Mohon tunggu...
Nurul Kamilati
Nurul Kamilati Mohon Tunggu... Human Resources - Widyaiswara Ahli Utama BDK Semarang

Pelatihan, Penelitian, dan Evaluasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lesson Study MEDP Kementerian Agama di Jawa Tengah

26 Februari 2014   18:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDAMPINGAN LESSON STUDY BERBASIS KLUSTER

DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012

Oleh: Nurul Kamilati, M.Pd., M.Ed.

Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Semarang

Pendahuluan

Di era global ini, tantangan penyelenggara pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas sangat berat. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional kita yaitu menciptakan manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, cerdas, dan mandiri serta dapat bersaing dalam era global. Agar bangsa kita kompetitif memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik yang dicapai melalui pendidikan di sekolah/madrasah. Peran guru sangat besar dalam memfasilitasi pembelajaran agar dapat berlangsung optimal.

Guru adalah perancang sekaligus aktor pembelajaran. Tugas guru akan menjadi ringan jika guru bersama-sama merencanakan, menganalisis pembelajaran lalu mencarikan alternatif solusi dari permasalahan pembelajaran. Kegiatan guru bersama-sama dia atas disebut dengan lesson study.

Guru adalah salah satu unsur dalam sistem pendidikan dan memiliki peran yang sangat penting. Tuntutan guru yang  berkualitas merupakan keniscayaan agar proses pembelajaran berkualitas pula. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (PP Nomor 74 tahun 2008 Tentang  Guru, Pasal 3: ayat 1). Kompetensi guru meliputi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28).Keempat kompetensi tersebut sangat mendukung keberhasilan guru menjalankan tugas-tugasnya.

Pengelolaan unsur-unsur pendidikan (metode, media, sumber pembelajaran, dan penilaian) sangat tergantung pada kemampuan guru.   Misalnya, sarana dan prasarana belajar yang memadai bila tidak dikelola dengan baik oleh guru maka tidak dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Kartowagiran (2009: 2) menandaskan guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Diperlukan suatu diklat berbasis masalah nyata dalam kelas (realistic class problem) yang memerlukan penerapan seluruh kompetensi guru secara komprehensif. Diharapkan pembelajaran dapat lebih baik dari waktu ke waktu. Berdasarkan hal di atas, diperlukan suatu model diklat yang berbasis  permasalahan nyata yang memberikan ruang yang lebih besar bagi pemecahannya.  Lesson study ditawarkan sebagai alternatif  membentuk guru yang profesional yang mampu meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. Lesson study adalah suatu metode analisis kasus pada praktik pembelajaran, ditujukan untuk membantu pengembangan profesional para guru dan membuka kesempatan bagi mereka untuk saling belajar berdasarkan praktek-praktek nyata di tingkat kelas.

Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Madrasah Education Development Project (MEDP) ADB Loan No. 2294 (SF) bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang menyelenggarakan Pendampingan Lesson Study bagi guru MI, MTs, dan MA di Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini diberi nama: The Implementation of Assistance to KKG MGMP Madrasah – Based Lesson Study Training Program (Pendampingan Lesson Study) bagi Guru MI, MTs dan MA Tahun 2012. Pendampingan ini merupakan kelanjutan dari Training on Lesson Study in Central Java Tahun 2011 yang diperuntukkan bagi Kepala Madrasah dan Guru-guru Senior.

Pendampingan Lesson Study merupakan upaya untuk mengembangkan alternatif in-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan guru, sesuai kapasitas serta permasalahan guru yang dapat memperkuat pola-pola pelatihan. Proses peningkatan keprofesionalan guru dapat dilakukan secara lebih efektif berdasarkan letak geografis lokasi madrasah yang berdekatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk:

1.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam merencanakan pembelajaran.

2.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran, khususnya dalam penerapan metode, media, dan penilaian pembelajaran.

3.Meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar.

4.Meningkatkan kemampuan guru merefleksi pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran yang akan datang.

5.Meningkatkan hubungan sejawat guru dalam komunitas belajar.

6.Memberikan bekal berupa pengalaman melaksanakan semua tahap lesson study untuk diterapkan pada Lesson Study Berbasis Madrasah (LSBM).

Pelaksanaan Kegiatan

Pendampingan Lesson Studyini diselenggarakan di 10 (sepuluh) kabupaten wilayah Madrasah Education Development Project (MEDP) dengan membagi peserta dalam kelompok-kelompok kluster madrasah berdasarkan letak geografis yang berdekatan. Diharapkan Pendampingan ini dapat mewujudkan collegial mutual learning di antara guru dalam menjalankan tugas pokok fungsinya dan mewujudkan guru yang lebih kompeten dalam rangka mencetak siswa madrasah yang unggul dalam cipta, rasa, dan karsa.

Pendampingan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan (September-Nopember 2012).

Pelaksanaan di tiap kluster di 10 kabupaten daerah MEDP, yaitu:

1.Banjarnegara (4 kluster)     6. Grobogan (4 kluster)

2.Batang        (4 kluster)             7. Pemalang (4 kluster)

3.Blora           (4 kluster)             8. Rembang (4 kluster)

4.Cilacap       (5 kluster)             9. Tegal (4 kluster)

5.Demak        (4 kluster)          10.Wonosobo (4 kluster)

Adapun teknis pendampingan sebagai berikut:

Pendampingan dilaksanakan sebanyak 4 (empat angkatan).

Angkatan I terdiri atas  21 cluster

Angkatan II terdiri atas 20 cluster

Angkatan III terdiri atas 21 cluster

Angkatan IV terdiri atas 20 cluster

Tiap angkatan memperoleh 3 x pendampingan dengan waktu pendampingan  9 hari  untuk tiap angkatan. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

Total kegiatan adalah 246 pendampingan.

Gambaran Penyelenggaraan Pelatihan

Prosespenyelenggaraan Pendampingan Lesson Study initerdiriatas3tahapanyaitu:

a.TahapPersiapan

Padatahapini,dilakukanpersiapan pelatihansecaraadministrasi danteknis. Secaraadministrasi antaralainpenunjukantrainer (pendamping pelatihan),penentuan waktu pelaksanan, proses pemanggilanpeserta pelatihan.Sedangkan secara teknis dilakukan persiapan berupa rapat koordinasi Kick off Meeting Lesson Study di Hotel Semesta Semarang pada tanggal 1 September 2012. Pertemuan dihadiri oleh MEDP, Koordinator Trainer Pendampingan Lesson Study, para DCU 10 kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, dan pimpinan PT Inacon.

b.TahapPelaksanaan

Pembelajaran diklat menggunakan pendekatan andragogi dengan berbagai teknik bervariasi. Hal ini dimaksudkan agar peserta tidak merasa jenuh. Prinsip penyampaiannya adalah semua peserta dapat melaksanakan seluruh rangkaian lesson study (plan-do-see) dengan melakukan pemantapan  pemahaman konsep dan praktik pada pelaksanaan sebelumnya.

Kegiatan pendampingan  ini tahap 1, tahap 2, dan tahap 3. Terdapat materi khusus pada tahap 3, yaitu: Lesson Study Berbasis Madrasah (LSBM) dan Rencana Tindak lanjut (RTL). Materi ini sangat penting untuk memberikan dasar bagi implementasi lesson study di madrasah.

Paratrainer adalah widyaiswaraBalai Diklat Keagamaan Semarang sejumlah 25 orang.

c.Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap 2 komponen, yaitu :

1.Evaluasi terhadap peserta pelatihan dilakukan melalui penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian sikap peserta

1)Komponen penilaian unjuk kerja

-Menyusun indikator

-Menyusun model dan langkah-langkah pembelajarannya

-Menyusun penilaian

-Menetapkan media pembelajaran

-Menyusun perangkat observasi

-Mematuhi tata tertib observasi

-Melakukan pengamatan

-Melengkapi data observasi

-Mematuhi tata tertib refleksi

-Mengemukakan hasil pengamatan

-Mengajukan rumusan solusi

2)Komponen penilaian produk

-Rencana Pelaksanaan pembelajaran

-Denah Kelas

-Foto

-Video

-Notulen Refleksi

-Rencana Tindak Lanjut

Semua produk yang dihasilkan didokumentasikan dalam laporan yang dibuat rangkap 3 dengan rincian sebagai berikut: 1 rangkap untuk madrasah tuan rumah, 1 rangkap untuk DCU, dan 1 rangkap dibawa trainer ke koordinatoriat dan setelahnya dikirimkan ke PT Inacon sebagai provider.

3)Komponen penilaian sikap peserta

-Partisipasi

-Kerjasama

-Prakarsa

2.Evaluasi terhadap pendamping pelatihan / trainer.

Adapun aspek yang dinilai adalah

-Penguasaan materi

-Sistematika penyajian

-Kemampuan penyajian

-Penggunaan metode dan sarana

-Sikap dan perilkau

-Cara menjawab pertanyaan

-Penggunaan bahasa

-Pencapaian tujuan

-Kerapian pakaian

-Ketepatan waktu kehadiran dan penyajian

Semoga pendampingan ini memberikan bekal manfaat bagi pelaksanaan lesson study berbasis madrasah. Lesson study menjadi budaya dalam diri setiap guru yang akhirnya meningkatan kualitas guru dan siswa secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun