Mohon tunggu...
Nurul Amelia
Nurul Amelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA

Seorang siswi SMA sekaligus seorang otaku, memiliki hobi membaca komik dan juga menonton anime. Sering membuat cerpen bergenre fantasy dan sangat tidak menyukai cerita bergenre romance. Memiliki impian bisa membuka portal isekai dan memiliki kekuatan untuk menaklukkan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Langit Celesterra

27 November 2024   13:38 Diperbarui: 27 November 2024   13:43 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Eris mengusap rambut Eddie dengan lembut. "Dunia luar itu berbahaya. Kau tak akan bertahan sehari." Ucap Eris dengan nada yang halus.

"Tapi aku harus mencoba!" jawab Eddie. Suaranya penuh keberanian, meskipun hatinya gemetar.

Eris menghela napas. "Kalau kau benar-benar ingin pergi, ambillah ini." Dia menyerahkan sebuah kalung berbentuk lingkaran dengan simbol bintang di tengahnya. "Ini adalah barang yang orangtua mu tinggalkan. Aku rasa kau akan membutuhkannya."

Eddie terkejut. Selama ini, dia tak tahu apa pun tentang orang tuanya. Tapi dia tidak punya waktu untuk bertanya. Dia menerima kalung itu, mengucapkan terima kasih, lalu pergi.

Malam itu, Eddie menyelinap keluar dari kota. Dengan kecerdikan dan keberuntungan dia berhasil melewati penjaga dan memanjat tembok besar Celesterra. Begitu berada di luar, Eddie merasa udara berbeda, lebih segar dan penuh kehidupan. Tapi rasa lega itu hanya sesaat. Dari kegelapan hutan, mata-mata merah menyala menatapnya dengan haus darah.

"Pemuda Celesterra," suara serak menggema dengan keras. "Kau melanggar batas wilayah kami."

Eddie menoleh dan melihat makhluk yang mengerikan, sebuah  makhluk dengan tubuh berbulu hitam, taring panjang dan mata merah menyala. Makhluk itu melangkah mendekat, tetapi sebelum ia bisa menyerang, kalung di leher Eddie bersinar terang. Makhluk itu terhenti dan menggeram.

"Kau... keturunan Penjaga Cahaya?" Makhluk itu bertanya dengan hati-hati, dengan perlahan, makhluk itu melangkah mundur dan pergi.

Eddie tidak tahu apa maksudnya, tetapi dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia berlari sejauh mungkin, meninggalkan hutan dan makhluk di belakangnya.

Hari-hari berlalu, dan Eddie terus berjalan tanpa tujuan pasti. Namun, setiap malam, dia melihat cahaya yang sama di langit, seolah-olah memberi petunjuk arahnya. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan berbagai makhluk aneh, seperti peri hutan yang baik hati, naga kecil yang menyukai teka-teki, dan bahkan manusia lain yang juga mencari kebenaran tentang dunia luar.

Salah satu teman perjalanannya adalah Lily, seorang penyihir muda yang melarikan diri dari akademi sihirnya. Dia memiliki sihir yang berunsur alam, yang sering kali menyelamatkan mereka dari bahaya. Lily juga yang pertama kali menjelaskan tentang legenda Gerbang Astraea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun