Mohon tunggu...
Nurul Azizah AR
Nurul Azizah AR Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stunting Mengancam Anak Bangsa, Ayo Cegah Stunting Kenali Penyebanya

6 Desember 2023   14:40 Diperbarui: 6 Desember 2023   14:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Stunting merupakan masalah serius yang dapat mengancam perkembangan anak-anak di Indonesia. Kekurangan gizi pada masa pertumbuhan bisa berdampak pada kesehatan dan perkembangan mereka di masa depan. Program pencegahan stunting penting untuk menangani masalah ini.Stunting adalah kondisi kekurangan Gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dalam jangka waktu yang lama Stunting dapat menyebabkan beberapa masalah bagi tumbuh kembang anak, perkembangan otak dan fisik anak terhambat yang menyebabkan anak kerdil dan sulit berprestasi, rentan terhadap penyakit, ketika beranjak dewasa daya tahan tubuh anak yang menderita stunting kurang dan berresiko menyebabkan penyakit jantung, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya Penderita Stunting di indonesia tidak hanya di alamai oleh keluarga miskin dan kurang mampu, tetapi juga di alami oleh keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonominya. walapun angkanya semakin memburuk pada kelompok masyarakat miskin.

 Dari data yang di ringkas oleh kementerian kesehatan Inonesia menempati urutan teratas dalam jumlah penderita stunting di Asia Tenggara. Tentunya kondisi tersebut cukup memprihatinkan dan perlu mendapatkan perhatian. Kendati Stunting tidak dapat diobati pada penderita yang sudah terlanjur mengalami stunting namun masih ada harapan dan jalan keluar. Stunting dapat kita cegah dengan memperhatikan kesehatan dan asupan gizi pada 1000 hari pertama kelahiran.Pada masa kehamilan ibu harus memperhatikan asupan gizi, perbanyak konsumsi makanan yang bersumber dari protein hewani sehingga asupan gizi seimbang,Pada usia 0-6 bulan bayi harus mendapatkan ASI Eksklusif. ASI sangat penting dan di sarankan bagi bayi pada usia 0-6 bulan untuk menjamin asupan gizi dan daya tahan anak.

 Perlu di ketahui bahwa semua ibu yang melahirkan sudah pasti memiliki ASI untuk diberikan pada anakanya, bagi ibu -- ibu yang ASInya terhambat keluar perlu mempelajari lebih jauh bagaimana cara merangsang ASI. tentu saja dengan berkonsultasi pada bidan atau dokter.Pada usia 6 bulan Hingga 2 Tahun selain mendapatkan ASI bayi juga di berikan makanan pendamping yang jumlah dan frekwensinya disesuaikan dengan usianya. Konsultasikan pada dokter tentang jenis makanan pendamping yang tempat untuk kondisi bayi anda.Untuk mencegah kasus Stunting semua pihak perlu terlibat untuk mendukung prongram -- program pemerintah dalam mengatasi masalah stunting Pemberdayaan masyarakat.Masyarakat perlu didukung agar mampu menggunakan dana desa untuk memerangi stunting di desanya dengan menyelenggarakan dan menguatkan layanan Posyandu dan kelas Ibu. Dengan dana desa, keluarga tidak mampu dan sulit di jangkau juga bisa didukung agar mereka dapat mengakses layanan di Posyandu dan Puskesmas

Kecakapan tenaga kesehatan terutama bidan dan kader perlu diperkuat agar mampu memberikan pelayanan gizi dan kesehatan yang lebih baik. Pelatihan ini termasuk diantaranya pelatihan konselaing Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) dan pelatihan cara mengukur tinggi dan berat badan anak.Pemberian SUplemen Gizi Mikro Untuk Ibu dan Balita Ibu hamil dan balita perlu kecukupan gizi mikro agar tumbuh kembang janjin dan balita optimal. Karena itu, pemerintah perlu memastikan ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD) di fasilitas -- fasilitas kesehatan tempat ibu hamil memeriksakan kandungannya serta ketersediaan vitamin A dan obat cacing di setiap Posyandu.Memfasilitasi keluarga untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat serta mengkonsumsi air minum yang aman.Angka diare anak -- anak yang keluarganya buang air besar sembarangan, 66% lebih tinggi dibandingkan dengan yang keluarganya menggunakan jamban sehat. Oleh karena itu Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB) harus diperluas, untuk memastikan setiap keluarga memiliki dan menggunakan jamban sehat. Selain itu, akses terhadap air bersih bagi masyarakat harus diperluas, dan masyarakat perlu dididik agar dapat mengolah dan menyimpan air minum dengan aman.

Upaya perubahan prilaku dan advokasi terhadap berbagai pemangku kepentingan Semua program pemerintah tersebut tidak akan sinambung tanpa perbaikan prilaku serta kebijakan pemerintah yang kondusif. Karena itu upaya komunikasi ditingkat masyarakat maupun media massa, serta advokasi terhadap pemerintah dan pihak swasta, perlu terus dilakukan. Selain itu mobilisasi berbagi sektor dan pihak dalam pencegahan stunting harus menjadi prioritas bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun