Membuat sesuatu itu mudah, yang sulit itu mempertahankan. Kalimat tersebut benar adanya karena kalau nggak punya ciri khas atau keunikan, maka mudah tergantikan dengan yang lain. Begitu juga dengan kuliner yang semakin masif perkembangannya di era saat ini. Orang-orang berbondong-bondong mencicipi makanan atau minuman yang sedang viral.
Di tengah banyaknya pilihan kuliner, khususnya di Jakarta, masih ada yang bertahan keeksisannya. Bahkan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Patut diacungi jempol pertahanannya di tengah keberadaan coffee shop atau restoran masa kini. Namun, ada 4 tempat kuliner yang masih bertahan di sekitaran Cikini dan Gondangdia.Â
Saya bisa mendatangi tempat-tempat kuliner ini karena mengikuti Kotekatrip-23: Jelajah Kuliner Bareng Country Choice dan Wisata Kreatif Jakarta, pada hari Sabtu, 27 Juli 2024. Sebanyak 50 peserta dari pemenang giveaway dan Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka) bertemu di titik kumpul Museum Djoang 45, Jakarta. Tentunya dipandu oleh tour guide profesional dari Wisata Kreatif Jakarta.
Peserta dibagi 3 kelompok dengan masing-masing tour guide. Kelompok saya dipandu oleh kak Mutia. Tempat-tempat kuliner yang kami datangi yaitu Roti Lauw, Warung Jamu Warisan, Toko Kopi Luwak dan Es Krim Tjanang. Semua kulinernya bisa kami cicipi sambil mendengarkan kak Mutia cerita dibalik bertahannya dan sejarah berdirinya.Â
Roti Lauw
Siapa sih yang nggak kenal roti legendaris ini? Saya juga tahunya dari gerobak roti yang mangkal di pasar atau lewat depan gang rumah. Tokonya persis di sebrang stasiun Gondangdia dan samping Pasar Jaya Gondangdia. Toko roti ini milik Lau Tjoan To sejak tahun 1940. Sekarang sudah generasi ke-3 yang meneruskan bisnisnya. Pabriknya kini ada di daerah Pulogadung. Ibu Helmi sebagai penjaga toko cukup antusias menyambut kami.Â
Dari depan toko roti Lauw nggak tampak istimewa. Pintu kaca dengan tulisan Roti Lau di atasnya dan etalase yang menjual aneka rasa roti. Roti dijual mulai dari harga Rp 8000an. Tiap peserta boleh mengambil 1 rasa roti dan saya pilih rasa keju. Saya juga membeli roti gambang yang jadi roti primadona seharga 10 ribu rupiah.
Roti Lauw masih bertahan di tengah maraknya roti kekinian yang di jual di mall atau supermarket. Toko yang sekarang ini sudah ada sejak 1948 dan nggak pernah pindah. Ini bukti bertahannya toko roti jadul dengan cita rasa yang masih sama. Kalau sedang main ke Gondangdia, jangan lupa mampir ya.Â
Toko Jamu Warisan di Pasar GondangdiaÂ