Setidaknya  untuk mengurangi jumlah anak jalanan di area jalan lalu lintas. Karena mereka dapat menganggu dan mengakibatkan pengguna jalan tidak nyaman.
Pemerintah seharusnya memberikan ruang bagi kaum marjinal ini. Misalnya saja di Alun-Alun Kota Bojonegoro itu banyak ruang dan tempat. Jika di area tersebut dibangun sebuah area khusus untuk mereka mengekspresikan diri contohnya pemerintah mengadakan sebuah kegiatan kompetisi seni lukis mural, seni musik dan lain-lain intinya sesuatu yang diminati mereka tapi diarahkan ke jalan yang lebih benar karena seni sangat terikat dengan kaum anak jalanan.Â
Hal biasa yang sering kita jumpai adalah mereka sering mengambar bebas di area publik yang illegal untuk dijadikan objek ekspresi diri karena tempatnya bukan untuk hal itu. Peserta lomba juga harus dari kalangan kaum marjinal. Sehingga mereka merasa setara dengan teman-teman kelompoknya.
Hadiah yang disediakan juga harus menarik minat mereka agar acara ataupun kegiatan yang diselenggarakan berjalan dengan baik. Misalnya hadiah jalan-jalan ke tempat tertentu yang mendidik dan memotivasi mereka agar lebih baik, memberikan pelatihan-pelatihan kerja, ataupun memberikan kesempatan bagi mereka, yang memenangkan kompetisi untuk tampil di acara pemerintahan resmi ataupun tidak resmi untuk seni musik dan bagi mereka yang memenangkan kompetisi bidang seni mural diberikan kesempatan untuk melukis di area tembok sekitar Stadion Bojonegoro dengan syarat tidak mengandung unsur SARA sehingga mereka merasa diperhatikan oleh pemerintah karena mengakui potensi mereka. Selain mereka merasa di akui oleh masyarakat dan pemerintah.Â
Fasilitas-fasilitas di area publik juga akan terasa semakin unik untuk dipandang serta lebih berwarna dengan adanya karya seni yang ada. Masyarakat pasti akan ikut senang dan nyaman mengunakan fasilitas publik yang ada. Dan bisa juga dijadikan tempat area foto bagi pengunjung.
Ada hal lain juga yang dapat dilakukan, misalnya saat mereka telah diringkus oleh satuan Satpol PP, disediakan pelatihan khusus untuk mereka membuat suatu wirausaha seperti usaha sablon kaos, usaha kerajinan tangan ataupun usaha makanan, supaya mereka tidak menganggu masyarakat sekitar. Sehingga mereka tidak membuang tenaga, waktu dan pikiran mereka kepada hal yang buruk.
Untuk wirausaha sebenarnya Bojonegoro memiliki banyak peluang yang menjanjikan. Tetapi kurang dalam pengelolaan dan pengembangannya sehingga kurang begitu menonjol.Â
Seperti seni ukir kayu di daerah sekitar Stadion Bojonegoro khususnya di sebelah barat dan utara stadion itu adalah seni tiga dimensi yang memiliki nilai estetika yang tinggi dan juga harga jualnya cukup tinggi di pasaran kerena prosesnya yang panjang tentunya.Â
Tetapi yang selama ini kita ketahui adalah dari Jepara saja. Tentunya hal ini aneh, karena Bojonegoro juga punya kerajinan ukiran yang tidak kalah dengan Jepara.
Petugas ataupun dinas yang terkait bisa mengirim beberapa ahli ukir untuk mengajari kaum anak jalanan jika mereka sudah dikumpulkan jadi satu di suatu tempat atau terjun langsung di tempat pembuatan ukiran sehingga mereka bisa melihat secara langsung proses pembuatan ukiran. Hal ini sebagai hukuman bagi mereka yang tetap saja melanggar peraturan karena berkeliaran di sekitar jalan.Â
Memang hal itu awal-awalnya pasti sulit, karena seni ukir ini harus memiliki ketelatenan dan kesabaran yang tinggi yang tidak semua anak jalanan memiliki sifat tersebut.Â