Membawa keluarga saat merantau untuk belajar memiliki keuntungan tersendiri. Di samping tenteram hati, membawa keluarga juga memberikan kesempatan seluruh anggota keluarga untuk merasakan pengalaman hidup di tanah rantau seperti Australia misalnya. Kebanyakan pelajar di Australia pergi terlebih dahulu sendirian.Â
Setelah semua tertata, tempat tinggal sudah ada, kehidupan awal akademik sudah dilalui dengan baik, baru kemudian keluarga diboyong.Â
Bagi saya yang memiliki bayi, tidak mungkin rasanya meninggalkan bayi yang masih perlu ASI meski sementara saja.Â
Di samping itu, kekhawatiran terpisah akibat pandemi juga membayangi. Seorang teman terpaksa terpisah dengan keluarganya selama dua tahun akibat tutupnya border Australia. Border tutup tepat beberapa hari sebelum keluarganya berangkat menyusul ke Australia.
Agar keluarga dapat berangkat bersama dengan kita saat akan memulai perkuliahan, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan:
1. Menabung jauh-jauh hari
Membawa keluarga saat studi di Australia tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit.Â
Sponsor beasiswa paling generous sekalipun (LPDP) memberi tambahan tunjangan berupa tunjangan keluarga baru pada tahun ke dua.Â
Artinya biaya tahun pertama jika membawa keluarga ya harus ditanggung sendiri. Belum lagi tiket pesawat serta biaya asuransi. Bagi orang macam saya dengan penghasilan pas-pasan tentu saja harus menabung jauh-jauh hari.
Berupaya untuk tidak membeli barang yang tidak terlalu penting adalah salah satu hal mutlak yang harus dilakukan.Â
Saya bahkan berusaha menabung beberapa tahun sebelum berangkat. Bahkan sebelum dinyatakan diterima di universitas di Australia.Â