Mohon tunggu...
Nurul Fajriyah
Nurul Fajriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

sedang menempuh S-I di jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bagaimana Peran Media Massa di China dalam Mempublikasikan Pelanggaran HAM di Uighur?

11 Juni 2022   11:05 Diperbarui: 11 Juni 2022   11:21 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Konflik Uighur menuai banyak polemik di masyarakat, baik masyarakat domestik dan Internasional. Sarana dan prasarana yang memadai untuk membentuk dan mengembangkan opini publik salah satu yang utama ada pers/media massa.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini membuat penyebaran arus informasi/berita lebih leluasa penyebarannya. Semua orang didunia akan membutuhkan informasi dari sumber yang jelas kredibilitynya. Salah satunya adalah berita/informasi yang berasal dari media nasional resmi atau media yang diakui negara serta sudah berpengalaman dalam menyiarkan berita. Namun disisi lain, Internet juga memiliki cakupan yang lebih luas bagi masyarakat dunia untuk bisa membuka ruang gerak masing masing untuk mendapatkan informasi dengan google dan search engine lainnya

Sejak tahun 1997, pemerintah China mulai telah sepakat membuat kebijakan nasional untuk menggiring masyarakat negaranya agar tidak memiliki akses untuk menggunakan Google, whats app, VPN dan berbagai search engine luar lainya. Hal ini dilakukan pemerintah dengan membuat kebijakan yang disebut dengan Great Firewall. Great Firewall adalah kebijakan untuk melindungi informasi-informasi nasional negara serta melindungi warga negaranya untuk mengakses pornografi, konten kekerasan dan konten sejenisnya. Sebagai gantinya mereka memiliki akses media domestik seperti Weibo dan Baidu.

Sudah sekitar 10 tahun lalu sejak China telah melarang Facebook, Twitter dan Youtube setelah polemik kerusuhan yang terjadi di wilayah Xinjiang, dua minggu sebelumnya, layanan Google temasuk Gmail, Google Apps dan Google Talk tidak luput dari pemblokiran oleh pemerintah China. Tetapi beberapa akses media sosial masih tetap dibuka di dua kota yaitu Shanghai dan Hong Kong. 

Bila kita berbicara tentang pelaporan berita, Jurnalis adalah sosok yang tidak bisa lepas akan hal ini. Di negri tirai bambu pekerjaan sebagai jurnalis tidak membuat sosok tersebut lebih leluasa membeberkan segala jenis berita yang ia dapatkan. Tidak mudah menjadi seorang jurnalis di China, disebabkan bahwa negara ini memiliki kebijakan untuk mengekang segala jenis berita yang diasumsikan dapat mengancam keamanan negara atau yang tidak sejalan dengan apa yang menjadi kepentingan negara. Sehingga Jurnalis tidak bisa menulis apa yang mereka ketahui kepada publik secara gamblangnya.

Kesenjangan ini terus berlanjut pada aspek-aspek pemberitaan lainnya, termasuk polemik pelanggaran HAM di Uighur. Dari berbagai sumber menginformasikan bahwasanya ada Kesenjangan antara pemberitaan dari United Nation dan klaim yang dilontarkan pemerintah China terhadap keadaan yang terjadi di Xinjiang.

 Beijing mendapat tudingan adanya diskriminasi yang dilakukan kepada para etnis minoritas di Uighur. Keyakinan ini mengatakan bahwa ada sejumlah satu juta ethis Uighur yang ditahan di kamp-kamp yang di sinyalir sebagai wadah reedukasi di Xinjiang sebagai tempat untuk menekan terbentuknya ekstremisme Islam berkembang di China. 

 Namun sangat disayangkan, bahwa pemerintah China tidak bisa meyakinkan publik mengenai fakta yang terjadi pada kamp-kamp konsentrasi tersebut. Melalui media, pemerintah China telah menyatakan bahwa etnis uighur ini adalah termasuk bagian dari sejarah negara China. Tudingan lain melalui Buku Putih dari Kantor Informasi dewan negara menyebutkan bahwa minoritas di Xinjiang ini telah dijadikan sebagai instrumen untuk mendukung kepentingan kelompok pro Turki dan pro Islam.

 Dari semua penjelasan tersebut, ditarik kesepatakan bahwa apa yang menjadi pemberitaan media masa di China adalah bagian dari informasi nasional yang sudah melalui proses filter oleh badan-badan tekait yang kemudian mendapat persetujuan untuk disebarkan dan menjadi konsumsi publik.

 

Sumber: 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun