Jika Kamu Bisa Saya Juga Bisa
Kali ini aku ingin menceritakan tentang satu pengalamanku membeli mie instant dan cemilan di sebuah kios. Sebelumnya aku tak pernah berbelanja di kios ini karena jauh dari tempat kos.
"Dua puluh empat, Mbak. "kata bapak pemilik kios setelah tangan beliau yang gemuk memencet kalkulator."
Aku membuka dompet  lalu kuserahkan lembaran 50 ribu kepadanya. Beliau menekan-nekan lagi kalkulatornya, kemudian membuka laci dan menyerahkan lembaran 20 ribu selembar dan 3 lembar 2 ribuan.
Aku menghitung kembalian yang diberikan beliau, lembar demi lembar sebelum memasukkannya ke dompet.
"Pak, tukar yang ini, "kataku. Kukembalikan 3 lembar duit 2 ribuan kepadanya.
"Mang kenapa? "Tanya beliau ketus.
"Ini disambung pakai isolasi. Ini juga disambung."jawabku sambi menunjukkan padanya 3 lembar 2 ribuan itu satu persatu, "Dan semuanya dekil dan rapuh, "tambahku.
"Ambil saja, masih bisa dipakai Mbak! Aku gak punya yang lain. Bicara beliau meninggi.
"Kalau ada kasi aku yang lain saja, Pak." Aku berusaha menjaga nada bicaraku agar tetap santun.
"Gak ada. Itu masih bisa dipakai Mbak, "Sudah Mbak, aku sibuk, wong itu masih layak dipakai kok. Masih duit." Dia menggerutu. Mukanya masam tidak enak dilihat.