Mohon tunggu...
Nurul Khoirotunnisaa
Nurul Khoirotunnisaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - jey

mahasiswa uin malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pudarnya Nilai Implementasi oleh Aksi Terorisme

8 April 2021   23:21 Diperbarui: 8 April 2021   23:25 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disaat pandemi seperti ini, di Indonesia dilanda dengan banyaknya kejadian-kejadian yang sangat tidak terduga yang merugikan banyak orang seperti adanya bencana alam seperti banjir, gempa, longsor, kebakaran, dan lain-lain. Tidak hanya itu ada juga kejadian yang disebabkan oleh manusia sendiri yaitu adanya terorisme yang menyerang Indonesia secara terus menerus. 

Diawali dengan adanya penyerangan bom bunuh diri yang terjadi di sebuah gereja katedral di Makassar pada tanggal 28 maret 2021. Kejadian ini sangat tidak terduga yang menggemparkan masyarakat apalagi jaman yang sudah canggih seperti ini berita dengan cepatnya menyebar begitu saja yang akan membuat cemas masyarakat Indonesia. Disini pihak kepolisian dengan sigap untuk melakukan penyelidikan terkait pengeboman ini. Kejadian ini terjadi pada jam 10.28 waktu Indonesia bagian tengah tetap setelah digelarnya ibadah misa yang kedua. Bom bunuh diri ini dilakukan oleh dua orang pelaku yang meninggal ditempat seketika dan ada sekitar 20 orang yang menjadi korban pada kejadian ini, para korban langsung di larikan ke rumah sakit untuk di berikan penanganan yang tepat. Kejadian ini dapat mengakibatkan para korban trauma, mereka akan trauma apabila setiap mendengar ledakan. Disini dapat membuat mental para korban menjadi lemah. Dan tidak hanya itu, kejadian ini menyebabkan fasilitas sekitar gereja pun rusak parah, disini akan menghambat para umat yang ingin beribadah mereka akan terganggu.

Kemudian pada tanggal 31 Maret 2021 terjadi lagi aksi terorisme yang berada di markas besar kepolisian Negara republik Indonesia Jakarta selatan. Diketahui kejadian ini dilakukan oleh seorang wanita dengan berpakaian serba hitam yang beralasan ingin menyerahkan surat ke sekertaris umum. Tetapi dia malah mondar-mandir di dalam mabes dengan kebingungan, dilihat dari gerak-geriknya sangat mencurigakan. Tidak lama kemudian pelaku mengeluarkan senjata berupa pistol dan menembaknya kea rah petugas uyang sedang berjaga hingga terkena lengan kanan dari salah satu anggota penjaga. Dengan sigapnya petugas penjaga lainnya membalas tembakan ke pelaku hingga pelaku meninggal di tempat. Kemudian petugas memeriksa apakah pelaku membawa benda lain seperti bahan peledak misalnya.

Kejadian terorisme seperti ini biasanya berkedok dengan alasan mengatas namakan sebuah agama. Apalagi agama islam yang sering di anggap oleh orang-orang sebagai agama teroris. Mereka beralasan ini sebagai bukti jihadnya terhadap agama islam, tetapi sebenarnya cara yang mereka lakukan itu salah, tidak sesuai dengan ajaran agama islam itu sendiri. Mereka melakukan ini biasanya karena mereka salah akan pemahaman yang diajarkan. Mereka tidak menyaring terlebih dahulu. Mereka menelan ajaran itu dengan mentah-mentah. Biasanya hal ini karena mereka mengikuti sebuah organisasi islam atau jaringan yang belum jelas kebenarannya. Dan ada juga yang yang dengan metode bergerak sendiri. Yang mana mereka seperti ingin menunjukkan kebenaran yang mereka pahami. Seperti misalnya mereka menganggap orang-orang diluar agamanya itu sama saja mereka patut untuk di bunuh karena tidak mempercayai tuhan yang mereka anut. Sehingga mereka melakukan pengeboman di sebuah gereja sebagai sebuah bentuk kemarahannya terhadap sebuah kaum tersebut. Mereka menganggapnya itu sebagai setan yang harus di musnahkan. Jika pemikiran seperti ini terus terjadi maka Indonesia tidak akan bersih dari adanya aksi terorisme itu sendiri. Seharusnya pemikiran seperti ini dapat di hapuskan dengan mengadakan sebuah kajian-kajian dakwah dengan menguatkan dari sebuah dalil-dalil yang kuat.

Sedangkan yang terjadi di mabes polri sendiri itu sepertinya sebagai bentuk balas dendam terhadap aparat kepolisian. Biasanya sebelumnya pelaku pernah berhubungan dengan aparat kepolisian atau mungkin juga dia kesal melihat aparat kepolisian yang membuat itu menjadi rasa benci yang kemudian diutarakan dengan sebuah balas dendam yang juga berbentuk spiral kekerasan dan teroris. Dan biasanya juga aparat kepolisian dianggap sebagai musuh terbesar bagi mereka karena kepolisian sendiri penjaga yang paling tinggi di Indonesia sendiri. Jadi mereka ingin meruntuhkan yang paling kuat terlebih dahulu agar mendapatkan yang mereka inginkan.

Agar kejadian ini tidak terus menerus terjadi kita sebagai warga Indonesia seharusnya dapat mengimplementasikan sebuah arti pancasila sendiri. Pancasila tidak hanya sebagai ideology dasar sebuah Negara saja tanpa adanya implementasi. Pancasila dibuat agar dapat mensejahterakan bangsa Indonesia. Sebagai bentuk implementasian dari pancasila yang pertama masyarakat di berikan kebebasan dalam memeluk sebuah agama tanpa adanya ikatan. Kemudian masyarakat dapat menjalankan sebuah agama tanpa adanya gangguan dan tidak saling ganggu antara agama satu dengan yang lain. Seperti aksi terorisme diaatas tadi itu sudah tidak menceminkan sebuah implementasi pancasila. Masyarakat diminta untuk tidak menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antar agama. Kemudian pada sila kedua masyarakat memiliki kesetaraan dalam segi apapun tanpa adanya perbedaan derajat antara yang lain. Sila ketiga masyarakat tidak boleh melakukan sebuah aksi yang dapat mengakibatkan sebuah perenggangan persatuan dan kesatuan Negara seperti aksi terorisme seperti diatas, intoleransi, separatism dan hal-hal lain yang dapat merusak kesatuan Negara. Sebagai implementasian sila ini kita sebagai warga Indonesia harus dapat menjaga sebuah keutuhan Negara ini, kita harus menghindari hal-hal yang dapat menjadikan sebuah perpecahan. Sila keempat ini masyarakat dapat menghormati sebuah keputusan yang diambil yang telah dirundingkan bersama. Tetapi pada saat ini banyak sekali kasus atau masalah yang menunjukkan penurunan pada sila keempat ini. Pada sila kelima masyarakat mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang merata. Masyarakat layak dapat penghormatan atas hak asasi manusia.

Walaupum banyaknya kejadian-kejadian terorisme seperti ini yang dapat menggoyahkan suatu bentuk sebuah pancasila. Tetapi kita sebagai warga Indonesia harus dapat menjaga keutuhan bangsa dari sebuah bentuk implementasian pancasila itu sendiri. Kita tidak boleh goyah untuk menjunjung tinggi keutuhan bangsa Indonesia. Kita harus dapat menjaga nilai pancasila agar tidak pudar karena adanya budaya lua yang menyerang Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun