Mohon tunggu...
Nurul Fadhillah S
Nurul Fadhillah S Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar

Menenggelamkan diri dalam isu komunikasi kontemporer, iklan, dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

NUDANG: Langkah Awal Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulang

10 Agustus 2016   10:17 Diperbarui: 10 Agustus 2016   10:27 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Desa Tulang bersama mahasiswa KKN Kebangsaan 2016 berfoto bersama produk Nugget Udang Tulang buatan mereka.

Karimun - Kesadaran masyarakat akan potensi di desa mereka memang sangat penting untuk ditingkatkan kembali. Sebab potensi seluar biasa apapun dari suatu desa akan menjadi sia-sia apabila tidak dikembangkan. Sayangnya, kepedulian masyarakat masih kurang akan hal tersebut. Kami mahasiswa KKN Kebangsaan 2016 yang di tempatkan di Desa Tulang Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun, mulai melihat permasalahan tersebut. 

Menurut hasil observasi, Rabu 27 Juli 2016 ada begitu banyak kegiatan yang mulai ditinggalkan peminatnya di Desa ini. Sebut saja kegiatan ibu-ibu PKK. Kegiatan rutin yang masih mereka lakukan hanyalah pengajian setiap minggunya. Padahal menurut salah satu warga Desa Tulang, ibu-ibu di daerah mereka senang ketika digerakkan untuk menghasilkan sesuatu, contoh kecilnya dalam hal masak memasak.

Kami akhirnya memikirkan itu. Bagaimana cara menghasilkan produk olahan yang bahan dasarnya melimpah di Desa Tulang. Setelah melakukan observasi tahap kedua, kami menyimpulkan bahwa udang merupakan potensi yang sangat sayang bila tidak diolah dengan baik dan benar.

Menjadi kekhawatiran juga, sebab ternyata masyarakat Desa Tulang yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan ini lebih sering membawa hasil tangkapan mereka ke Tanjung Balai. Mereka tidak mengolahnya terlebih dahulu. Padahal potensi untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil tangkapan mereka sangatlah besar. Tinggal bagaimana saja untuk memberikan semacam pelatihan dan pendampingan agar apa yang mereka dapatkan tidak hanya untuk dihabiskan dalam beberapa waktu tertentu. Tetapi dapat dikembangkan untuk beberapa tahun ke depan.

Logo Nugget Udang Tulang.
Logo Nugget Udang Tulang.

Setelah melakukan diskusi, kami akhirnya sepakat untuk membuat makanan yang berbahan dasar udang segar serta mencampurkannya dengan rempah-rempah pilihan. Kami menamainya dengan Nudang atau Nugget Udang Tulang. Nugget udang yang berbentuk tulang ini dibuat dengan melihat keadaan hari ini bahwa nugget di kota-kota bisa berpeluang mendapatkan nilai tambah. Serta untuk lebih menunjukkan bahwa produk nugget ini berasal dari Desa Tulang, maka kami mengkreasikannya dengan berbentuk tulang. 

Seminggu sebelum rencana membuat demo masak Nudang, kami memberikan sosialisasi terlebih dahulu dengan mengadakan SOSIALITA atau Sosialisasi Lingkungan Ekowisata. Hal ini bertujuan untuk membuat masyarakat menjadi semakin mengetahui betapa banyak potensi di desa mereka yang bisa diolah. Sebab kami berharap ke depannya nugget ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Tulang secara signifikan.

PROSES PEMBUATAN NUDANG


Tampak nugget udang tulang yang telah dibalut dengan tepung roti dan siap untuk digoreng.
Tampak nugget udang tulang yang telah dibalut dengan tepung roti dan siap untuk digoreng.
Jika membahas tentang proses pembuatan nugget udang tulang, maka tentu tidak terlepas dari segala hambatan. Beberapa hambatan kami hadapi. Mulai dari dana yang minim hingga cara mendapatkan bahan-bahan tambahan yang harus kami beli di Tanjung Balai terlebih dahulu. Untuk sekadar informasi, jarak Desa Tulang ke Tanjung Balai adalah sekitar 15-20 menit perjalanan laut menaiki transportasi pompong. Namun pada akhirnya, hambatan yang kami lalui dapat menjadikan semangat lebih bagi kami agar bisa menghasilkan sesuatu yang berkelanjutan untuk Desa Tulang ke depannya.

PELITA (PELATIHAN POTENSI EKOWISATA DI DESA TULANG)

Demo masak Nudang oleh mahasiswa KKN Kebangsaan 2016.
Demo masak Nudang oleh mahasiswa KKN Kebangsaan 2016.
Hari sabtu tertanggal 6 Agustus 2016 kegiatan PELITA akhirnya terlaksana pada pukul 2 siang. Sekitar 40 warga Desa Tulang hadir di kegiatan kami. Mereka dengan antusiasme yang tinggi menanyakan bahan demi bahan yang dibutuhkan. Melihat hal tersebut kami juga menjelaskannya dengan semangat yang menggebu. Mereka mulai mencoba menumbuk sendiri rempah-rempahnya, mencetak, dan membalurnya dengan tepung roti. Mereka bekerjasama dengan sangat baik. Hingga bersyukur tak ada kendala berarti yang terjadi pada hari itu. 

Menurut salah satu warga Desa Tulang yang sering disapa Bang Yadi, Nudang ini memiliki prospek yang bagus ke depannya. Berbicara soal rasa, Bang Yadi menambahkan bahwa rasanya sedap dan enak. Bolehlah untuk bersaing dengan produk luar seperti dari Malaysia yang memang dibandrol dengan harga yang cukup murah.

STRATEGI PEMASARAN

Masyarakat Desa Tulang yang berfoto dengan produk Nugget Udang Tulang.
Masyarakat Desa Tulang yang berfoto dengan produk Nugget Udang Tulang.
Karena Nugget Udang Tulang adalah makanan olahan yang baru dibuat, rencananya untuk tahap awal strategi pemasaran kami adalah melalui personal selling atau mini talking. Pertama kami akan memasarkannya pada jajaran staff pemerintahan Tanjung Balai Karimun. Agar mereka juga tahu kalau Desa Tulang ini punya potensi yang layak untuk dikembangkan dengan memberdayaan masyarakatnya. “Kalau soal rasa, bagi kami yang jarang mengonsumsi nugget bisa dibilang rasanya enaklah. Tetapi sebenarnya tak apa juga jika nuggetnya tidak berbentuk tulang. 

Meskipun hanya untuk menandakan bahwa nugget ini berasal dari desa Tulang. Bentuk apapun tak apa asal rasanya baik. Sebab jika bentuknya tulang, saat dicetak ada banyak yang tersisa. Sayang bila dibuang. Padahal sudah banyak modal yang dikeluarkan. Jadi tak apalah kalau bentuk nuggetnya lain. 

Selain bentuk kita juga harus memperhatikan perijinannya, lebel halal dan BPOMnya. Jangan sampai nugget ini hanya akan habis dikonsumsi di desa saja. Tetapi bagaimana caranya agar bisa dijual ke luar. Salah satunya agar bisa dijual harus membentuk satu kelompok usaha bersama sehingga nudang ini bisa berkelanjutan secara terus menerus.” Ujar Pak Kazman Zainal, Kepala Desa Tulang.

Selain melalui personal selling, kami rencananya akan mempromosikan juga melalui media lini bawah berupa brosur serta melalui via online. Hingga orang-orang dapat memesannya melalui semua media sosial yang dimiliki Desa Tulang. Sebab Nudang ini memang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. Dikarenakan nudang ini sama sekali tidak mengandung bahan pengawet sehingga membuat makanan ini sehat dan aman untuk dikonsumsi. 

Untuk masalah perijinan di BPOM kami sampai saat ini masih terus mengusahakannya. Kami juga rencananya akan membawa 15 kemasan Nudang untuk dipasarkan di daerah kami masing-masing. Kebahagiaan lain dari KKN Kebangsaan adalah dipertemukannya 15 orang dari daerah dan Universitas yang berbeda-beda. 

Menjadi keuntungan sendiri bagi kami untuk memasarkannya lebih jauh di luar Kepulauan Riau sendiri. Kami sangat berharap bahwa produksi Nudang ini akan tetap diteruskan kembali oleh masyarakat. Kami ingin membuat sesuatu yang berkelanjutan nantinya. Hingga saat kami sudah tidak berada di Desa Tulang, kami masih akan tetap menjadi sesuatu yang terkenang.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun