Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayang Ibu

22 Desember 2021   21:06 Diperbarui: 22 Desember 2021   21:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu....

Perempuan ayu dan lugu. Sorot mata sendu dan lembut. Adalah kembang desa di masa itu.  Dialah ibuku. Perempuan tangguh.  Tak suka mengeluh.  Sakitpun tak jua mengaduh.  Perempuan terhebat. Sungguh. 

Ibu.... 

Dari air susunya aku bertumbuh besar. Dari tulus cintanya budi pekertiku berakar. Tak cukup kata "terima kasih Ibu" atau "Thanks Mom" . Beribu kata itu tak kan mampu membayar. Tapi ..... beliau tak pernah minta. Tak pernah ingin di tukar. 

Ibu ......

Perempuan tercantik itu.  Hangat peluknya selalu aku rindu.  Belaian tangan lembutnya aku tunggu. Layaknya hujan yang datang di tengah kemarau.  Sejuk dan teduh.  Membungkus sakit dan susah menjadi syukur.  

Ibu..... 

Mohonku selalu.  Bisa berbakti padamu. Buatmu tersenyum. Sambut memutihnya rambutmu tanpa ragu. Tiada takut. Karena engkau tidak sendiri ibu. Doa anak sholeh selalu menemanimu.  Dan aku berharap itu adalah  aku.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun