Imunisasi merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam program kesehatan masyarakat yang terbukti signifikan menurunkan insiden penyakit. Tujuan adanya imunisasi untuk melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu, menurunkan prevalensi penyakit
(mengubah epidimologi penyakit) dan tujuan akhirnya adalah untuk eradikasi penyakit atau yang disebut dengan pemusnahan agen infeksi dalam upaya menghalang penyebaran infeksi. Dalam rangka untuk memenuhi target pemerintah percepatan vaksinasi imunisasi KEJAR dan BIAN tahun 2022 dibutuhkan banyak stakeholder (baik orang tua, sebagai ayah ibu, tenaga Kesehatan, mahasiswa dan profesi masyarakat lainnya) untuk menggerakkan dan menyongsong bersama agar program ini dapat berjalan dengan maksimal karena program pemerintah ini sangat berguna baik untuk masyarakat kedepannya.
Karakteristik masyarakat pedesaan yang kurang teredukasi terkait kesehatan dan lebih cenderung menolak adanya program pemerintah menjadikan keberjalanannya kurang lancar. Sifat masyarakat pedesaan di Desa bategede masih terdapat beberapa orang tua yang kurang rajin untuk membawa anaknya mengikuti posyandu rutinan, faktor yang mempengaruhinya sebagian besar karena orang tua sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk memeriksakan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin, kemudian juga kurang teredukasi terkait peran pentingnya imunisasi dan kegiatan posyandu bagi anak balita, baduta dan batita. Selain itu juga tidak sedikit masyarakat disini yang kurang antusias untuk menyambut adanya program pemerintah
terkait imunisasi. Pelaksanaan kegiatan imunisasi juga tidak lepas dari adanya berita hoax dengan maksud memprovokasi pihak sekitarnya, hampir sama dengan kejadian pada masa lampau ketika diadakannya vaksinasi covid-19, banyak informasi hoax yang tersebar.
Informasi hoax merupakan berita palsu yang disebarkan, informasi seperti inilah yang menghambat proses tercapainya target imunisasi dikarenakan masyarakat mengkhawatirkan tentang kualitas imunisasi yang diberikan, khawatir dampak atau akibat yang timbul setelah imunisasi. Informasi hoax imunisasi diantaranya kandungan terbuat dari bahan haram, dampak imunisasi anak menjadi sakit-sakitan atau bahkan menjadi autis. Kemenkes juga menyatakan bahwasannya berita hoax imunisasi merupakan salah
satu penyebab meningkatnya kasus penyakit campak rubella di 170 negara meningkat 3 kali
lipat, di afrika 7 kali lipat serta di Eropa meningkat 5 kali lipat.
Dalam upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut dibutuhkan edukasi masyarakat melalui literasi dengan mengkampanyekan gerakan anti hoaks. Meninjau bahwasannya karakteristik minat baca masyarakat masih terbilang rendah maka dari itu mensiasatinya dengan membuat poster. Pemilihan poster karena bacaan cenderung lebih menekankan poin penting dan tidak menggunakan kalimat bahasa yang rumit, dan penambahan desain visual untuk menambah daya tarik. Selain itu juga di promosikan dengan penyebaran informasi cek gula darah gratis, dapat vitamin gratis dapat pmt. Â Harapannya masyarakat dapat teredukasi dan terhindar dari informasi hoax dan antusias datang ke imunisasi. Poster dicetak dalam ukuran A3 dan ditempelkan pada papan informasi desa, tempat umum, posyandu, toko toko dan toko obat.
Kegiatan ini memberikan edukasi sejumlah masyarakat dan sekaligus mempromosikan BIAN (Bulan Imunisasi Anak), sasaran dari program ini yakni masyarakat secara luas, khususnya ibu-ibu anggota posyandu yang memiliki anak diusia 9-59 bulan agar datang ke posyandu dan bersedia anaknya disuntik imunisasi campak rubella.Â
Poster tersebut selain untuk mencegah mengkonsumsi berita hoax juga sebagai pengingat pelaksanaan BIAN di Desa Bategede, mengingatkan persyaratan yang wajib dibawa ketika akan imunisasi. Hasil dari program ini banyak masyarakat datang ke posyandu untuk mengimunisasikan anaknya. Terlebih pada posyandu Budi Lestari sangat membludak, terhitung lebih dari 100 ibu-ibu datang untuk mensukseskan acara program pemerintah imunisasi Kejar & BIAN 2022.Â
Penulis : Nurul Hidayah (Ilmu Perpustakaan)
DPL : Ir. Gentur Handoyo, M. Si
      Dr. Ir. Martini, M.Kes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H