Mohon tunggu...
nurul azizah
nurul azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang memiliki hobi mendaki dan berpetualang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Identitas: Memecah atau memperkuat Persatuan Bangsa?

23 Desember 2024   17:29 Diperbarui: 23 Desember 2024   17:29 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan suatu negara yang dikenal dengan keragaman budayanya. Dengan lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai agama yang dianut oleh penduduknya, negara ini menghadapi tantangan unik dalam menjaga persatuan dan harmoni. Salah satu tantangan terbesar yang muncul dalam konteks ini adalah politik identitas. Merupakan sebuah fenomena yang dapat menguatkan solidaritas di antara kelompok yang memiliki identitas yang sama, namun juga dapat menyebabkan perpecahan dan konflik sosial yang mendalam. Politik identitas telah menjadi isu yang hangat dan kompleks dalam dunia politik modern.

Dalam konteks politik di Indonesia, politik identitas memainkan peran yang signifikan, terutama menjelang pemilu 2024. Praktik politik identitas melibatkan strategi dan taktik untuk memobilisasi massa berdasarkan identitas seperti suku, agama, ras, atau gender demi mendapatkan dukungan politik atau keuntungan elektoral. Namun, politik identitas juga seringkali menjadi sumber polarisasi sosial dan konflik yang merugikan masyarakat secara keseluruhan. Namun, politik identitas yang ekstrem dapat memberikan kesan negatif, terutama di negara demokrasi seperti Indonesia, di mana dukungan seharusnya didasarkan pada penilaian individu bukan semata-mata kesamaan identitas.

Salah satu contoh nyata politik identitas di Indonesia adalah penggunaan agama sebagai alat politik oleh elite politik. Mereka memanfaatkan agama kelompoknya untuk memperoleh kekuasaan dan mendapatkan simpati masyarakat agar memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan. Hal tersebut menyebabkan ketegangan antar kelompok dapat meningkat, teritama jika ada pihak yang merasa identitas mereka diabaikan atau diserang. Dalam situasi seperti ini, polotik identitas dapat memperdalam jurang perbedaan dan mengancam stabilitas sosial.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin dan masyarakat untuk mengelola politik identitas dengan bijak. Pendekatan inklusif yang menghargai semua identitas tanpa mengorbankan persatuan nasional adalaah kunci  untuk memanfaatkan potensi positif dari politik identitas. Dengan demikian, politik identitas dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat persatuan bangsa, asalkan digunakan dengan cara yang adil dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun