Pendidikan vokasi atau pendidikan kejuruan adalah pilihan yang dipilih oleh seorang pelajar yang berbeda dengan jalur perguruan tinggi atau universitas lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi.Â
Adanya pendidikan vokasi dapat menciptakan sumber daya yang siap kerja karena pada pendidikan ini lebih mengedepankan ilmu praktik yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja sehingga tidak buang-buang waktu untuk menguasai ilmu yang spesifik.pada prinsipnya pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi adalah sama, yakni pendidikan yang memberikan bekal sesorang untuk bekerja. https://stekom.ac.id/artikel/pendidikan-vokasi-dan-kejuruan-apa-bedanya
Pendidikan berorientasi dimana pendidikan tersebut memiliki jalur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan.Â
Keterampilan pendidikan dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang umum, setiap guru dan murid pasti memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Keterampilan dalam pendidikan mencakup berbagai kemampuan,Â
Keterampilan mengajar yang wajib dimiliki guru yaitu keterampilan mengajar. Keterampilan dalam mengajar merupakan hal harus dan wajib dimiliki oleh seorang guru untuk memberikan pengajaran bagi murid.
Keterampilan memimpin (leadership) juga wajib dimiliki oleh pelajar untuk bisa memiliki sikap kepemimpinan.Â
Patriotisme menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara.Â
Karakteristik patriotik itu antara lain:Â
Mempunyai rasa cinta pada tanah air.
1. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
2. Menempatkan persatuan dan kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
3. Berjiwa pembaharu dan tidak mudah menyerah.
Hambatan utama dalam menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme, salah satunya yaitu kesulitan pelajar dalam belajar.Â
Seorang pelajar sering kali kesulitan dalam belajar dikarenakan Adapun faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor internal (berasal dari dalam peserta didik) diantaranya Â
1. Kondisi fisik
2. Intelegensi
3. Minat dan bakat
 sedangkan faktor eksternal (berasal dari luar peserta didik) diantaranya
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Liingkungan sosial
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/semdikjar/article/download/3607/2393
Ahmadi, dkk (2013) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah proses belajar pada peserta didik yang tidak berfungsi sesuai dengan semestinya.
Menurut Setiawati (2018) belajar adalah perubahan tingkah laku secara permanen dari hasil kegiatan proses belajar artinya dalam proses belajar peserta didik akan berinteraksi antara peserta didik dengan lingkungannya yang melibatkan proses berpikir, melihat, memahami dan merasakan sehingga akan membuat perubahan dalam peserta didik.
Oleh karena itu, kesulitan dalam belajar bisa diatasi dengan me-manage waktu belajar dengan tepat agar hasil lebih maksimal dan dapat memberikan sesuatu yang lebih baik lagi, kesulitan itu dapat kita atasi juga dengan rasa tanggung jawab terhadap waktu, begitu pula dengan belajar.Â
benarkah faktor utama menjadi penghambat program dari pendidikan tersebut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H