Mohon tunggu...
Nurul KhofifahRamadhani
Nurul KhofifahRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Matematika

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Literasi untuk Pendidikan Bermutu

19 Maret 2024   21:39 Diperbarui: 19 Maret 2024   22:31 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan literasi sangat berarti untuk dipedulikan, karena pendidikan merupakan suatu kemampuan yang mengawali kebutuhan setiap individu yang tidak perlu dipertanyakan lagi untuk meneruskan kehidupan di kemudian hari. Membangun lingkungan pendidikan dengan memperkenalkan literasi sebagai kebiasaan dan budaya di lingkungan sekolah. Peningkatan literasi yang ramah dan mengembangkan kemampuan literasi siswa sangat penting untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu.

Upaya untuk mencapai pendidikan yang bermutu dilakukan agar dapat bersaing di tingkat ASEAN dan tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya ini harus dilakukan secara terus menerus. Menciptakan budaya literasi tidaklah mudah, melihat kondisi budaya Indonesia yang meyakini bahwa penguasaan budaya literasi merupakan sesuatu yang asing, hal ini merupakan salah satu hambatan bagi kemajuan penerapan budaya literasi di Indonesia.

Sistem evaluasi yang dirancang oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk menilai sistem pendidikan di 72 negara di seluruh dunia. tiga tahun , siswa diuji secara tidak memihak untuk menilai penguasaan tiga kompetensi dasar : membaca, matematika, dan sains. PISA merupakan alat alatyang mengevaluasi apa yang dipahami siswa dan apa yang dapat itulakukan ( menerapkan) dengan pemahaman tersebut .mengevaluasi apa yang dipahami siswa dan apa yang dapat mereka lakukan (terapkan) dengan pemahaman tersebut. Survei ini dilakukan setiap tiga tahun,setiap tiga tahun dengan, dengan fokus pada keterampilan pada tahun 2015 pada skala kompetensi fokus pada keterampilan pada tahun 2015 pada skala kompetensi.

Dikemukakan oleh Beers ( 2009 ) dalam Teguh ( 2017), untuk melaksanakan Sekolah Literasi Kelas (GLS) perlu memperhatikan prinsip-prinsipnya, di antaranya adalah periode pertumbuhan sastra pertama yang sesuai dengan periode pertumbuhan yang mungkin terjadi. Anak perkembangan dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antartahap perkembangan. Penting untuk pentingmemahami tahapan perkembangan mahasiswa penulis;  untuk memahami hal ini dapat membantu sekolah mengembangkan strategi menulis dan pengajaran literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan setiap siswa .tahapan perkembangan mahasiswa penulis; hal ini dapat membantu sekolah mengembangkan strategi menulis dan pengajaran literasi yang sesuai dengan tahap perkembangan setiap siswa .

Mengutip pendapat dari Roger Farr (1984) bahwa “reading is the heart ofeducation”. Pernyataan ini memberikan klarifikasi bahwa membaca dan Pendidikan mempunyai keterkaitan yang erat. Membaca dengan teliti merupakan salah satu cara seseorang memperoleh informasi yang luas.

Gerakan Literasi Sekolah ( GLS ) yang dikenal juga dengan gerakan literasi di satuan sekolah merupakan salah satu gerakan nasional yang tumbuh dari Gerakan Literasi Nasional asli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . Menjadi upaya kolaboratif antar seluruh pemangku kepentingan; Hal ini penting untuk memastikan bahwa program literasi di sekolah meningkatkan prestasi siswa , yang dipimpin oleh guru, pembimbing, dan siswa itu sendiri.

Literasi umumnya sudah dilaksanakan di sekolah sebagai upaya untuk melatih kemampuan membaca dan menulis siswa, serta meningkatkan mutu pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Budaya (Kemendikbud) merilis Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai penyempurnaan Permindikbud  Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pemajuan Karakter pada anak. Gerakan literasi sekolah diharapkan mampu dalam menciptakan pendidikan yang bermutu sehingga lulusan yang dicipatkan akan bernilai tinggi.

Gerakan tersebut meliputi tiga tahapan, yakni (1) menumbuhkan minat baca, (2) meningkatkan kemampuan literasi buku pengayaan, dan 3) meningkatkan kemampuan literasi buku pelajaran (D.D. Kemdikbud, 2016).

Gerakan Literasi Sekolah merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan seluruh individu sekolah termasuk pendidik, peserta didik, wali/penjaga, dan masyarakat setempat, sebagai salah satu komponen lingkungan pendidikan sehingga memerlukan kerjasama dari berbagai komponen.

Tingkat sekolah dasar sudah harus membiasakan program literasi guna meningkatkan pendidikan yang bermutu, program literasi bisa dilaksanakan secara rutin setiap hari sebelum memulai aktivitas di sekolah pada saat pagi hari dengan waktu membaca minimal 15 menit baik  buku fiksi maupun nonfiksi untuk membuka wawasan peserta didik agar lebih luas, kegiatan ini juga mampu menumbuhkan minat baca peserta didik dan meningkatkan keterampilan membaca. Kegiatan ini bisa dilakukan di satu tempat secara bersama sama dilapangan dan bisa juga di dalam kelas masing – masing yang dipantau oleh guru yang mengikuti kegiatan tersebut.

Program gerakan literasi sekolah di sekolah memiliki tujuan yang jelas. Redaksi (2016:9) menjelaskan tujuan gerakan literasi di sekolah adalah:

  • Tujuan Umum
  • Menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui kegiatan literasi agar menjadikan peserta didik pembelajar sepanjang hayat.
  • Tujuan Khusus
  • Menumbuhkan budaya literasi di sekolah.
  • Menjadikan warga dan lingkungan sekolah yang cakap.
  • Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang nyaman untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun