Mohon tunggu...
Nurul Annisa
Nurul Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Netanyahu Akui "Kesalahan Tragis" dalam Serangan Israel di Rafah, Palestina

29 Mei 2024   16:04 Diperbarui: 29 Mei 2024   16:30 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui adanya kesalahan tragis yang mengakibatkan kematian puluhan orang di kota Rafah, Gaza selatan. Insiden ini terjadi setelah serangan Israel pada malam sebelumnya yang menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina, termasuk individu yang tinggal di tenda-tenda yang terbakar habis. Netanyahu menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menegaskan komitmennya untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut.

Dalam pidato di hadapan parlemen Israel pada hari Senin, 27 Mei 2024, Netanyahu menekankan bahwa Israel sedang melakukan investigasi terhadap insiden yang terjadi pada malam Minggu itu. Serangan udara yang menghancurkan ini telah memicu kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk dari beberapa sekutu terdekat Israel seperti Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan kemarahan atas meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza.

Netanyahu menegaskan bahwa Israel berupaya mematuhi hukum internasional meskipun menghadapi pengawasan dari pengadilan internasional. Salah satu pengadilan tersebut, minggu lalu, meminta Israel untuk menghentikan serangan di Rafah. Insiden pada malam Minggu itu, yang tampaknya menjadi salah satu yang paling mematikan dalam perang tersebut, telah menyebabkan jumlah kematian warga Palestina melampaui 36.000 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Menanggapi kecaman internasional dan kritik, Netanyahu menegaskan bahwa penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan penyebab insiden tersebut. Ia menyampaikan simpati terdalamnya untuk keluarga yang berduka dan menegaskan komitmennya untuk melanjutkan konflik hingga semua tujuan tercapai. Netanyahu juga mengakui bahwa ada sesuatu yang salah meskipun militer Israel berusaha meminimalisir kerugian pada non-kombatan. Ia menekankan pentingnya mengambil setiap langkah untuk melindungi warga sipil dan memastikan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berusaha keras menghindari korban sipil.

Komunitas internasional, termasuk Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah mengutuk serangan tersebut dan mendesak Israel untuk mematuhi putusan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan serangan di Rafah. Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, mengatakan bahwa metode dan cara perang yang digunakan oleh Israel, yang telah menyebabkan banyak kematian sipil di masa lalu, tidak mengalami perubahan.

Meskipun mendapat kritik, Netanyahu tetap berkomitmen untuk mencapai "kemenangan total" di Rafah. Militer Israel sedang bekerja untuk menentukan bagaimana serangan presisi dengan menggunakan amunisi khusus dapat menghasilkan dampak yang begitu menghancurkan. 

Pidato Netanyahu di Knesset dengan responsnya terhadap insiden Rafah, Ia mengingatkan para pemimpin dunia bahwa, jika Israel tidak memenangkan perang ini, mereka akan menghadapi bahaya yang lebih besar di masa depan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun