Sungguh prilaku tentara Myanmar biadab dan tidak berperikemnusiaan. Tentara seharusnya, menjaga dan melindungi warga negaranya. Justru menjadi korban kebringasannya. Tentara Myanmar sangat sadis dan buas melebihi batas logika manusia. Sebuah kelompok kemanusiaan yang berbasis di Bangkok Thailand, Fortify Rights pada Jumat (1/9/2017) mempublikasikan bukti kesadisan dan kebuasan tentara Myanmar tersebut terhadap warga Muslim Rohingya. Fortify Rights berdasarkan keterangan saksi dari desa Chut Pyin, Rathedaung, memaparkan bahwa tentara Myanmar memenggal kepala anak-anak dan membakar hidup-hidup warga Muslim Rohingya (Republika.co.id, 3/9/2017).
Masalah etnis Rohingya di Burma adalah masalah lama, yang tak pernah usai. Konfik yang ini, telah menimbulkan banyak korban. Namun mengapa pemerintah Myanmar, membiarkan pembersihan etnis Rohingya. Kepentingan politik negara besarlah, Â membuatnya terperangkap dalam sekenario global. Myanmar yang kaya Sumber Daya Alam, meliputi emas, berlian dan migas. Menjadi incaran dan rebutan negara Adidaya.Â
Apalagi ditemukan gas bumi di Shwe(emas) Blok A1- Teluk Bengal pada 2004. Perkiraan deposit gas mencapai 5,6 triliun kubik yang tak akan habis dieksploitsi hingga 30 tahun. Maka bisa ditebak kekacauan dan keributan di Rohingnya tidaklah datang dengan sendirinya. Bila kekacauan terus terjadi , maka akan mengundang turut campur PBB. Dengan perundingan dan mengirimkan pasukan, sehinga AS yang menjadi pemenang. Itulah tabiat penjajah kapitalis, menghalalkan segala cara. Walaupun berlaku bengis terhadap manusia.
Hal ini berbeda dengan sistem Islam. Mengakhiri derita ini dan tidak membiarkan darah manusia tertumpah. Tanpa hak walaupun kafir dzimi, apalagi terjadi pembantai kaum muslimin. Bahkan saat Eropa kelaparan, Khalifah Utsmani membantu sebesar 10.000 sterling kepada petani Irlandia. Beserta 3 kapal penuh makanan pada 1845. Khalifah memenuhi kebutuhan ekonomi, melindungi warga negaranya baik muslim dan non muslim. Inilah sistem mutakhir yang dirindukan. Mengakhiri penderitaan manusia, akibat kapitalis yang rakus dan bengis.
Aniesah ummu Faaris
Anggota komunitas       revowriter & ideowriter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H