Dialah mawar berduri. Tumbuh di taman pinggir jalan. Mekar cantik dan wangi. Mengundang kumbang datang. Akankah kumbang sekedar menghisap madu dan sari ? Dan tak pernah mau balik lagi ?Â
Oh no ...... tentu saja tidak. Ternyata tak semudah itu kumbang memperdaya. Mawar berduri punya sejuta senjata rahasia. Dan perisai untuk membentengi dirinya. Menjaga kehormatan dan mahkotanya. Manis madu dan sari patinya.Â
Tapi .... tatkala saat  itu tiba. Renjana menutup rasa. Mawar berduri tak lagi berbahaya. Kumbang datang tak sungkan. Disambut hangat dengan kelopak indah yang bermekaran.Â
Kumbang dan bunga larut dalam manis madu . Tak ada lagi belenggu. Tak ada lagi duri tajam yang menganggu. Dua makhluk dalam beda jadi satu.Â
Tapi ....... ketika ada angin menghempas. Menerpa mawar berduri, bergerak, bergoyang tak tentu arah. Kumbang terbang ke lain bunga. Bagaimana dengan mawar  berduri ? Dia layu terkapar. Tak mungkin lagi mekar.Â
Tapi ...... satu yang tak dapat di sangkal. Durinya kian tajam dan keras. Memupus setiap kumbang yang hendak merampas. Madu dan sari yang tinggal sisa. Sedikit saja. Tapi tak pernah kehilangan manisnya.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H