"Kamu bisa, sayang ! "
Begitu seruan seorang ibu untuk putra kecilnya yang maju ke medan laga. Sebuah kompetensi matematika yang diadakan lembaga "Excellent" Â di kotanya. Â
"Berdoa dulu sebelum ngerjakan nanti!"
Begitu pesan ibunya. Dengan langkah penuh percaya diri, bocah lelaki kecil berusia lima tahun itu melangkah masuk ke gedung besar  tenpat kompetensi itu diadakan.  Berbaur dengan puluhan peserta.
Baginya ini adalah kali pertama dia mengikuti kompetensi seperti ini. Â Tapi dukungan dari ibunya membuat dia bersemangat.
"Amar pengen ikut, Ma. Biar dapat piala  yang gede tuh."
Kata anak kecil itu beberapa hari yang lalu sebelum hari H. Memang ibunya sempat menunjukkan gambar piala bila mendapatkan juara. Dan putranya tertarik dengan piala yang paling besar. Â Piala juara satu. Â
Keinginan anak kecil memang sepolos dan sesederhana itu. Belum mengerti bersaing dan bertanding dalam suatu lomba atau kompetensi. Â
Ibunya menyetujui, karena itu adalah keinginan putranya sendiri. Â Sekalian untuk mengisi liburan dan menambah pengalaman dan keberanian. Â Selain itu membiarkan putranya agar lebih mandiri.Â
Hingar bingar suara orang tua pengantar lebih berisik daripada suara anak kecil yang akan beradu kemampuan dan skillnya. Peserta mulai usia TK sampai kelas 6 SD. Â Tentu dengan bahan tes yang berbeda sesuai kelasnya. Â