"Keluarga Nugroho tiba di Pulau Bungin tahun 1944."(hal. 67).
Lalu alur kembali lagi kepada waktu sekarang dimana Zaman sedang berusaha menelusuri masa lalu Sri Ningsih. Selain dari cerita orang-orang tersebut, Zaman juga mengetahui bagian-bagian cerita masa lalu Sri Ningsih dari buku diary miliknya.
"Zaman menerima buku diary itu, memeriksanya, terdiam. Buku ini penting sekali. Inilah kunci dari semua kisah yang akan dilewatinya beberapa hari ke depan."(hal. 46)
Selain menggunakan alur maju-mundur (campuran), cerita daalm novel juga menggunakan alur ganda. Hal ini dapat dilihat dari cerita yang seolah-olah memiliki 2 tokoh yang menjadi pusat perhatian pembaca. Tokoh tersebut adalah Sri Ningsih dan Zaman Zulkarnaen. Sri Ningsih memang menjadi pusat perhatian utama dalam cerita atas kisah hidupnya yang luar biasa. Namun tak dapat dipungkiri pula bahwa Zaman juga menjadi tokoh penting yang menjadi sorotan. Sebab, dalam buku novel ini kisah hidup tentang Zaman juga diulas, meski hanya sebagian kecil saja. Selain itu, Zaman juga menjadi tokoh yang berpengaruh sebab dialah yang menjadi kunci untuk membuka kisah masa lalu Sri Ningsih.
Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa cerita "Tentang Kamu" memiliki 2 tokoh yang dianggap berperan penting. Pertama, Zaman Zulkarnaen. Tokoh Zaman digambarkan sebagai pemuda yang cerdas, penuh pengorbanan dan pantang menyerah. Hal ini daat dilihat dari sikapnya yang berusaha dengan sangat keras untuk menelusuri kehidupan masa lalu Sri Ningsih.
"Zaman meremas jarinya. Dia harus memikirkan cara lain ... Zaman menghembuskan napas lega. Ini berarti dua kabar baik sekaligus."(hal. 267)
Ia juga bersikap penuh perhitungan dan hati-hati dalam melakukan sesuatu.
"'Tapi kabar baiknya, kita tidak akan matihari ini, Lastri. Aku tidak bodoh masuk ke rumahmu tanpa rencana. Sebentar lagia kan ada yang datang menyelamatkan kita. Kamu akan menghabiskan hari tua di penjara Perancis.' Zaman melirik jam tangannya."
Tokoh yang sangat berpengaruh dalam cerita ialah Sri Ningsih. Di dalam cerita, ia digambarkan sebagai sosok yang sangat tabah, sabar, dan kuat dalam menjalani kehidupan, meskipun ia harus menghadapi berbagai cobaan yang berat.
"Sejak kecil, sejak Nugroho mendidiknya menjadi anak yang kuat dan sabar, dia tidak pernah lagi menangis di depan orang lain."(hal. 101)
Sri juga dikenal sebagai wanita yang gigih dan pantang menyerah dalam berjuang.