Mohon tunggu...
Nurul Alfiani
Nurul Alfiani Mohon Tunggu... -

UPM, HI 2010

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

George Wilhelm Friedrich Hegel

14 Januari 2011   03:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:37 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

…hanya yang masuk akallah yang akan berumur panjang…

George Wilhelm Friedrich Hegel dilahirkan di Stuttgart pada tahun 1770 dan mulai belajar teologi di Tubingen pada usia 18 tahun. Tahun 1799, dia bekerja dengan Schelling di Jena pada waktu Gerakan Romantik mengalami pertumbuhannya yang paling pesat. Setelah menjalani satu periode sebagai asisten professor di Jena dia menjadi professor di Heidelberg, pusat Romantisisme Nasional Jerman. Pada 1818 dia diangkat menjadi professor di Berlin, tepat pada waktu kota tersebut menjadi pusat spiritual Eropa. Dia meninggal karena penyakit kolera pada 1813 setelah ‘Hegelianisme’ berhasil mendapatkan pengikut yang sangat besar di hampir semua universitas di Jerman.

Hegel menyatukan dan mengembangkan hampir semua gagasan yang muncuk ke permukaan pasa periode Romantik. Tapi dia sangat kritis terhadap banyak tokoh Romantik, termasuk Schelling.

Ruh dunia atau akal dunia adalah seluruh perkataan manusia, sebab hanya manusia yang mempunyai ‘ruh’ – Hegel

Dalam pengertian ini, dia dapat membicarakan tentang kemajuan ruh dunia sepanhang sejarah. Dia mengacu pada kehidupan manusia, pikiran manusia, dan kebudayaan manusia.

Dasar dari kesadaran manusia berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karena itu tidak ada ‘kebenaran abadi’, tidak ada akal yang kekal. Satu-satunya titik pasti yang dapat dijadikan pegangan bagi filsafat adalah sejarah itu sendiri.

Sejarah itu seperti sungai yang mengalir. Setiap gerakan sekecil apapun dalam air di tempat tertentu ditentukan oleh jatuh dan berpusarnya air di hulu. Tapi gerakan-gerakan ini pun ditentukan oleh bebatuan dan liku-liku sungai pada titik di mana kamu mengamatinya.

Ruh dunia berkembang menuju pengetahuan itu sendiri yang juga terus berkembang. Sama halnya dengan sungai, makin lama sungai menjadi makin lebar ketika mendekati laut. Sejarah adalah kisah tentang ruh dunia yang lambat laun mendekati kesadaran itu sendiri. Meskipun dunia selalu ada, kebudayaan manusia dan perkembangan manusia telah membuat ruh dunia semakin sadar akan nilainya yang hakiki – Hegel

Negasi = pernyataan yang bertentangan.

Dialektika Hegel = tesis-antitesis-sintesis.

Ruh dunia kembali pada dirinya sendiri dalam tiga tahap. Ruh dunia pertama-tama menjadi sadar akan dirinya sendiri dalam individu (ruh subjektif). Ia mencapai kesadaran yang lebih tinggi dalam keluarga, masyarakat, dan negara (ruh objektif à muncul dalam interaksi di antara orang-orang). Ruh dunia mencapai bentuk perwujudan dirinya yang tertinggi dalam ruh mutlak (seni, agama, dan filsafat). Filsafat adalah bentuk pengetahuan tertinggi sebab dalam filsafat, ruh dunia memancarkan pengaruhnya sendiri pada sejarah.

Filsafat = cermin ruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun