Orang tua merupakan panutan bagi anaknya. Apalagi pada anak yang masih kecil atau balita yang bisanya masih meniru atau melakukan sesuatu dari apa yang ia lihat. Jika seorang anak selalu melihat orang tuanya sholat, mengaji, atau berdzikir maka otomatis rasa ingin tahu seorang anak pun muncul, kemudian mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya. Pada saat seperti itu anak membutuhkan bimbingan orang tua yang berperan dalam setiap keingin tahuannya, daya ingat anak kecil itu masih sangat kuat, jika sejak dini sudah dilatih kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan menerapkan ajaran agama pada kehidupan sehari-hari seperti saling tolong menolong, menghormati orang yang lebih tua, mengucap salam, terimakasih, mengucap maaf, serta mengajarkan kepada anak tentang rukun Iman dan rukun Islam berdasarkan bahasa yang dapat diterima olehnya, maka seorang anak akan secara otomatis melakukan perilaku yang baik seperti yang diajarkan agama Islam sampai ia tua kelak.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mempunyai perilaku yang baik, seiman dengannya, berpendidikan tinggi, serta sukses dunia akhirat. Agar semua itu dapat terlaksana, orang tua harus perperan aktif dalam setiap tumbuh kembangnya seorang anak, tapi tidak hanya itu orang tua juga harus mempunyai akhlak yang baik dan berpedoman pada ajaran Agama Islam yang benar. Seperti dalm al-Quran surat At-Tur ayat 21 yang artinya “Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam syurga, dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebaikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang ia kerjakan.” (Departemen agama RI, 2009:523)
Dengan memasukkan anak pada pendidikan yang berbasis agama Islam juga sangat dianjurkan, karena hal tersebut dapat membantu orang tua untuk menanamkan prinsip agama Islam ketika di luar lingkungan keluarga. Pengetahuan anak dalam agama menjadi lebih luas lagi dan orang tua juga tidak kesusahan, karena anak sedikit demi sedikit mendapatkan pengajaran Agama Islam di dalam kegiatan belajar mengajarnya dan seiring berjalannya waktu anak dapat mengklasifikasikan hal-hal yang dilarang oleh agama serta yang dianjurkannya.
Lingkungan masyarakat juga berpengaruh dalam tumbuh kembangnya, jika lingkungannya tidak mendukung seorang anak untuk berperilaku baik berdasarkan Agama Islam, orang tua harus lebih berperan dalam mendidik anak. Jika orang tua tidak dapat melakukannya maka anak bisa-bisa terpengaruh lingkungan sekitar yang tidak baik itu atau alternatif lain mungkin lebih baik meninggalkan lingkungan tersebut.
Misalnya orang tua yang sangat memperhatikan setiap gerak-gerik anaknya mempunyai faktor kehawatiran yang amat tinggi. Orang tua mungkin menganggap bahwa anak butuh pendampingan yang seutuhnya. Bisa saja orang tua itu mempunyai ketraumaan pada pengalaman masa lampau pada anak yang mengakibatkan kesedihan yang amat sangat mendalam. Jadi orang tua tidak mau hal tersebut terulang kembali, dan berfikiran bahwa setiap gerak-gerik anak itu harus diperhatikan. Misalnya saja akibat kelalaian orang tua dalam mengawasi anaknya yang masih kecil, apalagi jika itu anak pertama yang mengakibatkan suatu kecelakaan yang tidak terduga, bahkan bisa jadi sampai kematian, maka karena kelalaian itu orang tua menjadi trauma dan menjadi over protectifkepada anak. Padahal hal seperti itu sangat berdampak pada psikolog anak, anak menjadi tidak bisa bebas aktif dalam melakukan kehidupannya karena selalu diatur oleh orang tuanya. Selain itu anak menjadi penakut dan tidak percaya diri terhadap apa yang ingin ia lakukan, anak menjadi suka menyendiri dan susah bergaul. Susah bergaul disini bisa juga karena dia takut untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, mungkin juga susah bergaul karena orang tuanya terlalu ikut campur dan pilih-pilih teman untuk anaknya, padahal di dalam Al-Quran surat Al Hujurot ayat 13 telah dijelaskan bahwa Allah itu menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal. Saling mengenal disini mempunyai makna sebagai dasar demokrasi yang benar di dalam Islam, yang menghilangkan kasta-kasta dan perbedaan rasial, yang sangat ditentang oleh agama Islam. (Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, 1987:3926 )
Dalam karakter yang seperti ini seharusnya orang tua jangan terlalu egois kepada anak, orang tua memerlukan siraman rohani tentang bagaimana cara mendidik anak dengan benar menurut Agama Islam. Orang tua juga harus menanamkan sifat yang husnudzon kepada anak dan orang-orang di sekitarnya, dengan cara memberi kepercayaan bahwa anak tersebut dapat melakukan hidupnya dengan apa yang ia inginkan dan dapat menjalani setiap problema-problema kehidupan serta dalam memilih teman. Peran orang tua hanyalah membantu anak ketika ia membutuhkan masukan-masukan dari orang tua dan tidak terlalu ikut campur di dalamnya.
Orang tua yang sama sekali tidak mempunyai latar belakang ajaran Agama Islam yang baik akan menjadi kendala dalam mendidik anak, misalnya orang tua menjadi acuh tak acuh ketika anak melakukan sesuatu yang salah menurut Agama Islam, karena orang tuanya sendiri tidak tahu dasarnya bagaimana. Tapi jika orang tua mengetahui dasar-dasarnya akan terasa mudah apabila seorang anak memiliki masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya.
Ketika anak mulai remaja, di situlah orang tua harus lebih memperhatikan anaknya, karena pada saat remaja pemikiran seorang anak menjadi labil dan menjadi berani dalam melakukan segala sesuatu tanpa memikirkan yang matang terlebih dahulu. Orang tua harus mendekati anak dengan cara yang halus, seperti menanyainya tentang keadaan di sekolah, atau siapa teman-temannya, dengan begitu anak akan bisa menjadi terbuka kepada orang tuanya dan menceritakan kejadian-kejadian yang ia alami. Anak pun menjadi tidak sungkan dan sudah menganggap orang tuanya seperti teman curhatnya sendiri. Dengan begitu orang tua pun juga menjadi mudah dalam mengawasi anak tanpa menjadikan ia merasa tidak nyaman. Terkadang seorang anak remaja itu tidak pernah bercerita tentang hal-hal yang terjadi kepada orang tuanya dikarenakan sungkan atau bahkan orang tuanya sendiri yang tidak membiasakan bertanya kepada anak. Sangat disayangkan memang, ketika anak tidak bisa bercerita kepada orang tuanya dan harus berfikir sendiri ketika mendapat masalah.
Jadi pendidikan orang tua yang baik akan tercermin pada perilaku anak yang baik pula. Dan dari beberapa faktor di atas kembali lagi pada bagaimana caranya orang tua menanggapinya dan bagaimana cara orang tua mendidik anak berdasarkan ajaran agama Islam yang benar. Dengan itu akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya seorang anak, agar seorang anak dapat secara otomatis membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Untuk itu kita sebagai generasi muda jangan mengabaikan pendidikan Agama Islam yang nantinya sangat bermanfaat untuk mendidik anak-anak kita kelak. Semua itu perlu kesadaran dari setiap individu mengenai seberapa pentingnya pendidikan agama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H