Mohon tunggu...
Nurul Hasanah
Nurul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - S-2 Kesehatan Masyarakat UGM

Memiliki ketertarikan jurnalistik berbasis digital dengan isu kesehatan dan lingkungan. Pengabdian dengan masyarakat adalah bagian dari pengalaman dan perjalanan hidup yang menjadi pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Laut Bukan TPA (Ada Sampah di Raja Ampat)

24 September 2024   21:50 Diperbarui: 30 Oktober 2024   00:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh M. Akbar Rezki Mustari


Pencemaran sampah di laut Raja Ampat tidak serta merta salah masyarakat yang masih memiliki perilaku buruk dan kurangnya literasi dalam pengelolaan sampah, tapi juga ada peran pemerintah yang tidak memberdayakan masyarakat pesisir dalam pengelolaan sampah.

Laut Bukan Tempat Pembuangan Akhir “Sampah”

Foto oleh M. Akbar Rezki Mustari
Foto oleh M. Akbar Rezki Mustari

Pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas pengelolaan sampah untuk masyarakat sehingga masyarakat berusaha untuk mampu mengelola sampah sendiri. 

Masyarakat Kampung Warwanai perlahan mengubah perilaku untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan dengan menggali pasir lalu meletakkan daun kelapa, sampah plastik dan terakhir sampah organik yang sudah dikeringkan, setelah itu semua sampah tersebut di bakar dan abu yang dihasilkan dijadikan pupuk tanaman. Pembakaran sampah yang dilakukan jauh dari rumah warga dan pada sore hari. Selain itu, masyarakat remaja kampung juga melakukan kegiatan rutin membersihkan pinggir laut dari sampah yang dibawa ombak, pungkas Bapak Roni Rumbarak tokoh masyarakat Kampung Warwanai (Polluted Paradise, 2023).

Foto oleh M. Akbar Rezki Mustari
Foto oleh M. Akbar Rezki Mustari

Membutuhkan Regulasi dan Peran Pemerintah

Dampak yang ditimbulkan sampah laut sangat kompleks, dari segi kesehatan manusia, kesehatan biota laut hingga mungkin menurunkan pendapatan ekonomi dari wisata bahari. Pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat kampung belum sebaik yang diharapkan, tapi masyarakat Kampung Warwanai terus memperbaiki perilaku dalam pengelolaan sampah. Masyarakat pesisir tidak bisa berjuang sendiri, pemangku kebijakan, instansi kesehatan dan lingkungan daerah dibutuhkan untuk memberikan pemberdayaan dan akses pengelolaan sampah kepada seluruh masyarakat pesisir. Sebagai langkah lanjutan, penerapan regulasi dan pengawasan sampah laut lintas batas segera diimplementasikan sehingga masyarakat pesisir tidak terus menderita dengan sampah yang terbawa ombak.

Tidak semua dekat dengan laut, tapi semua bertanggung jawab terhadap sampah di laut. Kurangi sampahmu dan jangan buang ke laut!

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun