Mohon tunggu...
Sang Pencari Ilmu
Sang Pencari Ilmu Mohon Tunggu... -

"Don't sad"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bongkar Topeng Palsu Pacaran

13 Agustus 2014   15:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:40 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur, karena pacaran adalah untuk membuat senang pasangannya, maka apa yang membuat pasangannya gembira itulah yang dilakukan. Istilahnya “kutahu apa yang kau mau”, kalau sudah begitu maka “kulakukan apa yang kau mau”. Nah, karena harus menyenangkan pacar, apapun dilakukan, termasuk kalau harus menebar kepalsuan di depan pacarnya. Apa saja kepalsuan yang biasanya dijumpai di saat pacaran?

Pertama, menyembunyikan sifat atau karakter asli. Memang cinta kadang, akan secara ajaib mengubah karakter atau perilaku seseorang, tapi kalau kemudian harus berpalspalsu ria di depan pacar, itu sudah keterlaluan dan pasti dosa. Seseorang akan berperilaku sepeerti yang diidamkan pasangannya. Persis kayak ilustrasi iklan di teve, kalau si cewek itu ngebayangin cowoknya harus sekuat superman, maka cowoknya akan melakukan hal itu, bisa jadi latihan fitness, ngangkat besi, angkat barbell, sampe angkat karung…..kalau perlu jadi kuli pasar…. Hehehe.

Nah, kepalsuan ini biasanya terbongkar saat tahapan pacaran sampe padatahapan konflik. Di situlah, sifat-sifat asli yang pemarah, keras, atau apapun itu yang bertentangan dengan sifat sebelumnya, saat pacaran mereka adem ayem saja. Terang seterang matahari di siang hari, pacaran kalau selama ini dijadikan dalih untuk mengenal karakter sang calon, terbukti tidak bias. Sebab yang ada dalam pacaran adalah kepalsuan karakter alias bukan sifat aslinya. Maka kalo masih getol pacaran, silahkan nikmati kepalsuan.

Kedua, tidak jujur. Ya selain kepalsuan karakter, yang lebih parah lagi topeng kepalsuan dari pacaran adalah ketidakjujuran. Seringkali bermuka dua, di depan pacarnya sumpah serapah, tapi di belakang dilanggar sumpahnya. Apalagi yang pacarannya baru tahap perkenalan, seperti orang asing yang baru ketemu, maka ketidakjujuran itu mudah sekali dilakukan. Ngakunya masih single, ternyata di belakang punya pacar berjibun, atau malahan sudah beristri. Begitulah pacaran sulit sekali dideteksi kejujuran seseorang. Apalagi kejujuran nggak bisa dilihat kasat mata, harus ada pembuktian. Iya, kadangkala kalo perlu berbohong dengan orang-orang terdekat pun akan dilakukan demi sang pacar.

Didepanmu mungkin pacarmu bermuka manis, tapi siapa tahu di belakang dia bermuka bengis. Di depanmu dia berperilaku alim, eh ternyata di belakangmu, dia orang yang lalim. Di depanmu dia ngakunya insinyur, tapi di belakangmu bias jadi dia tukang bubur. Di depanmu dia kelihatan sok romantic, padahal kalo kamu tahu sebenarnya dia tergolong orang yang sadis. Waduh!

Ketiga, nggak bisa pegang janji. “Say, setelah ini aku akan melamarmu, tapi ijinkan aku memegang tanganmu terlebih dahulu”, alah rayuan palsu tuh. Padahal rayuan itu tadi, di belakang masih ada kelanjutannya, sambil bergumam si cowok dalam hatinya “aku akan melamarmu, setelah aku dapat kerja, setelah aku punya motor, setelah aku punya penghasilan cukup, setelah aku punya rumah, dan yang setelah satu ini mau lewat” hehehe.

Kenapa pacaran itu cenderung nggak menepati janji? Karena dia sendiri nggak yakin, kalo pria atau wanita yang sekarang jadi pacarnya itu adalah calon suami atau istri yang cocok buat dirinya. Makanya, dikecapin, dikadalin pun menurut mereka sah-sah saja.

Keempat, menawarkan kecurigaan. Kecurigaan orang berpacaran itu sangat beralasan, karena hubungan antara keduanya hanya hubungan yang didasari suka atau tidak suka, tidak ada yang lebih dari itu. Setelah menawarkan kecurigaan, maka pacaran akan menimbulkan kegelisahan. “jangan-jangan pacar gue di belakang gue selingkuh”. Begitu pikirnya.

Kegelisahan yang tak bertepi itu, disusul dengan kegalauan yang akut, sehingga saling mencurigai satu sama lain. Dan akhirnya hubungan mereka jadi memanas, serta timbullah cekcok. Di sinilah fase booring mulai hinggap, dan selanjutnya, ‘loe gue end’ jadi kata yang tak terhindarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun