Apa yang terpikirkan dalam benak Anda ketika mendengar kata gunting? Mungkin Anda langsung membayangkan sebuah alat berbentuk dua pisau yang disambung agar mengayun di satu poros, ujungnya dapat dipegang dan berfungsi untuk memotong suatu benda. Namun, ternyata "gunting" dengan karakter pemotong seperti itu juga digunakan dalam penyuntingan materi genetik organisme, lho. "Gunting" seperti apa, sih, yang dimaksud?
"Gunting" tersebut tersusun dari informasi genetik bernama CRISPR (clustered regularly interspaced short palindromic repeats) bersama dengan protein Cas9 yang ditemukan dalam materi genetik pada bakteri.Â
Keduanya lebih umum dikenal sebagai kesatuan dengan nama CRISPR-Cas9. "Gunting genetik" berperan sebagai alat pemotong untuk pengeditan urutan DNA sehingga memungkinkan adanya manipulasi langsung pada DNA suatu organisme.Â
Penggunaan "gunting genetik" memanfaatkan RNA sebagai pemandu yang mengenali wilayah target DNA yang diminati dan mengarahkan protein Cas9 ke wilayah tersebut untuk disunting. Ini dapat menjadi langkah yang solutif untuk memanipulasi DNA suatu organisme sehingga menghasilkan karakter yang unggul.
"Gunting genetik" telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pertanian, lebih khusus pada tanaman padi. "Gunting genetik" digunakan untuk menyunting urutan kode genetik sehingga dapat mengubah sifat-sifat genetik tanaman dengan tujuan meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, efisiensi penggunaan air, dan banyak lagi.Â
Padi Super Basmati dikenal sebagai salah satu varietas padi yang mendunia karena rasa dan aromanya yang khas serta butirannya yang panjang. Padi Super Basmati memiliki permintaan yang tinggi terutama di Asia, tetapi produksinya terancam oleh berbagai permasalahan yang mengakibatkan tingginya angka kerugian panen.Â
Salah satu yang menjadi masalah utama padi Super Basmati adalah penyakit hawar bakteri yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian Zafar dkk. (2022) telah membuktikan adanya peningkatan ketahanan padi terhadap bakteri Xoo dengan melakukan penyuntingan urutan kode genetik pada padi menggunakan "gunting genetik" CRISPR-Cas9.Â
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya keberhasilan perubahan pada urutan kode genetik padi, lho. Perubahan ini disebut mutasi melalui penghilangan urutan DNA yang menjadi penyebab penyakit hawar bakteri pada padi.Â
Terjadinya perubahan tersebut menghasilkan tanaman padi Super Basmati yang tahan terhadap serangan bakteri. Lebih dari itu, padi Super Basmati hasil penyuntingan pun tetap memiliki ciri-ciri seperti padi yang normal dan sehat. Menarik, bukan?