Mohon tunggu...
Nurul Fadilah
Nurul Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya guru bahasa Arab di MAN 1 Sintang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pacaran... Boleh Gak Sih?

7 November 2022   18:11 Diperbarui: 7 November 2022   18:14 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era digital ini,segala informasi begitu cepatnya bisa kita dapatkan. Bisa  lewat medsos yang kita miliki atau dari media online. 

Begitu juga perkembangan anak-anak kita. Banyak yang di usia bayi sudah selalu kesehariannya bersama gadget. Sehingga banyak informasi yang belum saatnya dia konsumsi sudah muncul di layar gadgetnya.

Termasuk juga pacaran. Anak saya yang berusia 4 tahun sudah bilang ke saya: "Ayah pacaran ya sama bunda." Tentunya saya agak kaget dengar kata-kata itu. Namun segera saya tanya kembali : "Apa pacaran itu dik?" "Pacaran itu terus menikah bunda kayak ayah dan bunda... Hehehe." Jawabnya polos.

Sebaiknya pacaran dulu apa menikah dulu ya? Menurut saya banyak sekali madharat atau masalah yang ditimbulkan ketika pacaran dilakukan sebelum menikah.  Apalagi pacarannya memakan waktu yang lama. 

Dalam pandangan hukum Islam, pacaran sebelum nikah adalah haram hukumnya. Pacaran itu adalah setelah menikah. Setelah menikah sepasang suami istri dianjurkan selalu pacaran. Dari saling pandang, ngobrol berduaan hingga hubungan badan. Semua dalam Islam akan bernilai ibadah ketika dilakukan setelah akad nikah. 

Namun banyak di masyarakat yang menerapkan pacaran sebelum nikah. Alasannya takut tidak bahagia. Padahal adakah jaminan bahwa yang pacaran sebelum nikah pasti bahagia? Gak adakan.

Bahagia itu perlu diperjuangkan. Bukan karena sudah kenal terus rumah tangga pasti bahagia. Ketika pacaran biasanya yang ditampilkan atau diperlihatkan tentunya yang baik- baik. Kejelekan atau sifat buruk pasti banyak disembunyikan. 

Namun ketika kita sudah hidup bersama dalam ikatan pernikahan, maka semua akan jelas tampak sisi baik maupun buruknya. Nah saat itulah ketika kita sudah pacaran sebelum menikah maka akan ada rasa kecewa. Dulu waktu pacaran begini ngapa berubah semua ya. Inilah salah satunya banyak terjadi perceraian di usia perkawinan yang terbilang muda.

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda

Apalagi perkawinan yang dilakukan atau akad nikah dikarenakan pihak perempuan sudah hamil. Ini tentu akan memicu konflik seumur hidup. Survey  membuktikan pihak perempuan lah yang akan disalahkan. Padahal tentunya itu perbuatan keduanya.

Menurut saya pacaran setelah nikah itulah yang terbaik. Untuk itu beri wawasan dan pemahaman kepada putra putri kita akan bahayanya pacaran sebelum nikah. Ajak anak-anak kita duduk bersama. Komunikasi antara orang tua dan anak perlu dibangun. Biarkan anak-anak kita curhat kepada kita sebagai orang tua. Siapkah mendengarkan mereka ngomong.  Jangan biarkan dia asik curhat dengan teman apalagi pacarnya. Karena cinta terbaik dan paling tulus adalah cinta kedua orang tua kepada anak-anaknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun