Mohon tunggu...
Nurul Khoiriyah
Nurul Khoiriyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - beri aku 10 pemuda akan ku guncang dunia -Ir. Soekarno-. Maka jadilah anak muda yang produktif agar dunia mengenangmu

Menulislah agar di kenang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyadranan, Tradisi yang Masih Lestari di Penghujung Kota

10 Juni 2019   06:40 Diperbarui: 10 Juni 2019   06:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyadranan, mungkin banyak orang yang tinggal dikota tidak mengetahui apa itu nyadranan, tetapi bagi masyarakat pedesaan sudah tak asing lagi dengan kata tersebut. 

Nyadranan adalah suatu tradisi warisan dari leluhur yang telah mengakar di masyarakat khususnya di jawa, tradisi ini dilakukan dengan cara menziarahi leluhur atau orang yang dikramatkan yang bertujuan untuk menghormati dan memuliakan leluhur yang sudah meninggal.

Seluruh daerah di jawa memiliki tradisi ini, namun dalam setiap daerah mempunyai tata cara yang berbeda menurut kepercayaan masing-masing. Seperti halnya di dukuh Tegaron desa Ujungpandan kecamatan Welahan kabupaten Jepara ini. 

Mereka memiliki cara unik dalam menyambut datangnya tradisi tersebut. Nyadran didesa Tegaron diadakan pada bulan asyuro atau muharram pada penanggalan kalender Islam, tepatnya pada tanggal 11 muharram.

Seminggu sebelum tradisi tersebut dimulai, sanak saudara yang bekerja diperantauan semuanya mudik untuk mengikuti tradisi nyadranan, seluruh masyarakat sangat berantusias dalam melaksankan tradisi ini. 

Acara demi acara mereka lalui dengan khidmad dan seksama, seperti halnya tradisi weweh  atau memberikan makanan kepada sanak saudara yang tinggal diluar desa tersebut, hal ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi. Mereka percaya dengan menjaga silaturahmi umur mereka akan dipanjangkan dan memperbanyak rizki yang dihasilkan.

Setelah tradisi weweh banyak donatur dari desa tersebut yang ingin menyumbangkan hewan-hewan sembelihan untuk dibagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir pada nyadranan tersebut. 

Ada yang menyumbangkan sapi, kerbau, kambing, ayam. Sehari sebelum acara dimulai masyarakat menyembelih hewan-hewan tersebut lalu memasaknya secara bergotong ronyong hal ini semakin membuat rasa persudaraan, kebersamaan, saling tolong menolong diantara mereka semakin kuat .

Pada tanggal 10 Muharram mereka mengadakan santunan yatama yang diikuti dari seluruh anak yatim atau piatu dari desa Tegaron serta desa tetangga hal ini mengajarkan kepada masyarakat agar mereka lebih menyayagi sesama serta lebih mencintai anak yatim. 

Malam harinya seluruh masyarakat berbondong-bondong menuju kemakam untuk mengikuti tradisi mele'an yakni tradisi dimana masyarakat tidak tidur semalam suntuk melainkan membaca Al-Qur'an, dzikir serta bersholawat bersama dimakam mbah karang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun