Mohon tunggu...
Nurulita Rachma Budi Utami
Nurulita Rachma Budi Utami Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Suka ngemil, jalan-jalan, berteman, dan no ngrumpi. Ane orangnya simple-simple aja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki di Ujung Bayangan

26 September 2013   18:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:21 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1380194825178465459

(Foto Doc. Pribadi) My Friend

Sapamu kerap kali membuatku terpana

Pada tikungan berjuta harapan

Engkau mengajakku seakan berlari

Merajut mimpi antara harap dan nyata

Tapi kau milik siapa?

Aku melihatmu termangu

Ataukah ada selubung luka pada masa yang lalu?

Seperti aku yang membawa dan melupakan lukaku

Bagiku engkau adalah kuasan terindah yang pernah kumiliki

Dan menjadi rahasia hatiku pada setangkup hasratku

Kaulah jiwa yang mengisi hariku

Walau kutahu bentukmu adalah maya

Namun tetap kucinta engkau

Seperti engkau mencinta aku

Meskisering aku termangu

Antara nyata berbaur rasa

Bukankah engkau pernah berkata begitu padaku?

Hingga kokok ayam bersahut-sahutan

Pagi pun datang melelapkan seluruh mimpi yang tersisa

Akankah esok aku melihatmu kembali?

Nyatanya kau ada, hadir mengusik setiap jengkal cinta matiku

Yang pernah kubunuh bertahun-tahun di endapan memoryku

Lalu kutuangkan di jelaga luka ragaku

Aku tak ingin hadir rasa apa pun

Lelakiku adalah engkau

Yang pernah menjamahku dalam riakkan hasratmu

Bergejolak diantara mata bertatap mata

Dan jari tangan bertemu jemari

Kau hadir begitu cepat serasa hanya illusi

Terkadang menjauh lalu mendekat

Kurasa nyata namun serasa bayangan

Engkau membuatku mengenal rasa

Bagimu aku seperti apa?

Apakah seperti secangkir kopiyang kau seduh dalam nikmat?

Ataukah aku menjadi bagian rahasia hatimu?

Bertahta pada bayangan dan maya

Semua begitu menyiksa bagiku

Karena aku ingin menyentuhmu

Karena aku mencintamu……

Bukan mempermainkan hatimu

Apakahsekarangkautahu?

Rasayang kau katakan itu?

Mungkin bagimu aku adalah warna

Menjadi hiasan tersembunyidihatimu

Dan biarkan aku tetap begini

Menunggu hadirmu berdiri di ujungimajinasiku

Menyentuhmu tanpa memilikimu

Berharap tanpa kutahu harapku

Bagaimana dengan hatimu?

Dulu kau pernah katakan engkau pun memiliki rasa

Setelah bertemu akankah kau matikan rasa itu?

Sehingga kau dan aku saling berjauhan lalu melupakan

Hari ini, bolehkah aku berharap?

Mencintamu sampai kapan pun

Agar dapat kulihat pelangi di kala petang

Ataukah bulan dan bintang ?

Kisah ini kutulis nyata, agar engkau merasakan

Pada rasa yang terpetakan di hatiku

Karena ingin ku ulang bersama denganmu

Saling memeluk memetakan rindu

Kutunggu kau selalu kutunggu

Lelakiyang membuatku mengertirasa

Bukan permainan hati dan canda

Namun cinta itu nyata hadirmu

Kaukah lelaki bayangan itu?

Yang menorehkan ujung kenangan

Dari maya menjadinyata dan nyata menjadi ada

Maka cintailah akujika engkau mencintaku

Aku takkan berlari darimu

Karena cinta bagiku adalah nafasku

Meski kucumbu dalam bayangan cinta itutetaplah sebentuk rasa

Takkan pernah kubiarkan cintaku terkapar

Pahamilah, cinta akan hadir seiring dengan waktu

Seperti air yang mengalir tanpa tahu kemana air bergulir

Cinta itu telah kau hadirkan untukku

Kusentuh dalam ujung maya dan nyata…..

MADAKARIPURAPROBOLINGGO, 22September2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun