Mohon tunggu...
Nurul Ilmi
Nurul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN Bone

Hello, Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Keuangan publik islam sebagai jawaban atas krisis ekonomi dan ketimpangan sosial

11 Januari 2025   20:58 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Krisis ekonomi dan ketimpangan sosial adalah masalah mendesak bagi masyarakat saat ini. Di seluruh dunia, banyak negara menderita masalah ekonomi yang menyebabkan kesenjangan sosial yang luas, di mana sebagian besar kekayaan dimiliki oleh sekelompok kecil orang, sementara sisanya terpaksa hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan. Masalah ini terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan yang disebabkan oleh sistem ekonomi konvensional yang tidak berkelanjutan dan didasarkan pada eksploitasi, utang, dan praktik spekulatif. Keuangan Islam publik adalah solusi alternatif yang mampu menyelesaikan tantangan ini dengan efektif. solusi ini memperkenalkan sebuah konsep yang didasarkan pada nilai-nilai seperti keadilan, keberlanjutan, dan inklusivitas.

Esensi Keuangan Publik Islam
Keuangan publik Islam merupakan salah satu konsep keuangan yang  menawarkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat dalam menanganai krisis ekonomi dan ketimpangan sosial yang didasarkan pada prinsi-prinsip islam. Keuangan publik islam memiliki dasar yang kuat untuk mecapai maslahah. Tujuan utamanya yaitu untuk menciptakan pendistribusian kekayaan yang merata dan adil sehingga mampu mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin.
Keuangan Publik islam memiliki beberapa prinsip salah satunya yang utama yaitu keadilan sosial di mana kekayaan harus dibagi secara adil dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama dengan tujuan mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin. Setiap individu, tanpa memandang status sosial atau ekonomi mereka, diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Kemudian redistribusi kekayaan hal ini direalisasikan dengan zakat yang menjamin bukan hanya harta itu terhenti di orang kaya saja namun dapat merata baik kaya maupun miskin. lalu prinsip tanggung jawab dan transparansi yang menjadi kunci utama agar pengelolaan keuangan dapat dipercaya dan dialokasikan untuk kepentingan umum. Esensi dari keuangan publik Islam adalah menciptakan distribusi kekayaan yang merata dan adil sehingga mampu mengurangi kesenjangan antara kaya dan miskin.

Instrumen-Instrumen dalam Keuangan Publik Islam
Zakat, wakaf produktif, infak, sedekah, dan qard hasan merupakan instrumen keuangan publik Islam yang saling melengkapi dalam menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi. Zakat berfungsi sebagai kewajiban agama yang mendistribusikan kekayaan dari golongan kaya kepada kelompok miskin, yatim piatu, dan masyarakat yang membutuhkan, memastikan keadilan sosial. Wakaf produktif, di sisi lain, memberikan manfaat jangka panjang melalui pengelolaan aset untuk mendirikan fasilitas umum seperti sekolah atau rumah sakit, sehingga mendukung pembangunan berkelanjutan tanpa membebani anggaran negara. Infak dan sedekah melengkapi dengan membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat kurang mampu, menjaga solidaritas sosial, dan memenuhi kebutuhan dasar. Qard hasan, sebagai pinjaman tanpa bunga, menjadi solusi bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan bisnis mereka tanpa tekanan finansial, memperkuat kemandirian ekonomi dan menciptakan peluang usaha baru. Dengan instrumen-instrumen ini, keuangan publik Islam menawarkan pendekatan holistik untuk mengurangi ketimpangan sosial dan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Solusi atas krisis ekonomi
Krisis ekonomi seringkali dipicu oleh adanya ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan akses sumber data. Keuangan tradisional dominan berfokus pada keuntungan jangka pendek tanpa mempertimabngakan dampaknya. Keuangan publik islam di era sekarang ini menawarkan pendekatan yang lebih berkelanjutan.
Salah satu instrumen keuangan publik islam yang diyakini dapat menjawab masalah krisis ekonomi dan ketimpangan sosial yaitu zakat. zakat merupakan kewajiban dari seorang muslim yang harus dikeularkan apabila telah mencapai nisab. Zakat ini dikelola oleh BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk oleh pemerintah yang dananya dikelola dengan profesional dan transparan yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi. Pengelolaan dana harus dilakukan dengan cara yang transparan, efisien, dan profesional, sehingga masyarakat dapat mempercayai bahwa dana yang dihimpun akan digunakan untuk kepentingan bersama.
Selain zakat ada juga yang di kenal dengan wakaf produktif  yang berpotensi besar sebanding dengan negara-negara Islam lainnya. Wakaf produktif bisa membantu membangun infrastruktur publik seperti sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya tanpa bergantung pada anggaran negara. Melalui zakat, harta yang dimiliki oleh golongan kaya akan dibagikan untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas. Selain itu, infak dan sedekah juga berfungsi untuk mempercepat distribusi kekayaan ke tangan yang lebih membutuhkan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan.
Larangan riba (bunga) dalam Islam juga memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil. Tanpa riba, masyarakat terhindar dari jebakan utang yang berkepanjangan, yang sering menjadi pemicu utama krisis ekonomi. Sistem keuangan Islam mendorong penggunaan prinsip-prinsip keadilan dalam setiap transaksi keuangan, sehingga risiko spekulasi yang merugikan dapat diminimalkan.

Ketimpangan sosial
ketimpangan sosial adalah masalah serius yang seringkali terjadi karna terkumpulnya kekayaan hanya pada sebagian kecil individu. Kauangan publik islam hadir untuk mengurangi ketimpangan ini dengan cara mendistribusikan kekayaan secara merata. Instrumen seperti zakat, infak, dan sedekah berfungsi untuk mentransfer kekayaan dari golongan yang lebih mampu kepada mereka yang membutuhkan. Zakat sebagai instrumen distribusi kekayaan yang dapat membantu mengurangi kesenjangan anatar kaya dan miskin,Dengan cara ini, kebutuhan dasar masyarakat dapat tercapai, dan solidaritas sosial pun semakin terjaga.
Wakaf juga memiliki peran penting dalam mengatasi ketimpangan sosial. Wakaf dapat memberikan akses pada sumber daya yang dapat memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan. Misalnya, tanah wakaf bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, pendidikan, atau kegiatan ekonomi lainnya yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Keuangan publik Islam bukan cuma soal uang, tapi juga mengajarkan nilai-nilai moral kepada setiap orang dan lembaga. Setiap harta yang dimiliki dianggap sebagai amanah, yang artinya harus digunakan untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Dengan prinsip ini, setiap kegiatan ekonomi akan mempertimbangkan juga kepentingan sosial, jadi ada keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan masyarakat.

Negara-Negara dengan sistem keuangan publik islam
Ada Beberapa Negara Yang Telah Menerapkan Sistem Keuangan Publik Islam. Malaysia Degan Mayoritas Penduduknya Muslim Memiliki Sistem Zakat Yang Diselenggarakan Dengan Baik, Di Mana Dana Zakat Dikelola Oleh Lembaga Resmi Yang Bertanggung Jawab Untuk Mendistribusikan Bantuan Kepada Mereka Yang Membutuhkan Zakat Dimalaysia Bersifat Wajib Jika Tidak Dikeluarkan Maka Ada Sanksi. Hasilnya Adalah Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Serta Pengurangan Tingkat Kemiskinan Secara Keseluruhan. Penerimaan Zakat Dimalaysia Mencapai Lebih Dari 5 Miliar Atau Sekitar 17,4 Triliun
 
Di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berhasil mengumpulkan miliaran rupiah untuk mendanai program sosial Selain itu, di Indonesia juga telah mengembangkan wakaf untuk mendukung pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Program-program ini tidak hanya membantu meningkatkan akses layanan dasar tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
 
Keuangan publik Islam menawarkan solusi yang komprehensif untuk menghadapi krisis ekonomi dan ketimpangan sosial. Dengan menempatkan nilai-nilai keadilan, keberlanjutan, dan inklusivitas sebagai dasar, sistem ini mampu menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Instrumen seperti zakat, wakaf, dan larangan riba menjadi pilar utama yang mendukung pencapaian visi kesejahteraan yang berkeadilan.
Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan masyarakat. Edukasi, regulasi, dan pengelolaan yang profesional menjadi kunci keberhasilan implementasi keuangan publik Islam. Dengan perhatian yang lebih serius terhadap potensi ini, bukan tidak mungkin krisis ekonomi dan ketimpangan sosial yang selama ini menjadi permasalahan global dapat diatasi dengan pendekatan berbasis syariah.
Saatnya masyarakat modern memberi perhatian lebih kepada keuangan publik Islam, sehingga visi besar untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera dapat menjadi kenyataan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun