Mohon tunggu...
Nurrul Fadhila
Nurrul Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implikasi Hipperrealitas dalam Vidio Game PUBG Terhadap Remaja di Belahan Dunia

10 Oktober 2023   18:57 Diperbarui: 10 Oktober 2023   19:03 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu Game Online yang sangat popular hingga saat ini yaitu Game PUBG yang dirilis pada tahun 2017 dan telah merangkap banyak pemain di seluruh dunia. Game PUBG merupakan game bertahan hidup dengan mengeliminasi pemain lain yang tergabung dalam permainan. PUBG memiliki daya tarik dengan grafis visualnya yang realistis, juga peta game ini dibuat dengan rinci serta menyediakan berbagai senjata dan kendaraan yang menciptakan pengalaman mendalam bagi para pemain. PUBG juga telah menjadi salah satu budaya popular di ranah internasional dan selalu mengadakan turnamen di tingkat lokal maupun internasional dengan menawarkan hadiah besar bagi pemenang. Dengan daya tariknya tersebut PUBG telah dikenal luas dan banyak dimainkan pada kalangan anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Disamping daya tariknya PUBG memiliki dampak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, seiring perkembangan game online tersebut banyak orang yang mengalami kecanduan game bahkan kesulitan dalam membedakan yang mana dunia game dan dunia realita, hingga mereka terlalu berlarut-larut dalam video game online tersebut. Hal ini tentunya berdampak pada dunia realitas yang menghadirkan hipperrealitas dalam kehidupan sehari-hari. Hipperrealitas ini hadir dengan reproduksi melalui media sosial, televisi, iklan, radio bahkan game online. Game online merupakan permainan video yang dimainkan melalui internet untuk memberikan hiburan bagi para pemain game. Game Online pada awalnya diproduksi dengan tujuan menjadi tempat menuang kejenuhan disela aktivitas manusia, namun dengan perkembangan game yang terus dilakukan merubah definisi game itu sendiri. Dengan kehadiran berbagai jenis game juga membawa kecanduan akan penggunaannya, kecanduan ini disetarakan seperti kecanduan terhadap alkohol dan perjudian di mana dua hal itu sangatlah berdampak buruk bagi manusia yang mengkonsumsinya sehari-hari.

Video Game Online PUBG mengaburkan antara Realitas dan Hyperreality 

Hipperrealitas merupakan konsep yang dibawa oleh Jean Baudrillard dalam menganalisis fenomena kecanduan terhadap dunia game. Fenomena yang dimaksud yaitu batasan antara dunia nyata dan dunia yang direpresentasikan dalam bentuk media secara kabur. Game online diyakini sebagai pintu masuk dalam dunia yang penuh dengan simulakra. Jean Baudrillard menafsirkan hipperrealitas sebagai gejala munculnya realitas buatan terlihat lebih nyata, hipperealitas juga terlihat lebih baik dan ideal ketimbang realitanya. Sebuah realitas yang dihasilkan teknologi saat ini telah mengalahkan realitas yang sebenarnya dan bahkan menjadi model acuan yang baru bagi masyarakat, seperti kekalahan yang kita alami pada game mampu membuat emosi kita kadang tak terkendali, layaknya kekalahan tersebut menjadi sumber kesedihan bagi seseorang yang secara tidak sadar telah terjebak dalam hipperrealitas. Ketika seseorang kecanduan game online, dia akan cenderung mengartikan game lebih dari sekedar hiburan, dan beranggapan bahwa dunia game online memberikan sesuatu yang sangat nyata dibandingkan dengan realita itu sendiri dan dipahami sebagai bentuk hipperrealitas. Pada kondisi ini, gamer akan mengalami pencampuradukan antara dunia game online dan dunia realita yang sulit dibedakan, sehingga gamer akan melihat dunia game online sebagai dunia yang nyata karena rasa puas yang diraih pada game online dan tentunya akan mengalami ketergantungan jangka panjang. Kemudian, dunia game online ini menjadi sebuah simulasi kehidupan dan sebagai suatu simulacra. Simulacrum merupakan sebuah ruang yang ditandai oleh pembuatan dan penciptaan ulang beragam fragmen aspek kehidupan di dalam satu dimensi ruang dan waktu yang sama sebuah ruang yang menjadikan para gamer memasuki dan menikmati tampilan grafis yang terdapat dalam game. Simulasi sebagai turunan model nyata tanpa adanya asal mula, dan hal ini disebut sebagai hyperreal oleh Baudrillard yang membuat kondisi realitas jatuh dengan ambil alih akan rekayasa model artifisial, yang dianggap lebih nyata jika dibandingkan dengan realitas itu sendiri. Bahkan, simulasi diakui sebagai proses representasi atas suatu obyek yang justru kemudian berubah menggantikkan obyek itu sendiri. Representasi menjadi lebih penting daripada obyek tersebut. 

Salah satu game online memiliki simulacra dengan kualitas baik yaitu video game PUBG telah dimainkan oleh banyak pemain dari seluruh dunia. Namun, dengan popularitasnya PUBG memiliki beberapa kasus dalam pengaburan antara realita dan hipperrealitas yang dialami oleh para pemainnya. Pengguna PUBG seperti terjebak dalam imajinasi mereka sendiri, dan beranggapan bahwa PUBG adalah realitas kegiatan tersebut, meskipun mereka mengetahui bahwa video tersebut adalah parodi digital. PUBG sendiri terus menampilkan hipperrealitas melalui foto dan video, membuat pengguna dan pelanggan percaya bahwa realitas palsu adalah hal biasa bahkan menganggapnya sebagai kenyataan sebenarnya. Contohnya kasus seorang remaja di Mesir yang membunuh gurunya, pada saat kejadian sang murid tengah berandai berada di dalam game saat membunuh gurunya. Remaja tersebut Bernama Seif el-Din yang berumur 16 tahun yang merupakan murid les privat yang diajarkan oleh sang korban. Menurut kepolisian, Seif melakukan pembunuhan dengan menusuk gurunya berkali-kali hingga sang guru tewas. Saat ditanyakan motif pembunuhan tersebut, Seif mengatakan bahwa ia terinspirasi dari game online PUBG yang mempunyai tugas membunuh seseorang dalam bertahan hidup, dan ia berandai menjadi salah satu karakter di dalam game saat kejadian itu berlangsung. Seif memang dikenal sebagai salah satu pecandu game online yang sudah akut hingga tidak mengenali mana realita sesungguhnya dan yang bukan. Pada kasus ini, terlihat jelas bagaimana konsep dari hipperrealitas itu sendiri, ketika seseorang telah mengalami kecanduan yang akut maka akan sulit untuk melihat realita dan terus terjebak dalam dunia game tersebut.Selain kasus Seif, di Irak turut terjadi pembunuhan yang juga terinspirasi oleh game PUBG, di mana para remaja di Irak merepresentasikan adegan di PUBG dengan memegang senjata api dan menirukan aksi laga pada vidio game itu. Setelah bermain adegan tersebut salah satu remaja menembakkan senjata api kepada temannya sendiri hingga tewas ditempat. PUBG adalah suatu sistem simulakra yang menciptakan hiperrealitas sehingga mengakibatkan sikap tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja hingga orang dewasa. Jika dilihat dari kedua kasus tersebut, para pelaku merupakan seorang remaja yang mengalami gangguan mental akibat kecanduan game online dan telah mengalami hipperrealitas yang sulit ditangani. 

Hal ini tentunya sangat menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada dimasyarakat. Vidio game memanglah menyenangkan dan menghibur dikala kita sedang letih, akan tetapi vidio game dapat menjadi boomerang tersendiri bagi diri sendiri apabila kita tidak mampu untuk membatasi dunia realita dengan dunia game online. Masih banyak kasus yang terjadi dengan terinspirasi dari vidio game seperti PUBG, GTA, Call of Duty (CoD), dan vidio game lainnya. Simulakra dalam permainan PUBG membuat para pemain menjadi tidak asing dengan adegan kekerasan, pembunuhan, hingga penggunaan senjata tajam maupun shotgun. Melihat kondisi hipperrealitas yang dialami para pemain, tentunya sangat dibutuhkan adanya penanggulangan yang serius terhadap kecanduan akan vidio game online ini terutama para pemain yang masih dibawah umur sangat membutuhkan pengawasan yang ketat oleh orang dewasa.



Referensi

Friono, J. A. (2013). MAKNA DAN HIPERREALITAS PEMAIN GAME ONLINE .

Henry Bastian, K. (2016). DAMPAK DIGITAL GAME TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT. Andharupa, vol.02.

Jemadu, L. (2018, November 30). Pelajar Bunuh Guru Gara-gara Game PUBG. Retrieved from suara.com: https://www.suara.com/tekno/2018/11/30/142524/pelajar-bunuh-guru-gara-gara-game-pubg#:~:text=PUBG%20sendiri%20memang%20sangat%20digemari%20dan%20banyak%20dimainkan,ulama%20setempat%20mengeluarkan%20fatwa%20haram%20terhadap%20game%20tersebut.

Kenshanahan, A. (2018, November 26). Tirukan PUBG, Remaja di Irak Tak Sengaja Tembak Temannya Pakai Shotgun. Retrieved from kumparan.com: https://kumparan.com/millennial/tirukan-pubg-remaja-di-irak-tak-sengaja-tembak-temannya-pakai-shotgun-1q01gAcUGgo

Meitikasari, D. (2022). HYPERREALITY GAME ONLINE MENJERUMUSKAN GAMER MENJADI HYPER-LIFE. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 6, No. 2.

Preventions, O. G. (2019). Eryzal Novrialdy. Buletin Psikologi, Vol. 27, No. 2, 148 -- 158.

Wardhana, A. A. (2021). Hyperreality in Online Video Games: Simulation, Simulacra . PERSPEKTIF, 11 (2) (2022): 607-614.

Penulis : Nurrul Fadhila  (Universitas Sriwijaya)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun