2. . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosi Peserta Didik
Peserta didik sebagai individu mengalami perkembangan. yang unik. Selain ada beberapa persamaan
umum dalam pola per- kembangan yang dialami oleh setiap anak, ada juga perbedaan perkembanganyangdapatterjadikapansaja.Itukarena perkembangan pada dasarnya adalah proses perubahan yang melibatkan beberapa. faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain. Wiyani (Wiyani, dkk, 2014) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial emosi anak sebagai berikut:
1. Keluarga
Dalam ilmu pendidikan, keluarga menjadi lingkungan pendidikan pertama dan terpenting. Lingkungan keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosi anak di masa depan. Lingkungan keluarga inilah anak pertama kali menerima pendidikan dari orang tua atau orang terdekat. Orang tua adalah pendidik bagi mereka, pola asuh, sikap dan perubahan yang melingkupi orang tua memiliki pengaruh besar pada perkembangan sosial dan emosi anak.
Misalnya ketika orangtua menerapkan pola asuh yang sangat. keras dalam mendidik. Pola asuh yang sangat keras cenderung memaksa anak untuk selalu mematuhi perintah yang diberikan oleh orang tua mereka. Kebiasaan ini tentu akan membuat anak merasa tertekan, yang pada akhirnya anak akan menutup diri dari pergaulan dengan orang lain. Dan sebaliknya jika orangtua menerapkan pola asuh yang baik, anak akan menjadi sosok yang berpikiran terbuka yang membuatnya lebih mau bergaul dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap orang lain.
Status ekonomi dan sosial orang tua juga mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak. Misalnya anak yang tinggal di lingkungan keluarga yang kurang mampu membuat anak memiliki masalah sosial dan emosi serta memiliki potensi kognitif yang buruk. Kondisi ekonomi orang tua yang buruk juga tentunya sangat berpengaruh pada makanan bergizi bagi anak yang akan menentukan pertumbuhan fisik dan mendukung perkembangan psikologis mereka, termasuk perkembangan sosial dan emosinya.
Kemudian, jika orang tua berstatus janda atau duda baik karena perceraian atau kematian, itu juga akan mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi. Anak merasa kurang kasih sayang dan memungkinkan mengalami masalah emosi seperti kurang percaya pada diri sendiri dan secara sosial akan mengalami kesulitan dalam bergaul karena mereka minder.
Orang tua jika memiliki anak tunggal mereka memberikan. perhatian lebih kepadanya dan anak cenderung memiliki sifat manja dan kurang bisa bergaul dengan teman sebayanya, suka menarik perhatian orang dewasa dengan cara kekanak-kanakan dan sebagainya. Sementara itu seorang anak yang memiliki banyak saudara kandung orang tuanya akan sibulmembagi perhatian kepada saudara-saudaranya yang lain.
2. Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak. Disekolah anak berhubungan dengan pendidik dan teman sebaya. Hubungan antara anak dan pendidik dan anak dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak. Stimulus diberikan oleh pendidik kepada anak memiliki pengaruh yang tidak sedikit untuk mengoptimalkan perkembangan sosial dan emosional. Pendidik adalah wakil dari orang tua mereka saat berada disekolah. Pola asuh dan perilaku yang ditunjukkan oleh pendidik di depan anak juga dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak. Misalnya, jika pendidik dengan mudah melakukan kekerasan, terutama kekerasan fisik terhadap anak, pada saat itu, anak juga akan menyelesaikan berbagai masalah yang ia alami dengan kekerasan juga karena ia melihat contoh bagaimana menyelesaikan masalah dengan melakukan kekerasan yang dilihat dari gurunya, tentu saja itu dapat menghambat perkembangan sosial dan emosinya.
3. Teman sebaya
Teman sebaya adalah hubungan antara individu pada anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama dan melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompok. Jadi, lingkungan teman sebaya ini yang memiliki peran penting bagi anak dapat membedakan perilaku buruk dan mempertajam tingkat kedewasaan dalam dirinya dengan membandingkan antara teman satu dengan lainnya. Perilaku yang ditampilkan oleh teman sebaya juga memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam menentukan perkembangan sosial dan emosional seorang anak. jika anak dan teman-temannya dapat bermain sesuai aturan, itu dapat mengoptimalkan perkembangan sosal dan emosinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H