Mengenal Holocaust
Holocaust merupakan peristiwa pembantaian massal jutaan umat Yahudi oleh rezim nazi yang dilaksanakan dengan sistematis.
Peristiwa ini merupakan peristiwa besar dalam sejarah dunia yang ternilai sangat keji.
Holocaust dikenal juga dengan shoah, yang berarti malapetaka.
Latar Belakang Terjadinya Holocaust
Dalam sejarah, umat Yahudi telah didiskriminasi sejak lama. antisemitisme, kebencian dan prasangka terhadap orang-orang Yahudi telah mengakar di masyarakat Eropa.
Orang Yahudi pada saat itu dipaksa untuk pindah agama, diboikot, bahkan tidak diizinkan melakukan profesi tertentu.
Pada abad ke 17 sampai abad 19 mulai diberlakukan undang-undang yang melarang diskriminasi terhadap orang Yahudi.
Akan tetapi, paham antisemitisme yang telah mengakar tersebut sudah terpatri sangat kuat di benak masyarakat sehingga sulit untuk dihilangkan.
Adolf Hitler, konselir tertinggi Jerman yang diangkat pada tahun 1934, merupakan salah seorang yang sangat membenci orang-orang Yahudi.
Sejak remaja, paham antisemitisme sudah tertanam di benak Hitler. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya Holocaust.
Partai Nazi, yang saat itu menjadi satu-satunya partai yang berkuasa di Jerman, turut menganut paham antisemitisme tersebut.
Orang-orang Yahudi disalahkan oleh segala sesuatu yang terjadi, permasalahan ekonomi, politik, serta turut disalahkan atas terjadinya kekalahan Jerman dari perang dunia I pada tahun 1914-1933.
Lokasi HolocaustÂ
Sebelumnya, antara tahun 1933 hingga 1945, Jerman Nazi dan sekutunya mendirikan lebih dari 44.000 kamp dan lokasi penahan lain umat Yahudi (termasuk Ghetto).
Kamp-kamp konsentrasi yang berjumlah puluhan ribu ini terbentuk di seluruh wilayah yang dikuasai Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler dan dibantu oleh sekutunya. Sekitar 6 juta orang Yahudi tewas dalam peristiwa Holocaust ini.
Pada awal tahun 1941, wilayah yang diduduki Jerman di Eropa mulai meluas, termasuk ke Uni Soviet.
Setelah Jerman menginvasi Uni Soviet pada Juni 1941, unit-unit pasukan Jerman mulai melakukan penembakan massal terhadap orang-orang Yahudi. Pada awalnya, unit-unit ini menyasar laki-laki Yahudi usia militer.
Tetapi pada Agustus 1941, mereka mulai membantai seluruh komunitas Yahudi. Pembantaian ini sering dilakukan di siang hari dan dilihat serta didengar dengan jelas oleh penduduk setempat. Hingga sebanyak 500.000 orang Yahudi tewas di tangan Nazi saat itu.
Dampak Holocaust
Holocaust baru dapat dihentikan pada saat Jerman kalah dalam perang dunia II pada tahun 1945, juga saat kanselir tertinggi Jerman, Adolf Hitler mati bunuh diri.
Sebanyak kurang lebih enam juta umat Yahudi di Eropa mati dalam peristiwa Holocaust.Â
Jumlah korban tersebut setara dengan dua pertiga populasi Yahudi di Eropa saat itu.
Orang-orang Yahudi yang selamat dari pembantaian tersebut merasa tidak punya keluarga dan tetap dikecam oleh masyarakat Non-yahudi setempat.
Akibatnya, pada akhir tahun 1940-an, Eropa kebanjiran pengungsi dan tawanan perang. Hal itu memaksa pihak sekutu untuk menciptakan tanah air bagi orang Yahudi yang selamat dari Holocaust, yang kemudian mengarah ke pembentukan Israel.
Mirisnya, setelah mendapatkan pengalaman pembantaian dan diskriminasi selama puluhan tahun, orang-orang Yahudi tersebut mengulangi perbuatan yang sama dengan tangannya sendiri.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H