Mengejutkan, hujan reda malam ini setelah berhari-hari tanpa jeda, tanah basah menguapkan aroma khas sesudah hujan. Pecinta hujan pasti mengenal aroma ini.
Langit cerah bertabur bintang tanpa awan yang menghalanhi pemandangan ini. Bulan sabit juga terlihat elok di sebelah gemintang. Tidak tahu nama-nama rasi bintang karena ilmu Astronomi masih menjadi hal yang sulit dimengerti.
Pemandangan malam seperti ini selalu menjadi yang menyenangkan untuk diperhatikan sebelum tidur. Dapat menyaksikannya dengan mata telanjang sudah sangat bahagia, apalagi jika bisa menjelajah pemandangan menakjubkan ini dengan teropong bintang, namun bersabar dan menabung saja dulu.
Astrophile, itulah sebutan mereka yang sangat menyukai segala hal tentang benda angkasa.
Bagi mereka, angkasa bagaikan kotak harta karun yang penuh teka-teki yang ingin di jelajahi. "Menakjubkan" kata andalan sang penyuka benda langit ini, tiap menyaksikan bintang.
September awal, malam cerah, mereka menyaksikan peristiwa yang terjadi setiap 88 hari sekali yaitu Aphelion Merkurius tanpa alat bantu.
Yaitu konfigurasi ketika planet berada di titik terjauh dari Matahari. Disebabkan oleh orbit planet yang berbentuk elips dengan Matahari terletak di salah satu dari kedua titik fokus orbit tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H