Biaya kuliah di Australia terhitung mahal. Berdasarkan informasi yang dirilis studyaustralia.gov.au, sebuah situs resmi pemerintah Australia, biaya kuliah cukup beragam. Untuk jenjang sarjana adalah sekitar AU$20.000 hingga AU$45.000 AUD per tahun. Sementara untuk jenjang master AU$22.000 hingga AU$50.000 per tahun. Sedangkan untuk jenjang doktoral AU$20.000 hingga AU$40.000 per tahun. Meski demikian, ada juga yang lebih tinggi. Sebagai contoh, tuition fee untuk jenjang doktoral bidang bedah medis di ANU (Australia National University) adalah sekitar AU$85.000 per tahun. Jika kurs AU$ ke IDR hari ini adalah 10.300, bisa kalikan sendiri jumlahnya berapa. Angka yang fantastis bukan?
Bagi sebagian orang yang ingin merantau, mengenyam pendidikan di Australia dan memiliki modal yang cukup, uang tentu saja bukan halangan. Namun bagi kebanyakan orang tentu saja tidak mudah mengumpulkan uang untuk membayar biaya kuliah di Australia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pendapatan per kapita Indonesia adalah 62,2 juta rupiah pada tahun 2021. Angka yang meningkat jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Namun demikian bila dibandingkan dengan biaya kuliah yang paling rendah saja misalnya AU$20.000 atau setara 206 juta rupiah tentu saja masih cukup jauh. Oleh sebab itu, ada beberapa cara agar dapat membiayai uang kuliah dan juga biaya hidup di Australia. Salah satunya adalah dengan mencari beasiswa. Beberapa beasiswa yang bisa diakses warga Indonesia untuk dapat kuliah di Australia diantaranya,
1. Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dan kemendikbudristekÂ
Beasiswa LPDP di bawah kemenkeu dan bekerja sama dengan kemendikbudristek ini ditujukan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan kualifikasi tertentu. Kita bisa mendaftar beradasarkan kategori-kategori yang ada. Setahu saya tidak ada batasan jumlah pendaftar yang akan lolos. Sepanjang memenuhi kriteria, mencapai batas skor tes tertentu, bisa jadi pelamar dapat lolos. Namun demikian tidak mudah juga. Seleksi beasiswa LPDP cukup ketat demi menyaring putera-puteri terbaik bangsa.
Beasiswa ini termasuk dermawan. Selain uang kuliah, awardee akan mendapatkan juga uang buku, dana aplikasi visa, dana asuransi, dana transportasi, dana kedatangan, biaya hidup, dan biaya penelitian. Selain itu, untuk jenjang doktor ditambah dengan tunjangan kelurga mulai tahun kedua. Besarnya 25% dari biaya hidup dengan jumlah maksimal dua orang anggota keluarga yang ditanggung. Enak sekali bukan?Â
Untuk mendaftar beasiswa ini, kita harus memilih universitas sesuai daftar yang diberikan LPDP. Tenang, jumlahnya banyak kok. Universitas-unversitas top semuanya ada dalam daftar. Untuk kategori reguler pada tahun 2022 ada dua puluh universitas di Australia yang terdapat dalam list.
2. Beasiswa AAS (Australia Award Scholarship)
Sesuai namanya, beasiswa ini didanai oleh pemerintah Australia. Setiap tahunnya menurut situs Australia Awards, sekitar 2000 orang dari sejumlah 27 negara berkembang memperoleh beasiswa ini. Indonesia sudah lebih dari enam puluh tahun memperoleh jatah beasiswa ini. Proses seleksinya cukup selektif. Namun, jika lolos, bukan hanya uang kuliah saja akan ditanggung. Biaya visa, biaya asuransi, uang saku saat persiapan keberangkatan, tiket pulang pergi Australia, biaya kedatangan, biaya hidup serta biaya fieldwork jika riset kita membutuhkan fieldwork. Asyik sekali bukan?
3. Beasiswa DAP (Destination Australia Program)
Beasiswa ini didanai juga oleh pemerintah Australia. Universitas-universitas yang eligible diberi dukungan dana untuk memberikan beasiswa baik kepada mahasiswa baik mahasiswa lokal maupun internasional setelah melalui tahap seleksi. Besarnya tidak full seperti LPDP dan AAS memang. Meski demikian cukup lumayan untuk membantu membayar biaya kuliah. Besarnya sekitar AU$15.000 per tahun.