Mohon tunggu...
Nurul Hidayah
Nurul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu dua anak, PhD Student at Monash University Australia

Menyimpan jejak petualangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesehatan Mental di Monash University

31 Agustus 2022   01:01 Diperbarui: 31 Agustus 2022   15:20 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Informasi Konseling. Sumber: Website Monash University

Artis  Korea Yoo Ju Eun dikabarkan meninggal dunia. Ia diduga mengakhiri hidupnya di usia yang masih muda, 27 tahun. Hal ini mengingatkan saya pada peristiwa beberapa bulan lalu di dekat tempat tinggal saya. Jelang buka bersama di sebuah komunitas muslim, sebagian kawan batal hadir karena ada blockade jalan. Ia terpaksa putar arah untuk pulang.

Tak lama berselang, sebuah video diunggah oleh salah seorang penduduk di grup neighbourhood suburb kami. Tampak seorang pria berada di pagar jalan layang tengah mencoba menjatuhkan diri. Untunglah polisi berhasil menyelamatkan. Seorang anggota grup kemudian meminta agar video yang diunggah segera dihapus. Ia khawatir, orang yang mencoba bunuh diri tadi semakin tertekan jiwanya. Salut dengan sikap anggota grup tersebut. Orang yang mencoba bunuh diri dalam keadaan tertekan jiwanya. Sepatutnya ia mendapat pertolongan, penguatan bukan malah disudutkan.

Di Australia, kesehatan mental merupakan aspek yang cukup diperhatikan seperti halnya kesehatan fisik. Mendatangi psikolog ataupun psikiater bukan lagi hal yang tabu dilakukan. Seperti halnya fisik, gejala kecil jika dibiarkan lama-lama bisa berakibat fatal. Saat mental kurang sehat, terkadang fisik pun akan terasa sakit.  Tak heran saking pentingnya kesehatan mental, pihak penyedia asuransi OSHC (Overseas Student Health Cover) sampai mengirimi email khusus terkait fasilitas kesehatan mental.

Bukan hanya penyedia asuransi saja yang memperhatikan kesehatan mental ini. Pihak kampus seperti Monash University pun menyediakan Konselor untuk membantu mahasiswa yang ingin berkonsultasi. Faktor syok dengan budaya baru, jauh dari keluarga, dan beban akademik terkadang bisa mengganggu kesehatan mental. Bila mahasiswa merasa ada yang kurang beres dengan mentalnya tak perlu ragu dan malu untuk berkonsultasi. Yang repot adalah kalau kita tidak menyadari jika mental kita sedang bermasalah.

Guna mendukung kesehatan mental para mahasiswa, berbagai workshop pun digelar. Salah satunya adalah "Mindfulness for Academic Success". Workshop tersebut membuat saya tersadar bahwa stress  dalam batas-batas tertentu adalah hal yang wajar. Itu artinya kita memang manusia. Mengetahui ada juga rekan-rekan lain yang bernasib sama kadang membuat saya merasa menjadi manusia normal. Emosi negatif yang ada dalam diri adalah hal yang wajar. Langkah berikutnya adalah bagaimana kemudian kita mengelola emosi tersebut. Alih-alih reaktif terhadap situasi sekitar,  kebiasaan diam sejenak sebelum merespon merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan mental. Jika kita tak bisa mengatasi sendiri, tak ada salahnya kita meminta bantuan teman atau bantuan ahli. Tak perlu malu kala kita mengalami kesehatan mental yang tidak fit. Sungguh, itu bukan sebuah kejahatan namun perlu disembuhkan.

Untuk menjaga kesehatan mental, terkadang kita membutuhkan teman. Maka, perkumpulan-perkumpulan pelajar pun mendapat ruang yang cukup baik di kampus. Organisasi-organisasi mahasiswa dapat berekspresi sejauh tidak mengganggu kehidupan kampus.

Kesehatan fisik dan mental merupakan dua sisi yang berkaitan. Olahraga yang dilakukan secara mindful pun dapat membantu menjaga kesehatan mental. Dalam hal ini kampus menyediakan tempat olahraga yang sangat memadai.

Tak hanya fasilitas  yang dapat membantu menjaga kesehatan mental. Para dosen pembimbing pun sangat memperhatikan mahasiswanya. Supervisor tak hanya menanyakan tentang progress penelitian misalnya, tetapi juga keadaan keluarga. Supervisor saya malah terkadang mengajak para mahasiswa bimbingannya jalan-jalan. Supaya bisa menjalani PhD dengan happy katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun