"Udah nggak usah sedih. Â Sabar ya, Â semua ini cobaan. Â Suatu saat pasti banyak yang akan suka sama kamu ", daun hijau menyemangati. Â
Setelah pertemuan dengan daun hijau itu, Â ulat bulu lama tak muncul. Ternyata dia pergi ke sebuah batang kayu tua. Â Berdiam diri di sana merenungi dirinya.
Dia berdoa kepada Sang Pencipta agar tidak di benci banyak orang lagi, agar orang tidak merasa jijik pada bentuk tubuhnya. Â
Beberapa hari berlalu, Â tak muncul lagi ulat bulu. Â
Tapi dari batang kayu tua muncullah binatang bersayap cantik warna-warni.Â
Kupu-kupu ....ya kupu-kupu cantik muncul dari sana.Â
Kupu-kupu  terbang dan hinggap di atas selembar daun yang kini sudah mengering,  tidak hijau lagi karena sudah lepas dari batangnya. Â
"Kamu masih di sini? ", tanya kupu-kupu.Â
"Kamu siapa? Binatang yang cantik ", kata daun kering. Â
"Aku teman kamu , ulat bulu ?", jawab kupu-kupu. Â
"Beneran  ? Wah, udah jadi cantik kamu ", daun kering ikut senang. Â