Karimun - Kesadaran masyarakat akan potensi di desa mereka memang sangat penting untuk ditingkatkan kembali. Sebab potensi seluar biasa apapun dari suatu desa akan menjadi sia-sia apabila tidak dikembangkan. Sayangnya, kepedulian masyarakat masih kurang akan hal tersebut. Kami mahasiswa KKN Kebangsaan 2016 yang di tempatkan di Desa Tulang Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun, mulai melihat permasalahan tersebut.
Menurut hasil observasi, Rabu 27 Juli 2016 ada begitu banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan peminatnya di Desa ini. Sebut saja kegiatan ibu-ibu PKK. Kegiatan rutin yang masih mereka lakukan hanyalah pengajian setiap minggunya. Padahal menurut salah satu warga Desa Tulang, ibu-ibu di daerah mereka senang ketika digerakkan untuk menghasilkan sesuatu, contoh kecilnya dalam hal masak memasak.
Kami akhirnya memikirkan itu. Bagaimana cara menghasilkan produk olahan yang bahan dasarnya melimpah di Desa Tulang. Setelah melakukan observasi tahap kedua, kami menyimpulkan bahwa udang merupakan potensi yang sangat sayang bila tidak diolah dengan baik dan benar.
Menjadi kekhawatiran juga, sebab ternyata masyarakat Desa Tulang yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan ini lebih sering membawa hasil tangkapan mereka ke Tanjung Balai. Mereka tidak mengolahnya terlebih dahulu. Padahal potensi untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil tangkapan mereka sangatlah besar. Tinggal bagaimana saja untuk memberikan semacam pelatihan dan pendampingan agar apa yang mereka dapatkan tidak hanya untuk dihabiskan dalam beberapa waktu tertentu. Tetapi dapat dikembangkan untuk beberapa tahun ke depan.
Setelah melakukan diskusi, kami akhirnya sepakat untuk membuat makanan yang berbahan dasar udang segar serta mencampurkannya dengan rempah-rempah pilihan. Kami menamainya dengan Nudang atau Nugget Udang Tulang. Nugget udang yang berbentuk tulang ini dibuat dengan melihat keadaan hari ini bahwa nugget di kota-kota bisa berpeluang mendapatkan nilai tambah. Serta untuk lebih menunjukkan bahwa produk nugget ini berasal dari Desa Tulang, maka kami mengkreasikannya dengan berbentuk tulang.
Seminggu sebelum rencana membuat demo masak Nudang, kami memberikan sosialisasi terlebih dahulu dengan mengadakan SOSIALITA atau Sosialisasi Lingkungan Ekowisata. Hal ini bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi semakin mengetahui betapa banyak potensi di desa mereka yang bisa diolah. Sebab kami berharap ke depannya nugget ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Tulang secara signifikan.
PROSES PEMBUATAN NUDANG
PELITA (PELATIHAN POTENSI EKOWISATA DI DESA TULANG)
Menurut salah satu warga Desa Tulang yang sering disapa Bang Yadi, Nudang ini memiliki prospek yang bagus ke depannya. Berbicara soal rasa, Bang Yadi menambahkan bahwa rasanya sedap dan enak. Bolehlah untuk bersaing dengan produk luar seperti dari Malaysia yang memang dibandrol dengan harga yang cukup murah.
STRATEGI PEMASARAN
Meskipun hanya untuk menandakan bahwa nugget ini berasal dari desa Tulang. Bentuk apapun tak apa asal rasanya baik. Sebab jika bentuknya tulang, saat dicetak ada banyak yang tersisa. Sayang bila dibuang. Padahal sudah banyak modal yang dikeluarkan. Jadi tak apalah kalau bentuk nuggetnya lain.
Selain bentuk kita juga harus memperhatikan perijinannya, lebel halal dan BPOMnya. Jangan sampai nugget ini hanya akan habis dikonsumsi di desa saja. Tetapi bagaimana caranya agar bisa dijual ke luar. Salah satunya agar bisa dijual harus membentuk satu kelompok usaha bersama sehingga nudang ini bisa berkelanjutan secara terus menerus.” Ujar Pak Kazman Zainal, Kepala Desa Tulang.
Selain melalui personal selling, kami rencananya akan mempromosikan juga melalui media lini bawah berupa brosur serta melalui via online. Hingga orang-orang dapat memesannya melalui semua media sosial yang dimiliki Desa Tulang. Sebab Nudang ini memang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Dikarenakan nudang ini sama sekali tidak mengandung bahan pengawet sehingga membuat makanan ini sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Untuk masalah perijinan di BPOM kami sampai saat ini masih terus mengusahakannya. Kami juga rencananya akan membawa 15 kemasan Nudang untuk dipasarkan di daerah kami masing-masing. Kebahagiaan lain dari KKN Kebangsaan adalah dipertemukannya 15 orang dari daerah dan Universitas yang berbeda-beda.
Menjadi keuntungan sendiri bagi kami untuk memasarkannya lebih jauh di luar Kepulauan Riau sendiri. Kami sangat berharap bahwa produksi Nudang ini akan tetap diteruskan kembali oleh masyarakat. Kami ingin membuat sesuatu yang berkelanjutan nantinya. Hingga saat kami sudah tidak berada di Desa Tulang, kami masih akan tetap menjadi sesuatu yang terkenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H