Mohon tunggu...
nuurfathimah
nuurfathimah Mohon Tunggu... Freelancer - penulis

Seorang perempuan yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap dunia kesehatan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Meyakini dengan membaca dan menulis sebagai salah satu upaya untuk membedakan antara toksik dan tonik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Filosofi Cuci Piring, Mindfulness dan Proses Melewati Duka

31 Januari 2025   04:05 Diperbarui: 24 Januari 2025   02:42 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mindfulness dalam kegiatan sehari hari melalui aktivitas harian di rumah seperti mencuci piring dapat menjadi sebuah proses yang melibatkan kesadaran dan kehadiran penuh dimasa kini. Bahkan konsep ini dapat digunakan dalam memproses duka. Duka itu seperti mencuci piring, tidak ada orang yang mau melakukannya, tapi pada akhirnya seseorang harus melakukannya.

Ketika belajar mindfulness yang diterapkan ketika mencuci piring, ternyata kita bisa melewati duka melalui mencuci piring. Berikut adalah filosofi proses mencuci piring yang dapat dilakukan untuk melalui proses berduka dengan melibatkan kesadaran.

1. Buang sisa makanan ke tempat sampah.  

Fase pertama bukan untuk membuat bersih total, melainkan mempersiapkan ke langkah selanjutnya. Ada sisa perasaan, kenangan atau harapan, dengan menyadarkan bahwa semua lokasinya tidak dipiringmu lagi, lokasinya di tempat lain, yakni masa lalu. Bukan membuangnya namun meletakkannya di tempat seharusnya berada, yakni tempat sampah. Kita perlu menyadari dimana sisa makanan tersebut berada lalu menggeser ke tempat yang semestinya dan kesadaran ini adalah mindfulness.

2. Bilas piring menggunakan air mengalir. 

Air adalah pikiran kita, kita perlu mengalirkan pikiran melewati hati kita yang terluka. Seperti halnya kita ingin mencuci dengan menggunakan aliran air bersih, ada baiknya bila pikiran ini adalah suatu yang bersih juga. Sumber air ini ada di sekeliling kita, mungkin ada orang di sekeliling kita yang bisa memberikan aliran pikiran untuk membersihkan luka kita. Apapun sumbernya pastikan kita mengalirkan air karena “the solution for pollution is dilution” maksudnya dalam pembersihan luka, solusi terbaik adalah melakukam dilusi atau mencairkan sebanyak banyaknya. Sebaliknya air yang stagnan akan membentuk genangan den bisa menjadi tempat tumbuh kuman, menjadi kotor dan bau, maka biarkan pikiranmu mengalir, jika merasa stagnan dalam aktivitasmu, maka ke luar rumahlah. Mengalirlah. Seperti kata Bruce Lee, jadilah seperti air, jadilah fleksibel, tidak berbentuk, dan beradaptasi dengan yang ada disekelilingnya, Jadilah air. Begitu juga beberapa luka dalam hati kita akibat berduka mungkin bisa dibersihkan hanya dengan aliran pikiran yang lebih bersih dan realistis. Kalaupun tidak berhasil membersihkan itu tidak apa, ada senjata rahasia yang sebenarnya tidak terlalu rahasia, yakni langkah selanjutnya.

3. Rendam alat makan di dalam air, tambahkan sabun bila ada noda yang lengket. 

Kadang memang ada noda keras kepala. Noda ini melekat dengan kuat di piring, panci, atau wajan. Semakin heboh prosedur memasaknya,biasanya makin banyak noda membandel tersisa. Dalam situasi ini, Langkah paling bijaksana untuk dilakukan adalah merendamnya dalam larutan air dan sabun lalu membiarkannya dalam beberapa menit, bahkan kadang perlu waktu semalaman. Kalau begitu apakah benar yang dikatakan orang jika waktu menyembuhkan segala luka? Ya, tapi apabila dilakukan perawatan luka sederhana seperti dibersihkan, hindari kotor dan kontaminasi kuman, serta mendapatkan istirahat, nutrisi  cukup maka luka akan pulih dalam 5 hari. Namun ketika luka tidak dibersihkan setelah terjatuh, dibiarkan dihinggapi lalat dan serangga lain lalu memegang area luka dengan tangan kotor, bahkan anak tidak mendapatkan nutrisi dan tidur cukup, bisa jadi infeksi akan berkembang dan lebih parah dalam 5 hari. Bagaimana dengan patah hati atau duka? Beberapa orang mengizinkan dirinya untuk berduka dalam 6 bulan sampai satu tahun tapi jangan biarkan hal tersebut menjadi patokan. Bukan berapa lamanya, melainkan apa yang dilakukan selama waktu tersebut. Apa yang menjadi sabun dalam hidup ini? Bisa jadi ini adalah doa, penerimaan, rasa syukur, penghiburan teman, atau hal lain yang membuat hati terasa hangat. 

4. Cuci piring dan alat makan dengan spons, mulai dari yang paling sedikit nodanya. 

Sehingga memulai dari yang paling sedikit nodanya atau yang paling mudah dibersihkan akan menimbulkan adanya rasa pencapaian dalam diri kita dalam skala kecil. Perasaan sukses ini akan menggerakkan kita untuk melanjutkan aktivitas itu, karena kita bisa langsung merasa melihat hasilmya. Lagipula, apabila kamu memulai dengan yang paling kotor dulu, nanti spons cuci menjadi kotor dan bisa mengkontaminasi cucian yang lain yang sebenarnya tidak terlalu kotor begitu pula dengan duka, mencari yang paling mudah bagi kita, dan setiap orang bisa berbeda. Bagi penulis memulai dengan mendonasikan alat medis dan susu yang masih dalam kondisi baik lalu membereskan barang lain yang biasa dilihat sehari-hari.  Memindahkan baju di lemari ke dalam koper, hingga yang paling berat adalah mengurus pembaruan kartu keluarga. Penulis menafsirkan pengubahan data tersebut bukan berarti tidak menghapusnya, melainkan memindahkan nama tersebut ke hari penulis selamanya.

5. Keringkan peralatan makan yang sudah selesai dicuci. 

Peralatan makan yang masih sangat basah tidak bisa digunakan. Kita perlu menunggunya kering terlebih dahulu agar peralatan tersebut bisa digunakan seperti sediakala. Bisa saja kita memaksa, tapi kita akan merasa itu tidak alami dan kita tidak nyaman menggunakannya. Inilah kenapa sebaiknya seseorang beristirahat atau libur setelah mengalami kedukaan yang dikenal sebagai cuti berkabung.

Di Indonesia dalam Undang Undang No 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan Pasal 93, disebutkan bahwa cuti berkabung untuk anggota keluarga dekat (suami/istri, orangtua, mertua, anak) adalah dua hari. Apa yang bisa dilakukan seseorang dalam dua hari? Hari pertama dihabiskan untuk mengurus administrasi serta menyampaikan kabar duka ke orang yang relevan. Hari kedua dihabiskan untuk upacara pemakaman. Beberapa orang akan menggunakan jatah cutinya untuk beristirshat karena biasanya mereka sudah harus bekerja di hari ketiga.

6. Rutin membersihkan spons dan area pencucian. 

Kebiasaan menggunakan spons cuci yang sama sampai berminggu-minggu sampai kondisinya begitu mengenaskan seolah masih berfungsi, bukan berarti dalam kondisi baik baik saja. Sebuah spons yang sudah tua dan lusuh mungkin sudah tidak efektif lagi dalam mebersihkan dan bahkan bisa membuat lebih kotor. Ketika berduka, berarti memperhatikan kondisi fisik dan mental ketika berduka. Maka rawatlah diri, mengunjungi tempat yang disuka, hubungi teman, pesan makanan yang disuka.

Duka adalah suatu lari maraton panjang hanya karena satu tahun berlalu dan kita sudah merasa baik-baik saja bukan berarti perjalanan maratonmu selesai. Ini adalah proses mencuci piring seumur hidup yang akan dijalani secara berkala. Tapi seiring waktu, kita akan jadi lebih efektif  dan ketika berlari maraton, langkah kaki akan lebih stabil dan kita tidak akan membuang energi dengan dgerakan yang tidak efektif. Karena ketika mencuci, kita akan melakukannya dengan lebih ringan dan tertata. Sehingga ketika mengolah perasaan ini untuk waktu yang lama, maka pastikan kamu berada di fisik yang nyaman untuk ditinggali di jiwamu.

Referensi: 

Kurniawan, A. 2024. Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 30-50

Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2013

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun