Kasus bullying bukan lagi menjadi hal yang asing di telinga kita. Akhir-akhir ini, kasus bullying sedang marak terjadi di kalangan pelajar. Mulai dari tingkat SD,SMP,SMA, bahkan tingkat Mahasiswa sekali pun. Bullying merupakan tindakan agresif, baik secara fisik maupun verbal yang dilakukan oleh individu. Tindakan tersebut dilakukan secara berulang kali, dan terdapat perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban.
Masa remaja merupakan periode penting bagi anak-anak yang beranjak dewasa dalam menentukan jati diri mereka. Masa pencarian jati diri ini akan menimbulkan sebuah rasa kompetitif dalam diri mereka, sehingga mereka merasa ingin diakui dan juga diterima dalam suatu komunitas atau kelompok. Sayangnya, sikap ini tidak diiringi dengan kemampuan para remaja yang belum mampu mengontrol emosi mereka sendiri. Masa-masa ini juga menjadi masa perubahan emosi dan sosial seorang remaja, sehingga mereka akan mengalami pergeseran perilaku. Hal ini akan membuat mereka ingin menjadi yang terdepan dan tak ingin disaingi.
Bullying tidak akan terjadi apabila pelakunya tidak mempunyai keinginan untuk membully. Keinginan ini tidak akan muncul tanpa adanya suatu dorongan atau motivasi yang mendorong dia untuk melakukannya. Dorongan ini bisa muncul dari dalam diri seseorang maupun dari luar. Seperti keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi kompeten dan dan melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Selain itu, faktor budaya juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bullying.
 Korban bullying sering kali merujuk pada mereka yang memiliki kekurangan fisik (cacat), keterbatasan ekonomi, dan hal lain yang menjadi penyebab mereka mudah untuk dibully. Dampak negatif dari tindakan bullying terhadap korban ialah membuat seseorang minder, kurangnya rasa percaya diri, fokus belajar menurun dan masih banyak lagi.
Upaya mencegah dan mengurangi tindakan bullying harus dilakukan dan didukung oleh semua pihak, baik orang tua, guru, maupun lingkungan sekitar. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan yaitu melalui sosialisasi pencegahan bullying pada siswa sekolah. Kemudian, cara kampus dalam mengatasi dampak bullying yang terjadi di lingkungan kampus adalah dengan memberikan sugesti dan motivasi kepada pelaku maupun korban bully. Sugesti yang diberikan kepada pelaku agar tidak melakukan tindakan bullying lagi dan motivasi tersebut diberikan kepada korban agar korban dapat melawan tindakan bullying yang tertuju kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H