Industry farmasi menghasilkan residu yang dapat mencemari alame terutama melalui pembuangan cairan yang mengandung zat aktif seperti antibiotik dan hormon. Senyawa-senyawa ini memiliki daya tahan lama di lingkungan, mengancam keseimbangan ekosistem akuatik dan berkontribusi terhadap resistensi bakteri. Selain itu, proses pembuatan obat juga berperan dalam merusak keanekaragaman hayati melalui pencemaran tanah dan udara oleh bahan kimia berbahaya.
Semakin meningkatnya kesadaran global akan dampak lingkungan, berbagai negara mulai menerapkan regulasi untuk mengurangi polusi yang ditimbulkan industry farmasi. Namun, tantangan besar masih ada terkait biaya penerapan teknologi yang ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efisien. Kerja sama antara industry, pemerintah, dan Masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan Solusi yang berkelanjutan.
Konsep ekologi industry menjadi landasan penting dalam menangani isu ini. Ekologi industry menekankan pendekatan sistematis untuk mengurangi dampak lingkungan melalui efisiensi sumber daya dan pengelolaan limbah yang lebih baik. Dalam lingkup farmasi, konsep ini diimplementasikan melalui farmasi ramah lingkungan, yang mencakup pengembangan bahan kimia yang berkelanjutan, metode produksi yang rendah emisi, dan pengelolaan limbah yang efisien.
Dampak Ekologis Industri FarmasiÂ
1. Pencemaran AirÂ
2. Resistensi Antibiotik.Â
3. Kerusakan Biodiversitas.Â
4. Emisi karbon
Tantangan Industri Farmasi
1. Biaya Tinggi: Teknologi ramah lingkungan membutuhkan investasi besar.
2. Kurangnya Kesadaran akan Dampak Limbah Farmasi