[caption id="attachment_359600" align="aligncenter" width="300" caption="Waspadai Superbugs"][/caption]
Kamu tau istilah Superbugs? atau pernah dengar nama Superbugs? Ooh...!, jangan sungkan untuk jawab tidak tahu, kalo jawabannya itu berati sama dengan saya, sama sama belum tahu he he he. Saya juga awalnya tidak tahu dan tidak kenal dengan istilah superbugs. Saya baru mengenalnya minggu lalu di acara yang bertajuk #BijakAB (bijak menggunakan antibiotik) saat saya sedang berada di arena Car Free Day (07/12/2014) lalu di kawasan Sudirman - Jakarta.
[caption id="attachment_359608" align="aligncenter" width="300" caption="komunitas @milissehat"]
![1418640183298106731](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1418640183298106731.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Superbugs adalah jenis virus yang kebal dengan antibiotik. Kamu pasti kenal dong yang namanya antobiotik, itu looh..., saah satu obat yang sering kita dapat kalo kita periksa ke dokter atau rumah sakit. Biasanya antibiotik itu bentuknya pil untuk dewasa dan bentuk cair untuk anak anak, atau dikasih berbarengan dengan infus jika kita di opname, setiap menerima antibiotik, dokter selalu menyarankan untuk dihabiskan, meski kita sudah sembuh dari sakit, alasannya sangat klasik, antibiotik itu buat ngebersihin virus dan bakteri penyebab sakit yang kita derita, jadi kalo antobiotik nya tidak dihabiskan dikawatirkan penyakitnya akan kambuh lagi. Tentunya dengan "ancaman" penyakit balik lagi, kita pasti jadi horror mendengarnya kaan? Dan kita pun manut pesan dokter untuk menghabiskan antobiotik yang diberinya.
Padahal menurut komunitas @milissehat, faktanya tidak selamanya antibiotik itu bermanfaat bagi tubuh kita untuk membasmi virus penyebab sakit yang kita derita. Adakalanya jika kita salah meminum antibiotik sesuai dosis, justru semua virus dan bakteri yang ada akan mati, padahal ada juga loh bakteri yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh sebagai antbodi untuk melawan penyakit. Oleh karenanya dalam kampanye #BijakAB di arena CFD kemarin, para anggota @milissehat sangat vocal menyuarakan efek kebiasaan mengknsumsi antibiotik, salah satunya munculnya superbugs, yaitu virus yang kebal terhadap antibiotik.
Semakin banyak minum antibiotik, semakin besar pula peluang terciptanya Superbugs, efeknya kita akan mudah terkena penyakit dengan keluhan yang sama. Tapi anehnya setiap kita sakit dan periksa ke dokter, kita selalu dikasih antibiotik. Bagaimana sebaiknya langkah kita dalam menyikapi hal tersebut?, menurut komunitas ini, sebagai konsumen, tentunya kita memiliki hak untuk menolak pemberian antibiotik oleh dokter, asal kita punya alasan yang logis dengan sedikit pengetahuan, kapan antibiotik itu diperlukan dan kapan antobiotik itu menjadi ancaman buat diri kita.
#Batuk #Pilek #Demam #Diare adalah beberapa penyakit umum yang seharusnya tidak usah menggunakan antibiotik untuk peneyembuhannya. Jika kita menderita penyakit itu dan saat kita ke dokter diberi antibiotik, ada baiknya kita menolaknya. Lalu tindakan apa sebaiknya yang kita lakukan jika terserang sakit batuk, demam, atau diare? Jawabannya adalah : kenali penyebabnya, dan obati penyebab inti timbulnya penyakit itu. Ini dia fakta-fakta tentang penyakit itu.
#Fakta Tentang Demam
![1418640064717616390](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1418640064717616390.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
#Fakta Tentang Batuk
![14186400891550351474](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14186400891550351474.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)