Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu penghasil devisa negara yang cukup signifikan. Untuk mengoptimalkan potensi kopi, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang budidaya yang baik serta pengolahan pasca panen hingga penyajiannya oleh barista, yang kesemuanya ini berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk kopi lokal di pasaran.
Dalam budidaya kopi, terdapat beberapa jenis kopi yang umum dibudidayakan di Indonesia dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kopi Arabika yang tumbuh di dataran tinggi memiliki cita rasa yang lebih halus dan kompleks, sementara kopi Robusta yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga menengah memiliki karakter rasa yang lebih kuat dan kandungan kafein yang lebih tinggi. Selain itu, ada pula kopi Liberika yang memiliki keunggulan karena kemampuannya beradaptasi dengan lahan gambut, serta kopi Ekselsa yang tahan terhadap kondisi kekeringan. Setiap jenis kopi ini memiliki syarat tumbuh tertentu, mulai dari ketinggian tempat yang harus disesuaikan dengan varietasnya, curah hujan antara 1500-2500 mm per tahun, suhu optimal antara 18-26C, hingga kelembaban udara yang berkisar antara 70-85%.
Teknik budidaya kopi meliputi serangkaian proses yang dimulai dari pembibitan dan seleksi bibit yang berkualitas. Tahap selanjutnya adalah persiapan lahan dan penanaman yang harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan pertumbuhan optimal. Dalam fase pemeliharaan, tanaman kopi membutuhkan pemupukan yang tepat, pemangkasan yang teratur, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang efektif. Proses ini diakhiri dengan kegiatan panen dan penanganan pasca panen yang akan menentukan kualitas akhir biji kopi.
Pengolahan kopi pasca panen dapat dilakukan melalui tiga metode utama, yaitu pengolahan basah (wet process), pengolahan kering (dry process), dan pengolahan semi basah (semi-wet process). Setiap metode memiliki tahapan penanganan yang spesifik, dimulai dari sortasi buah untuk memisahkan kopi yang berkualitas baik. Selanjutnya dilakukan proses pulping atau pengupasan kulit, fermentasi untuk mengembangkan karakter rasa, pencucian, pengeringan, hingga hulling ataupengupasan kulit tanduk. Proses ini diakhiri dengan grading dan sorting untuk memastikan konsistensi kualitas biji kopi.
Peran barista menjadi sangat penting dalam rantai nilai kopi, karena mereka adalah profesional yang bertanggung jawab dalam penyajian kopi dan ahli dalam proses ekstraksi kopi. Seorang barista harus memiliki berbagai keterampilan, mulai dari pemahaman mendalam tentang karakteristik berbagai jenis kopi, penguasaan teknik roasting atau penyangraian, kemampuan dalam berbagai metode brewing atau penyeduhan, hingga keahlian dalam membuat latte art dan melakukan coffee pairing atau mencocokkan kopi dengan hidangan tertentu. Keahlian barista ini menjadi penentu akhir dalam menghasilkan secangkir kopi berkualitas yang dapat dinikmati konsumen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI