ARTIKEL ILMIAH
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MERINGKAS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Disusun oleh : Nurul Hidayati, M.Pd.
Email : nuruljuliet@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal guna meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang melibatkan siswa kelas V SD Babalankidul. Data dikumpulkan melalui observasi, tes keterampilan meringkas teks eksplanasi, dan hasil artefak siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan hasil prestasi keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa.
Kata Kunci : problem based learning (PBL), Peta Pikiran, Audio Visual Berbasis Kearifan Lokal, Keterampilan Meringkas, Teks Eksplanasi.
Pendahuluan
Meringkas adalah salah satu keterampilan menulis yang digunakan dalam menyederhanakan teks bacaan yang panjang menjadi lebih singkat dan mudah dibaca. Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan peristiwa alam, sosial, dan budaya yang memiliki peranan penting dalam kehidupan (Restuti dalam Permatasari, 2016). Adapun meringkas teks eksplanasi adalah pembelajaran membuat rangkuman isi teks yang berisi fenomena alam atau sosial menjadi sebuah paragraf yang baru. Melalui pembelajaran meringkas eksplanasi siswa akan menghasilkan karya tulis dalam bentuk ringkasan dari teks aslinya. Namun, beberapa siswa sering mengalami kesulitan dalam meringkas teks eksplanasi dengan menggunakan kosakota baku dan kalimat efektif. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran inovatif yang menarik dan efektif untuk meningkatkan keterampilan meringkas siswa terutama dalam meringkas teks eksplanasi.
Model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal menjadi pilihan yang tepat dalam meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi karena model ini dapat mengarahkan dan menuntun siswa dalam berpikir kritis dengan saling berinteraksi dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Selain itu, dengan menggunakan strategi peta pikiran dapat memperkuat memori dan lebih mudah memahami konsep. Adapun adanya media audio visual berbasis kearifan lokal bermanfaat supaya siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dapat berkonsentrasi dengan melihat gambar disertai suara sehingga membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Babalankidul. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan dua siklus. Setiap siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Data penelitian ini terbagi atas tiga bagian, yaitu hasil belajar siswa menulis teks eksplanasi, langkah-langkah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan peta pikiran dengan bantuan media audio visual berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa, dan renspons siswa terhadap pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Babalankidul semester genap tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 27 orang. Obyek dari penelitian ini adalah keterampilan meringkas teks eksplanasi.
Data berupa hasil belajar siswa meringkas teks eksplanasi akan diambil dengan menggunakan teknik tes dan instrumennya adalah soal uraian. Data berupa langkah-langkah penerapan model problem based learning (PBL) dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa akan diambil dengan menggunakan teknik observasi dan instrumennya adalah lembar observasi. Terakhir, data berupa renspons siswa terhadap pembelajaran akan diambil dengan cara teknik angket dan instrumennya adalah lembar angket. Data hasil meringkas teks eksplanasi oleh siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Data langkah-langkah penerapan model problem based learning (PBL) dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Data respons siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif.
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dan Peta Pikiran melalui Media Audio Visual Berbasis Kearifan Lokal
Siswa menyaksikan penayangan video pembelajaran teks eksplanasi tentang kearifan lokal Kabupaten pekalongan. Setelah siswa melihat tayangan video tersebut, Pendidik memberikan pertanyaan pemantik berkaitan dengan isi tayangan video tersebut. Siswa menuliskan jawabannya di kertas post it dan di tempel di papan “Refleksiku”. Siswa yang cepat dan tepat jawabannya mendapatkan reward. Pendidik membagikan LKPD perkelompok. Pendidik menayangkan video berikutnya, yaitu tayangan video teks eksplanasi tentang kearifan lokal kabupaten Pekalongan yaitu “Gunungan Megono”. Pendidik mengintruksikan siswa untuk melakukan tanya jawab bersama kelompoknya. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKPD berkaitan dengan hasil pengamatan tayangan video teks eksplanasi tentang kearifan lokal kabupaten Pekalongan yaitu “Gunungan Megono”. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi berkaitan dengan hasil pengamatan tayangan video teks eksplanasi tentang kearifan lokal kabupaten Pekalongan yaitu “Gunungan Megono” dan kelompok yang lainnya memberi tanggapan.
Pendidik menggunakan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal karena pertimbangan berikut.
1. Model problem based learning dapat mengarahkan dan menuntun peserta didik untuk (1) berpikir kritis mengeksplor pengetahuanya; (2) saling berinteraksi dan berkolaborasi menguasai materi secara berkelompok; (3) memecahkan masalah secara bersama-sama; (4) lebih aktif dalam pembelajaran; dan (5) memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kelompok.
2. Strategi peta pikiran dapat bermanfaat untuk (1) memperkuat memori dalam mengasah imajinasi, kreativitas, bahkan visualisasi; (2) lebih mudah memahami konsep; dan (3) belajar lebih menyenangkan.
