Biru membentang. Lekat sepasang manik memandang. Semesta bertasbih dan khusuk bermunajat. Mengubur bisik merdu di pendengaran. Meraung keras mencabik kesadaran. Ingatkah kita akan kealpaan?Â
Bibir berdecak nurani takjub. Diantara sentuhan tangan nan agung. Diri ini hanyalah setitik noktah, buih di tengah lautan terapung. Â Yang menghilang diterpa ombak yang menggulung.Â
Lukisan indah semesta. Siapakah yang punya? Dzat suci yang  tak pernah proklamirkan dirinya.  Langit bumi seisinya adalah Kuasanya. Lantas kita apa? Pantaskah kita terlalu berbangga? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H