Hari ini saya membaca buku yang cukup menarik di Perpustakaan Raja Zarith Sofiah, Universiti Teknologi Malaysia. Judulnya "Talent Is Never Enough" oleh John Calvin Maxwell. Dari buku ini, kita akan diajak untuk memahami arti bakat (talent) yang ada dalam diri manusia.Â
Buku ini berisi motivasi untuk kita semua, bukan hanya orang-orang berbakat. Itu sebabnya judulnya adalah bakat saja tidak cukup. Kenanapa bisa tidak tidak cukup? Karena jika bakat saja sudah cukup, semestinya mayoritas orang-orang yang sukses dan berpengaruh adakah mereka yang dilahirkan dengan bakat luar biasa. Nyatanya tidak. Maxwell berusaha meyakinkan pembaca untuk menyadari bahwa (1) setiap orang memiliki bakat dan (2) setiap orang memiliki pilihan untuk menambah nilai plus pada bakat mereka.Â
Poin pertama, bahwa setiap orang memiliki nilai yang sama (equal value), tetapi tidak  dilahirkan dengan bakat yang sama (inequal giftedness). Beberapa orang lahir dengan bakat yang hebat, sementara yang lain lahir dengan kemampuan biasa-biasa saja. Tetapi ketahuilah bahwa setiap kita memiliki sesuatu yang dapat kita lakukan dengan sangat baik. Dan menurut Maxwell, itulah spesialisasi kita, bakat kita. Jadi setiap orang memiliki bakat. Karena itu, seharusnya setiap orang dapat melejitkan potensi dirinya dengan cara berfokus pada kekuatan yang mereka miliki, bukan pada kelemahan. Maxwell berargumen bahwa secara rata-rata setiap orang dapat meningkatkan kemampuan mereka sampai 2 poin untuk skala 1 sampai 10. Artinya, jika misalnya kemampuan (bakat alamiah) seseorang pada bidang musik hanya di angka 4, kemudian ia berfokus untuk meningkatkan kemampuan tersebut, maka dengan kerja keras level dia akan naik hingga ke angka 6. Artinya, ia hanya beranjak naik dari di bawah rata-rata ke sedikit di atas rata-rata. Tetapi bila ia sadar bahwa ia cukup bagus di bidang sepakbola, sebut skornya adalah 7. Lalu ia fokus meningkatkan kemampuan bersepakbola, maka dengan kerja kerasnya ia akan mencapai skala 9 atau bahkan 10. See? Menurut Maxwell, sebaiknya kita fokus pada bidang-bidang yang kita boleh lebih unggul dari pada orang lain.
Poin kedua, bahwa ternyata Maxwell menemukan 13 pilihan yang dapat memberikan nilai plus pada bakat kita. Menurutnya, orang yang berbakat akan stand alone, sementara orang yang berbakat-plus akan stand out. Tidak heran, karena keyakinannya itu, Maxwell berdo'a (di dalam lembar persembahan buku ini) supaya cucunya bisa menjadi a talented-plus person. Ini rumusnya:
Talent + Right Choices = A Talent-Plus Person
Dalam buku ini, kita diberikan resep untuk menjadi a talent-plus person. Apa saja pilihan-pilihan yang perlu diperhatikan untuk melejitkan bakat? 13 bab dalam buku ini memberikan penjelasan rinci dengan contoh yang riil tentang:
- Keyakinan meningkatkan bakat.
- Passion adalah sumber energi bakat.
- Inisiatif mengaktivasi bakat.
- Fokus mengarahkan bakat.
- Persiapan memposisikan bakat.
- Latihan menajamkan bakat.
- Ketekunan mempertahankan bakat.
- Keberanian menguji bakat.
- Kemampuan untuk belajar mengembangkan bakat.
- Karakter melindungi bakat.
- Hubungan mempengaruhi bakat.
- Tanggungjawab memperkuat bakat.
- Kerja tim melipatgandakan bakat.
Dari 13 pilihan itu, Maxwell menutup buku ini dengan memotivasi kita untuk bukan hanya menjadi orang yang berbakat, tetapi lebih memilih menjadi orang dengan bakat-plus. Jika itu yang dilakukan, maka akan ada tambahan positif pada diri kita dan juga orang-orang di sekeliling kita untuk melampaui semua harapan dan cita-cita. Betul, melampaui, bukan sekedar meraih. Itulah yang ditulis oleh J.C. Maxwell.
Apakah ada Kompasianer di sini yang juga sudah membaca buku ini? Bagi pelajaran penting yang ada di buku ini ya di kolom komentar, supaya kita bisa belajar bersama. Thanks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H