Mohon tunggu...
Nurul Faizah
Nurul Faizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Daring yang Dapat Menyebabkan Burnout dan Zoom Fatigue Syndrom pada Mahasiswa

19 Februari 2021   17:47 Diperbarui: 19 Februari 2021   17:56 2153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi ini berawal di akhir tahun 2019, tepatnya pada bulan Desember,  dimana saat itu masuklah satu virus yang berasal dari Wuhan,China atau yang sekarang dikenal dengan sebutan covid-19, tanpa disadari virus tersebut dengan cepat berkembang diseluruh bagian Indonesia. Tentu saja, hal ini langsung mengubah segala aspek kehidupan dan memberikan dampak yang negative serta menimbulkan kerugian bagi masyarakat Indonesia, baik dibidang kesehatan, ekonomi, industri, pendidikan dan lain sebagainya. Nah, dari masalah ini lah pemerintah mengambil tindakan dan menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membatasi diri dari keramaian dan jangan keluar rumah jika tidak ada kepentingan ( Social Distancing ). Tentu saja hal ini menuai kekhawatiran semua orang. Hingga akhirnya, agar dapat mendukung kebijakan social distancing itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran Kmendikbud Dikti No.1 tahun 2020, yang berisikan  instruksi untuk melakukan kuliah daring (Suara.com). Mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Kemudian, setelah surat instruksi itu disebar luaskan, tepatnya di bulan Maret 2020  kegiatan pembelajaran di seluruh Indonesia dialihkan menjadi pembelajaran daring.

Pembelajaran daring itu sendiri dapat kita artikan sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan melalui media online seperti google meet, zoom, group whatsapp, e-learning, edmodo, google classroom ataupun melalui konten youtube, video pembelajaran dan lain sebagainya. Tentunya, hal ini tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahan pembelajaran daring bagi mahasiswa. Nah, apa saja sih kelebihan dan kelemahan pembelajaran daring yang sering dirasakan oleh mahasiswa termasuk saya sendiri? Yuk langsung saja kita bahas ...

Kelebihan  pembelajaran daring bagi mahasiswa:
Mengurangi ekonomi keluarga seperti uang saku,uang sewa rumah ( bila universitas jauh dari kampung halaman ), uang makan dan kebutuhan lain  sebagainya.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Proses perkuliahan atau waktu perkuliahan menjadi lebih singkat jika dibandingkan dengan kuliah offline.
Tidak ada tugas dalam bentuk hard copy.
Mahasiswa menjadi lebih mandiri karena dituntut untuk mencari sumber referensi terkait dengan pembelajaran selain materi yang disampaikan oleh dosen pengampu.

Kelemahan pembelajaran daring bagi mahasiswa:
Terkendala akses jaringan internet ( apabila kampung halaman jauh dari pusat kota bahkan terkadang sering terjadi pemadaman).
Tugas yang diberikan dosen sangat banyak, bahkan terkadang setiap dosen pasti memberikan tugas dengan jangka waktu yang singkat.
Informasi yang diberikan dosen tidak berhasil diserap oleh mahasiswa ( 50%-30%)
Kuota internet yang semakin meningkat.
Sistem absen yang berantakan atau tidak terekam disiakad ( dapat mempengaruhi nilai mahasiswa)
Pembelajaran yang monoton menyebabkan mahasiswa bosan.
Rendahnya feedback yang diterima oleh mahasiswa.
Rendahnya motivasi belajar mahasiswa.
Penurunan prestasi/minat belajar mahasiswa.

Dari beberapa kelemahan pembelajaran daring diatas dapat menjadi penyebab burnout pada mahasiswa. Nah apa sih yang dimaksud dengan burnout mahasiswa itu? Jadi burnout mahasiswa adalah suatu kondisi  dimana mahasiswa sudah berada di titik jenuh ( stress ) yang disebabkan oleh banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen yang menyebabkan kelelahan berfikir mahasiswa dan kehilangan semangat belajarnya serta rendahnya motivasi dan menurunnya prestasi belajar mahasiswa. Tidak  hanya itu, perkuliahan virtual melalui meet atau pun platform lainya secara terus menerus (setiap mata kuliah melaksanakan video call) dapat juga menyebabkan zoom fatigue bagi mahasiswa, kondisi ini dikarenakan mahasiswa sudah berada di titik lelah dan bosan harus menatap layar handphone/laptop  disaat melakukan kuliah online secara virtual.

Seperti yang dilansir dari kompas dan dimuat di hipwee, dijelaskan bahwa penjelasan mengenai Zoom fatigue Syndrom dapat kita temui dalam wawancara BBC Worklife dengan Gianpiero Petriglieri, seorang professor di Universitas Clemson. Menurut Petriglieri, panggilan video membuat kita perlu lebih banyak focus dibandingkan dengan obrolan tatap muka. Video call juga membuat kita bekerja lebih keras untuk memproses isyarat nonverbal, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan juga gesture tubuh, tentunya hal ini akan membuat kita lebih banyak mengeluarkan energi.

Berdasarkan pemaparan diatas, memang tidak dapat kita pungkiri bahwa memang ini lah jalan yang terbaik untuk memutuskan rantai wabah covid-19 ini dan inilah yang harus kita hadapi sebagai mahasiswa. Tetapi, bukan berarti kita harus berada dititik yang sama, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir terjadinya burnout syndrom dan zoom fatigue syndrom terhadap mahasiswa. Misalnya kita dapat membuat prioritas kegiatan lain yang dapat membuat diri kita menjadi lebih tenang, memanajemen waktu dengan baik, beri jeda waktu disaat mengerjakan tugas ( istirahat ), berbicara dan bertukar fikiran  dengan teman/keluarga/orang disekitarmu dan lain sebagainya.

Maka dari itu diharapkan bagi pemerintah dapat memberikan kebijakan yang dapat mempertimbangkan kelemahan serta kendala yang dirasakan oleh mahasiswa, begitupun dengan guru/dosen diharapkan mampu mencari solusi yang baik agar mahasiswa dapat mengatasi kendala-kendala seperti saat ini. Misalnya mengurangi tugas yang diberikan dengan waktu yang singkat, melakukan video conference saat memang benar-benar dibutuhkan dan lain sebagainya. Semoga wabah covid-19 ini cepat berlalu dan kondisi diindonesia dapat berjalan normal kembali sehingga pembelajaran akan dilaksanakan secara offline seperti satu tahun yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun