidak sendirian, melainkan dia dibantu oleh W. Kent, ahli botani yang juga membangun Kew Garden. Jadilah istana bogor disulap menjadi sebuah taman bergaya inggris klasik.
Taman Meksiko menjadi tempat favorit untuk berfoto bagi wisatawan. Suasana yang gersang dan tandus semakin membuat Anda benar -- benar merasakan berada di Meksiko. Meskipun lebih panas dibandingkan dengan bagian lainnya, Taman Meksiko bukanlah 100% gurun. Angin semilir dari sekelilingnya tetap membuat hawa di sekitarnya terasa sejuk. Belum lagi riuh rendahnya suara kendaraan yang melalui Jalan Otto Iskandardinata akan terdengar disana. Ratusan jenis spesies tanaman sukulen seperti Agave, Euphorbia dan tanaman kaktus lainnya tersebar di Taman Meksiko.
Tidak hanya Taman Meksiko, Kebun Raya Bogor menyajikan banyak taman -- taman lainnya yang benar -- benar memanjakan pengungjungnya. Ada juga Taman Akuatik yang dijadikan pengunjung sebagai tempat terapi kaki karena adanya Ikan Garra Rufa yang siap menggelitik kaki pengunjung. Tentu saja terapi ini tidak dipungut biaya sepersen pun.
Selain Taman Akuatik, ada juga Kolam Teratai Raksasa, sebuah tanaman air yang ukurannya melebihi tampah. Jenis Teratai Raksasa ini ketika dewasa daunnya bisa mengangkat seorang bayi di atasnya tanpa takut sang bayi tenggelam karena ia memiliki lebar sepanjang tiga meter. Hal tersebut menunjukkan betapa kuatnya Daun Teratai yang aslinya berasal dari Sungai Amazon tersebut. Tanaman yang memiliki nama lain Victoria Amazonica ini memiliki bunga yang cantik berwarna putih agak kekuningan.
Bunga bangkai merupakan salah satu tanaman paling ikonik yang membuat Kebun Raya Bogor terkenal di mancanegara. Banyaknya peniliti yang datang ke kebun raya hanya untuk mengamati Bunga Bangkai ini. Bunga bangkai atau yang memiliki nama latin Amorphophalus Titanum Becc mulai ditanam pada tahun 1992.
Tanaman langka ini berasal dari Muara Aimat Jami dengan berat umbi sebesar 100 kg. Dua tahun kemudian pun bunga ini tumbuh besar mencapai 1 meter. Setelahnya, bunga ini kemudian dilindungi dan dikembangbiakkan menjadi salah satu tanaman langka. Dari sekitar 220 jenis bunga bangkai yang tersebar di seluruh dunia, Kebun Raya Bogor memiliki 26 jenis. Di tempat asalnya Anda bisa menemukan bunga ini di hutan -- hutan  di pulau Sumatera seperti Aceh dan Lampung.
Tak hanya Bunga Bangkai yang menjadi "Ratu" di Kebun Raya Bogor ini. Anggrek juga menjadi tanaman kesukaan bagi para pengunjung terutama wanita. Memiliki warna bunga yang cantik seolah -- olah ia memberikan kepuasan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Di Kebun Raya Bogor ini merupakan tempat menyimpan kurang lebih 500 spesies anggrek. Bukan hanya yang diambil dari berbagai hutan di Indonesia tetapi juga berbagai jenis anggrek hibrida alias hasil silangan.
Berbagai jenis anggrek dapat pengunjung temukan disini. Pemandangan dalam Griya Anggrek sangat memukau karena siapapun akan melihat anggrek seperti bergantungan di dalam rumah kaca tersebut. Untuk membedakannya, sayap kiri Griya Anggrek adalah untuk anggrek spesies atau anggrek alam. Sedangkan sayap kanan untuk anggrek hibrida. Spot Griya Anggrek juga menjadi salah satu spot favorit untuk berfoto bagi pengunjung dengan latar bunga anggrek yang indah.