3. Media audio visual lebif efektif untuk menyampaikan kepada peserta didik sehingga dapat (1) membuat peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran; (2) membuat peserta didik berimajinasi dan berkonsentrasi dengan melihat gambar disertai suara sehingga membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama; dan (3) membuat peserta didik tertarik dan termotivasi untuk belajar meringkas teks eksplanasi dengan kosakata baku dan kalimat efektif.
Dengan demikian, penggunaan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal membuat pembelajaran meringkas teks eksplanasi menjadi lebih mudah, lebih hidup, lebih berkesan bagi peserta didik, dan dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi pembelajaran secara maksimal.
Berkaitan dengan hal ini, guru memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut. Pertama, berperan dan berkewajiban untuk menyusun perangkat pembelajaran. Kedua, berperan dan berkewajiban untuk melakukan proses pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan dengan menggunakan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal agar (1) pembelajaran meringkas teks eksplanasi lebih berkesan bagi siswa; (2) keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan; (3) tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik; (4) nilai siswa tuntas melampaui KKM. Ketiga, berperan dan berkewajiban untuk menyampaikan dan menyamakan persepsi kepada guru serumpun bahwa penggunaan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pendidik di kelas berkaitan dengan kemampuan siswa dalam meringkas teks eksplanasi dengan kosakata baku dan kalimat efektif yang masih rendah.
Guru memperkenalkan konsep teks eksplanasi dan menjelaskan langkah-langkah dalam meringkas teks eksplanasi melalui tampilan power point. Selanjutnya, guru menayangkan video teks eksplanasi berkaitan dengan kearifan lokal kabupaten pekalongan, dan siswa mengamati video tersebut. Penerapan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal dapat menjadi alternatif yang menarik dalam meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi pada siswa. Penggunaan peta pikiran mempermudah siswa dalam memetakan hasil pengamatan video. Adapun dengan adanya bantuan audio visual berbasis kearifan lokal, membantu siswa dalam berimajinasi dan berkonsentrasi. Selain itu, metode ini juga mendorong siswa untuk berkolaborasi dan berdiskusi dengan teman sekelas dalam meringkas teks eksplanasi.
Dalam kegiatan observasi, guru mengamati dan mencatat perkembangan setiap siswa dalam berdiskusi dari hasil mengamati tayangan video teks eksplanasi berkaitan dengan kearifan lokal kabupaten Pekalongan dan dapat meringkas teks eksplanasi dengan kosakata baku dan kalimat efektif.
Setelah tahap pelaksanaan, guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran meringkas teks eksplanasi model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan saran terkait kegiatan pembelajaran. Siswa menulis hasil refleksi yang ditulis menggunakan kertas post it lalu ditempel dipapan “Refleksiku” di kelas.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model problem based learning (PBL) dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal efektif dalam meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplanasi siswa. Dengan penggunaan model problem based learning (PBL) dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal yang dikemas dengan penyampaian materi berbasis TPACK sangatlah efektif untuk meningkatkan semangat belajar. Terlihat peserta didik lebih antusias ketika belajar, peserta didik juga lebih aktif ketika sedang berdiskusi dalam kelompok dan pembelajaran terasa menyenangkan. Selain itu, hasil prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan. Peserta didik dapat memperoleh nilai di atas KKM
Berikut penjelasan rekapitulasi perubahan sikap yang dialami siswa berdasarkan isian hasil lembar observasi pendidik dan jurnal siswa yang diberikan kepada 27 siswa di kelas tersebut. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
Sebanyak 90% siswa mengatakan berkesan dengan pembelajaran yang dilakukan pendidik.
Sebanyak 90% siswa menjawab pembelajaranya asik dan menyenangkan karena dapat berkolaborasi dan bekerjasama secara berkelompok.
Sebanyak 90% siswa merasa tidak memiliki kesulitan dalam meringkas teks eksplanasi dengan peta pikiran dan bantuan media audio visual.
Sebanyak 90% siswa (27 anak) aktif mengikuti diskusi, berkolaborasi, dan saling membantu dalam kelompok.
Sebanyak 90% siswa (27 anak) memiliki sikap disiplin yang bagus dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dan menjalankan semua perintah dengan sungguh-sungguh.
Sebanyak 88% siswa memiliki sikap tanggung jawab secara maksimal dalam mengerjakan tugas.
Sebanyak 90% siswa memiliki sikap gotong royong yang baik dengan saling bekerja sama tidak membeda-bedakan teman
Selain itu, pembelajaran yang dilakukan guru berdampak positif pada hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dilakukan pendidik menggunakan model problem based learning dan peta pikiran melalui media audio visual berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan keterampilan meringkas teks eksplasi pada siswa. Siswa secara keseluruhan dapat memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini dapat dilihat dari artefak hasil belajar siswa sebagai berikut.
Tabel 1. Daftar Siswa dalam Meringkas Teks Eksplanasi dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning dan Peta Pikiran melalui Media Audio Visual
NO
NAMA KELOMPOK
NILAI
1
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!